Covid-19

Waspada, Gejala Virus Corona Bisa Menetap Lebih Lama

Nur Budhi, 30 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Beberapa temuan terbaru mengatakan, gejala COVID-19 bisa menetap selama beberapa minggu, bulan, bahkan tahun. Apa yang mendasari terjadinya hal ini?

Waspada, Gejala Virus Corona Bisa Menetap Lebih Lama

Dunia masih diselimuti oleh kengerian virus corona. Mikroorganisme mematikan yang telah menyebabkan banyak kerugian di bumi ini bahkan terlihat semakin menyeramkan dari hari ke hari.

Beberapa temuan dari penelitian terbaru pun mengungkapkan, seseorang yang mengalami COVID-19 akibat terpapar virus corona bisa mengalami berbagai gejala yang amat mengganggu. Tak hanya seminggu atau dua minggu, gejala virus corona bahkan dikatakan bisa bertahan selama beberapa bulan, tahun, atau selamanya.

Ini Alasan Mengapa Gejala COVID-19 Bisa Menetap

Center for Disease Control and Prevention (CDC), Amerika Serikat, melaporkan COVID-19 dapat menjadi penyakit yang menyebabkan gejala berkepanjangan.

Bahkan, hal ini bisa terjadi pada orang-orang yang sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit kronis.

Hal tersebut diketahui dari survei selama 14 hingga 21 hari yang dilakukan oleh CDC pada 292 orang dengan status positif COVID-19 dan telah dirawat di rumah sakit.

Disebutkan bahwa 94 persen pasien yang disurvei setidaknya memiliki satu gejala yang menetap.

Survei yang sama menyebutkan beberapa gejala COVID-19 yang menetap pada pasien-pasien tersebut, yaitu batuk (43 persen), kelelahan (35 persen), dan sesak napas (29 persen).

Kendati demikian, terdapat pula sekitar 65 persen pasien yang telah kembali ke kondisi kesehatan semula setelah 5 hingga 12 hari dinyatakan positif COVID-19.

Menurut hipotesis para peneliti, salah satu faktor yang memengaruhi menetapnya gejala COVID-19 adalah usia.

Survei tersebut mendapati bahwa usia 50 tahun atau lebih adalah yang paling banyak mengalami gejala virus COVID-19 menetap (47 persen).

Untuk usia 18 hingga 34 tahun, hanya 26 persennya saja yang mengatakan masih merasakan gejala.

Sedangkan untuk kisaran usia 35 hingga 49 tahun, sekitar 32 persen di antaranya masih belum kembali ke kondisi kesehatan sebelumnya.

Artikel Lainnya: Perhatikan, Ini 5 Gejala Virus Corona yang Tidak Biasa

Hasil temuan tersebut membuat beberapa dokter berpikir gejala virus corona mungkin saja akan tetap dirasakan selama bertahun-tahun alias pasien tidak akan sepenuhnya pulih seperti sedia kala.

Salah satu dokter yang mengutarakan pendapat serupa adalah dr. Astrid Wulan Kusumoastuti. Menurutnya, adanya gejala menetap pada pasien COVID-19 mungkin saja disebabkan oleh kerusakan semi-permanen atau permanen pada organ tubuh bagian dalam.

“Seperti pasien stroke. Setelah penyakitnya diatasi, keluhan bicara pelo masih bisa dirasakan. Nah, pasien COVID-19 dapat mengalami kondisi yang mirip dengan itu,” kata dr. Astrid

“Jika terdapat kerusakan di paru-paru, pasien COVID-19 bisa saja masih merasakan keluhan sesak napas setelah dinyatakan sembuh meski tidak separah sebelumnya,” sambungnya.

1 dari 2

Gejala Virus Corona yang Mesti Diwaspadai

Karena merupakan penyakit baru, gejala virus corona masih belum diketahui secara pasti hingga saat ini.

“Bahkan, yang sudah diketahui saja masih bisa berubah seiring bertambahnya pengetahuan, penelitian, atau mutasi virusnya itu sendiri,” tegas dr. Astrid.

Walau demikian, Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami keluhan, seperti demam di atas 38 derajat Celcius, sesak napas, batuk kering, panas dingin, menggigil, nyeri otot, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, dan anosmia atau kehilangan kemampuan untuk mencium bau.

Baca selengkapnya mengenai gejala virus corona (COVID-19) di artikel berikut ini: Gejala Pasien Virus Corona, dari Ringan hingga Kritis!

Artikel Lainnya: 2 Obat Herbal Virus Corona Kalbe Farma Ikut Uji Klinis

2 dari 2

Tips Menurunkan Risiko Tertular COVID-19

Lebih baik mencegah daripada mengobati. Ini berarti, akan lebih baik jika Anda melakukan upaya pencegahan COVID-19 sedini mungkin sebelum virus mematikan tersebut benar-benar hinggap dan menyebabkan kerusakan di tubuh.

Berdasarkan penuturan dr. Astrid, cara terbaik mencegah tertular COVID-19 adalah dengan tetap berada di dalam rumah.

“Cuci tangan berkala, pakai masker saat keluar rumah, mandi, keramas, dan cuci semua baju setelah bepergian. Jangan lupa physical distancing, hindari kerumunan, bawa alat makan sendiri kalau harus makan di luar rumah,” ungkap dr. Astrid.

“Tetap jaga kesehatan dengan makan, istirahat, dan olahraga yang baik. Jika ingin olahraga, sebisa mungkin di rumah saja agar risiko terpapar virus corona bisa lebih diminimalkan lagi,” tegasnya.

Baca selengkapnya mengenai cara menurunkan risiko tertular COVID-19 di artikel berikut ini: Cegah Coronavirus dengan Tenang, Sigap, dan Efektif.

Virus corona dapat dengan mudah menyerang siapa saja. Oleh karena itu, lakukanlah tindakan pencegahan sedini mungkin. Jangan lupa juga untuk selalu menyikapi setiap informasi mengenai virus corona dengan bijak lagi, agar Anda tidak terjebak hoaks.

Jika Anda masih punya pertanyaan mengenai gejala COVID-19 atau masalah kesehatan lainnya, jangan tunda untuk chatting secara langsung dengan dokter melalui LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter. Apabila ingin mendeteksi ada atau tidaknya gejala virus corona, Anda bisa menggunakan fitur Cek Corona Online.

KlikDokter bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk membantu menghentikan penyebaran virus corona di Indonesia.

[AYU/ARM]

virus corona