Covid-19

Ramai #IndonesiaTerserah saat Pandemi COVID-19, Ini Kata Dokter

Ayu Maharani, 19 Mei 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Saat warga dan kebijakan tak sejalan dengan kondisi pandemi virus corona, para tenaga medis COVID-19 membuat tren #IndonesiaTerserah. Begini tanggapan mereka.

Ramai #IndonesiaTerserah saat Pandemi COVID-19, Ini Kata Dokter

Di awal masa karantina dan PSBB, media sosial diramaikan dengan kampanye #DiRumahAja. Sayang, kini tren tagar tersebut tergeser oleh #IndonesiaTerserah. Hashtag ini bermula dari dilonggarkannya PSBB meski angka kasus positif virus corona di Indonesia terus meningkat.

Ungkapan Kekecewaan Tenaga Medis COVID-19

Tentu seharusnya kita menyadari, untuk memberantas wabah virus corona di suatu negara, kita perlu kekompakan dari berbagai aspek – dalam hal ini pemerintah, masyarakat, dan tenaga kesehatan Indonesia.

Jika pemerintah lebih mengedepankan soal ekonomi, lalu masyarakat tidak sabar untuk segera beraktivitas, sementara tenaga medis COVID-19 berjuang sendiri di ranahnya, maka tentu keberhasilan untuk menurunkan angka infeksi hanya mimpi belaka.

Tagar #IndonesiaTerserah datang dari tenaga medis COVID-19 yang mati-matian berjuang di rumah sakit untuk menyembuhkan para pasien.

Ya, benar saja, ini merupakan wujud kekecewaan yang dialami oleh mereka ketika kebijakan pemerintah dan perilaku masyarakat tak berjalan selaras dengan ganasnya virus corona.

Hal itu pun senada dengan penuturan Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhillah, SKep, SH, MKep. Menurutnya, tagar #IndonesiaTerserah adalah bentuk kekecewaan tenaga kesehatan Indonesia terhadap masyarakat.

Pasalnya, kasus pelanggaran protokol kesehatan, seperti ramainya bandara hingga penuhnya pasar dan mall, seperti dianggap lumrah!

Kepada awak media (18/5), ia mengatakan, "Kita dari awal konsisten untuk menyatakan memutus mata rantai dengan stay at home, jaga jarak, pakai masker, cuci tangan, dan jaga kesehatan.

Namun, itu ternyata dilanggar semua. Jadi, bagaimana kita berharap pandemi ini cepat selesai?"

Artikel Lainnya: Perhatikan, Ini 5 Gejala Virus Corona yang Tidak Biasa

1 dari 3

Apa Kata Dokter tentang #IndonesiaTerserah?

Menanggapi apa yang terjadi sekarang, ini penjelasan dr. Reza Fahlevi dan dr. Devia Irine Putri.

Menurut dr. Reza, #IndonesiaTerserah yang datang dari para tenaga medis Indonesia merupakan “tamparan” untuk masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi COVID-19.

“Terlihat pemerintah kurang tegas dan masyarakat masih banyak yang tidak peduli terhadap wabah virus corona. Padahal, kalau masyarakat bersabar dan patuh, serta pemerintah tegas, mungkin wabah ini akan lebih cepat berakhir. Roda perekonomian pun akan lebih cepat berputar lagi seperti Tiongkok,” tuturnya.

“Ya, tapi, kalau masyarakat semau-maunya sendiri dan pemerintah nggak tegas, wallahualam, ya, kapan selesainya wabah ini? Pastinya, makin lama wabah selesai, makin banyak masyarakat yang jadi miskin,” dr. Reza melengkapi.

Sementara itu, pendapat senada juga dipaparkan oleh dr. Devia. Ia berpendapat, “Ini memang ungkapan kekecewaan, tetapi bukan ungkapan rasa menyerah kami. Masih banyak teman-teman sejawat yang bertahan untuk tetap berjuang,” katanya.

