Covid-19

Berhenti Merokok Bisa Jadi Cara Mencegah Ketularan Virus Corona?

Krisna Octavianus Dwiputra, 06 Mar 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Belum lama ini Wali Kota Depok menyebut berhenti merokok bisa mencegah penularan virus corona. Tapi, benarkah hal itu membuat Anda terhindar dari COVID-19?

Berhenti Merokok Bisa Jadi Cara Mencegah Ketularan Virus Corona?

Belum lama ini, Wali Kota Depok, Mohammad Idris, meminta masyarakat melakukan pencegahan terhadap coronavirus atau COVID-19. Salah satu cara yang ditekankannya adalah dengan berhenti merokok. Benarkah dari sisi medis berhenti merokok bisa mencegah ketularan virus corona?

Wali Kota Depok Menyarankan Mencegah Coronavirus dengan Stop Merokok

Mohammad Idris pada dasarnya telah mengatakan cara pencegahan itu sebelum ada dua warga depok yang positif virus corona. Ia mengatakan mencegah coronavirus harus terus dilakukan dan mendapat perhatian serius, serta jangan panik.

"Intinya bahwa masyarakat jangan panik. Lakukan tindakan antisipasi, yang penting stop merokok, tidur cukup, makan yang sehat. Ini tindakan antisipasinya," ucap Idris di Kantor Wali Kota Depok, Senin (2/3) seperti dikutip dari CNN Indonesia.

"Virus akan serang tubuh yang lemah, kurang tidur, perokok berat. Merokok bisa buat daya tahan tubuh kurang," ucap Idris.

Seperti diketahui, dua warga Depok sebelumnya positif virus corona dan sudah ditangani di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara.

Upaya pencegahan terus digencarkan saat ini supaya pasien akibat virus corona tidak bertambah. Bahkan, Idris meminta masyarakat agar lekas berobat ke puskesmas atau masyarakat jika mengalami gejala mirip COVID-19, di antaranya demam, batuk dan sesak nafas.

Artikel Lainnya: Hati-hati Virus Corona, Ini Pertolongan Pertama untuk Mengatasinya

1 dari 2

Lalu, Benarkah Merokok Mencegah Ketularan Virus Corona?

Pernyataan Idris soal stop merokok untuk mencegah agar tidak tertular corona membuat masyarakat bertanya-tanya. Apakah benar berhenti merokok mencegah ketularan coronavirus?

Soal ini, dr. Devia Irine Putri dari KlikDokter mengatakan hubungan merokok dan COVID-19 sebenarnya masalah daya tahan tubuh. Orang yang merokok itu jelas terpapar radikal bebas.

Semakin lama merokok, semakin menyebabkan reaksi inflamasi atau peradangan di dalam tubuh.

"Rokok itu kan banyak zat kimia yang dihasilkan dari pembakaran tembakau, seperti nikotin dan tar. Perokok itu kan akumulasinya lama, berarti otomatis terpapar radikal bebas di dalam tubuhnya," ujar dr. Devia.

"Kalau radikal bebas dalam tubuh semakin banyak, berarti tubuh melawannya ada reaksi inflamasi walaupun di dalam sel-sel terkecil dalam tubuh kita," lanjutnya.

Dokter Devia menyebut memang awalnya tidak terasa sama sekali. Namun lama-kelamaan akan membuat sistem daya tahan tubuh Anda menurun.

Artikel Lainnya: Waspada, Penderita Virus Corona Bisa Tidak Menunjukkan Gejala!

"Pasti kita awalnya tidak merasa apa-apa, karena peradangannya dimulai dari sel kecil dulu. Kalau reaksi inflamasi tubuh meningkat, itu akan menurunkan sistem daya tahan tubuh," tegas dr. Devia.

"Ini kaitannya memang dengan sistem daya tahan tubuh. Penularan virus corona bisa terjadi karena sistem imunitas tubuh yang buruk," lanjutnya. Jadi, bisa dikatakan bahwa dengan berhenti merokok, kekebalan tubuh juga jadi lebih kuat untuk mencegah bahaya dari luar, salah satunya coronavirus.

Namun, dr. Devia menyebut, bahwa berhenti merokok adalah hal yang pasti sulit dilakukan. Orang biasanya butuh waktu yang sangat lama untuk bisa berhenti dari aktivitas tersebut.

Ia malah menyarankan agar menguranginya secara bertahap, terlebih saat ada dalam masa virus corona seperti ini.

"Berhenti merokok bagi para perokok adalah hal yang sulit. Namun, kalau mengurangi mungkin sangat amat bisa dilakukan, ya," tegas dr. Devia.

Misalnya Anda biasa merokok 12 batang per hari, sekarang usahakan 6 batang saja alias mengurangi setengahnya. Lebih baik lagi nanti kalau bisa berhenti total.

Artikel Lainnya: Tanda-tanda Seseorang Sudah Sembuh dari Virus Corona

2 dari 2

Untuk Menghindari Virus Corona, Selalu Utamakan Pencegahan

Apa yang dikatakan Wali Kota Depok ada benarnya juga. Pencegahan harus selalu dilakukan dan diperhatikan dengan baik. Selain itu, ada beberapa langkah lain yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan virus corona, antara lain seperti berikut ini.

  • Konsumsi makanan bergizi seimbang, melakukan aktivitas fisik minimal setengah jam setiap hari, cukup istirahat, dan segera berobat kalau sakit. Periksa ke dokter wajib dilakukan terutama bila sakitnya mirip gejala flu, radang tenggorokan, atau pneumonia.
  • Hindari bepergian ke lokasi yang terjangkit. Sebisa mungkin hindari kontak langsung dengan penderita. Jangan masuk wilayah isolasi tanpa peralatan pengamanan dan perlindungan petugas medis.
  • Apabila dalam perjalanan merasa berinteraksi dengan orang yang sedang demam, batuk, dan susah bernapas, segera periksakan diri ke dokter di rumah sakit setempat.
  • Jika habis bepergian ke luar negeri dan saat kembali ke Indonesia menunjukkan gejala demam, batuk, dan sesak napas, maka segeralah berobat ke rumah sakit.
  • Konsumsi suplemen untuk menguatkan daya tahan tubuh. Minum suplemen yang mengandung vitamin C dan D, serta zinc untuk menjaga kekebalan tubuh tetap kuat.
  • Gunakan masker N95 saat bepergian atau berada di kerumunan. Masker dapat membantu Anda terlindungi dari udara yang bervirus.
  • Jangan lupa perhatikan gejala yang timbul antara lain demam, batuk, dan sesak napas (mirip flu berat dan pneumonia). Kalau sudah muncul gejala seperti itu, segeralah berobat ke rumah sakit.
  • Untuk mengurangi gejalanya, dr. Devia menyarankan untuk beristirahat, jangan melakukan aktivitas berat, minum air putih yang banyak, dan minum obat penurun demam seperti parasetamol.

Sudah tahu, kan, salah satu upaya pencegahan yang bisa dilakukan agar tak tertular coronavirus adalah berhenti merokok? Ya, merokok dapat menurunkan sistem daya tahan tubuh dan membuat virus mudah masuk.

Untuk tahu info lanjut tentang mencegah coronavirus, jangan ragu tanya dokter lewat fitur LiveChat di aplikasi KlikDokter, ya.

(OVI/AYU)

virus corona
infeksi virus
Covid-19