Covid-19

Tiongkok Temukan Virus Corona Bisa Bertahan 49 Hari dalam Tubuh!

Tamara Anastasia, 02 Apr 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Studi terbaru mengklaim bahwa virus corona bisa bertahan dalam tubuh seseorang selama 49 hari. Benarkah? Cepat cari tahu infonya di sini!

Tiongkok Temukan Virus Corona Bisa Bertahan 49 Hari dalam Tubuh!

Menanti hasil negatif dari pemeriksaan virus corona tentu menjadi dambaan setiap orang saat ini. Update terbaru, ada total kasus positif corona sebanyak 937.091 di seluruh dunia pada Kamis pagi (02/04).

Jumlah korban akibat virus corona yang bermunculan memang membuat banyak masyarakat jadi resah dan semakin takut. Belum lagi ada studi terbaru yang menemukan bahwa virus corona bisa bertahan dalam tubuh selama 49 hari!

Virus Corona Berada di Tubuh Pasien Tiongkok selama 49 Hari

Menurut sebuah studi yang dilansir dari Tech Times, para peneliti di Tiongkok mengatakan bahwa virus ini telah bermutasi dan bisa bertahan lebih lama untuk menginfeksi manusia dalam waktu hampir dua bulan.

Para peneliti mengatakan, umumnya, virus corona akan bertahan dalam tubuh selama 20 hari, sebelum akhirnya sang pasien dinyatakan positif.

Studi ini dilakukan setelah pria paruh baya diketahui masih memiliki virus corona di dalam tubuhnya setelah 49 hari lamanya. Selama sakit, pria ini memang tidak menunjukkan gejala yang berat.

Tapi, para peneliti mengatakan bahwa virus ini bisa berkembang begitu lama. Karena, pria itu telah menderita kondisi penyakit yang kronis dan menunjukkan bahwa virus itu telah bermutasi dalam dirinya.

Karena kondisinya itu, para peneliti pun menyimpulkan bahwa ada mutasi lain dari virus corona yang tidak berdampak besar, namun sangat sulit untuk dihilangkan.

Artikel Lainnya: Hati-hati Virus Corona, Ini Pertolongan Pertama untuk Mengatasinya

1 dari 2

Kemungkinan Adanya Mutasi Virus Corona Jenis Baru

Salah satu peneliti asal Tiongkok, Dokter Li Tan dan rekan kerjanya berbicara tentang kemungkinan adanya dua jenis virus baru yang dimutasi oleh virus corona, yakni subtipe L dan subtipe S.

Dokter Tan dan beberapa rekan lainnya mengatakan, subtipe L merupakan jenis virus yang lebih umum menyerang pasien ketimbang subtipe S. Ini dikarenakan hampir sebesar 70 persen pasien diketahui memiliki subtipe L. 

Mereka juga telah memperingatkan masyarakat bahwa pasien kronis lain yang mungkin tidak diobati karena gejala ringan masih dapat menyebarkan virus. Akhirnya, dapat menyebabkan berjangkitnya jenis baru.

Artikel Lainnya: Waspada, Penderita Virus Corona Bisa Tidak Menunjukkan Gejala!

 

2 dari 2

Adakah Bahaya dari Temuan Baru Ini?

Adanya temuan baru ini mungkin membuat Anda cemas – apakah virus corona bisa semakin berbahaya?

Dokter Astari Asrini mengatakan, virus corona memang berbahaya untuk tubuh. Tapi, jika ada mutasi lainnya yang mungkin tidak diketahui sebelumnya, maka ini belum bisa dipastikan apakah ada bahaya atau tidak dari mutasi ini.

Namun, menurutnya, apa pun yang berhubungan dengan virus corona memang sebaiknya selalu diwaspadai dan jangan dianggap remeh. Virus corona bisa menyebabkan kematian dan komplikasi penyakit yang berbahaya.

Meski begitu, dr. Astari tetap meminta masyarakat untuk tidak panik. Meski berbahaya bagi tubuh, virus corona masih bisa disembuhkan dengan perawatan yang intensif dari tenaga medis di rumah sakit.

Karenanya, dirinya mengimbau agar masyarakat tidak ragu untuk memeriksakan diri ke rumah sakit apabila mendapati gejala-gejala, seperti:

  • Batuk dan flu
  • Batuk kering
  • Sesak napas
  • Demam tinggi (lebih dari 38 derajat Celcius)
  • Tubuh merasa lemas dan meriang

Tetap optimis lawan COVID-19! KlikDokter bekerjasama dengan Kemenkes dan BNPB untuk membantu menekan angka persebaran virus corona.

Coba pakai Tanya Dokter di aplikasi untuk konsultasi dengan dokter. Baca terus ragam artikel informatif seputar virus corona dan tips kesehatan dari KlikDokter!

(FR/AYU)

virus corona