“Susah juga, di sisi lain ingin tetap berjuang, tetapi sekarang kami kembalikan lagi kepada masyarakatnya. Seberapa panjang masa pandemi ini tergantung dari perilaku masyarakat,” tambahnya.

Sebagai seorang dokter, dr. Devia juga heran pada orang-orang yang tidak percaya atau menganggap enteng virus corona. Bahkan, ada yang masih menyebarkan informasi yang memicu kontroversi, termasuk teori konspirasi.

“Ini yang bikin peraturan-peraturan jadi belok arah. Jujur, ini yang bikin sedih,” tutup dr. Devia.

2 dari 3

Apa Dampak dari #IndonesiaTerserah?

Bila berlangsung lama dan benar-benar tidak diperhatikan oleh pemerintah dan masyarakat, tren tagar tersebut sebenarnya bisa berdampak fatal.

Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog menjelaskan, “Berdampak fatalnya buat siapa? Buat semua pihak. Ini bikin dokter dan perawat menyerah dan frustrasi karena wabah nggak selesai-selesai.

Kalau kebijakan yang dibikin tak sesuai dan masyarakat seenaknya, bisa saja, lho, mereka mogok dan capek. Kalau sudah begini, kita bisa apa?” kata Ikhsan.

Seharusnya, kita memang bisa belajar dari negara-negara lain yang sudah berhasil menekan penyebaran virus corona.

Tak usah jauh-jauh, Malaysia pun bisa kita jadikan contoh. Negara tetangga yang satu ini kasusnya hanya 6.000 lebih. Sedangkan kita, tiap hari makin meningkat! Hingga siang ini (19/5), Indonesia punya 18.000 lebih kasus positif virus corona (peringkat 33 di dunia).

Artikel Lainnya: Waspada! WHO Peringatkan Adanya Peredaran Obat Virus Corona Palsu!

3 dari 3

Tanggapan Pemerintah soal #IndonesiaTerserah

Menanggapi #IndonesiaTerserah yang digaungkan oleh tenaga medis COVID-19 di Indonesia, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo menyampaikan bahwa pemerintah tidak ingin kalangan dokter menjadi kecewa. Sejak awal, selalu dikedepankan bahwa ujung tombak kita adalah masyarakat.

Ia menambahkan, kalau seandainya masyarakat ada yang terpapar, lalu sakit dan dirawat di rumah sakit, apalagi dengan jumlah yang banyak dan tempat perawatannya penuh, maka yang sangat repot adalah tenaga dokter, termasuk perawat.

Doni mengatakan sebenarnya pemerintah telah membahas perlindungan para tenaga medis, dari perawat hingga dokter. Hal ini dilakukan supaya mereka tidak kelelahan selama masa penanganan COVID-19.

Perlu diketahui, Doni menyampaikan bahwa jumlah dokter Indonesia kurang dari 200.000 orang, sedangkan dokter paru jumlahnya hanya 1.976 orang.

Artinya, satu orang dokter paru harus melayani sekitar 245.000 WNI! Timpang sekali, bukan? Jika kita kehilangan dokter, maka ini kerugian yang sangat besar untuk bangsa.

Terlepas dari bagaimana kelanjutan #IndonesiaTerserah ini, sebagai masyarakat, tentu kita berharap tenaga kesehatan Indonesia tidak putus asa dalam menangani COVID-19. Tanpa mereka, kita tentu tak bisa berbuat banyak, apalagi bila terlanjur sakit.

Jika memang tak ada keharusan untuk beraktivitas di luar rumah selama pandemi, maka lakukanlah aktivitas sehari-hari #DiRumahAja.

Bila memang harus pergi, tetap lakukan protokol kesehatan, khususnya pakai masker, physical distancing, dan cuci tangan.

Untuk mempermudah Kamu periksa gejala, KlikDokter bersama Kementerian Kesehatan RI dan BNPB merilis cek risiko virus corona online.

Selalu jaga kesehatan dan gunakan fitur LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter untuk konsultasi mudah dengan dokter.

(FR/AYU)

virus corona