Obat pereda rasa sakit atau analgesik menjadi penyelamat di kala nyeri menyerang. Tapi di balik itu, obat ini juga dikatakan bisa menyebabkan ketulian jika dikonsumsi terlalu sering. Benarkah?
Analgesik merupakan jenis obat pereda rasa nyeri, yang dijual bebas di pasaran. Beberapa obat jenis ini yang paling terkenal adalah ibuprofen dan parasetamol (asetaminofen).
Analgesik dan Ketulian
Terkait efek samping analgesik yang konon dapat menyebabkan ketulian, studi yang dilakukan di Brigham and Women’s Hospital menemukan hubungan antara penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS) atau parasetamol dengan turunnya pendengaran.
Penelitian tersebut dilakukan pada 54.000 wanita usia 48-73 tahun yang menggunakan aspirin, ibuprofen, dan parasetamol. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan ibuprofen dan parasetamol dalam jangka panjang (>6 tahun) meningkatkan risiko penurunan fungsi pendengaran. Namun aspirin tidak berdampak demikian.
Studi lain oleh Conservation of Hearing Study (CHEARS) menemukan bahwa risiko penurunan pendengaran meningkat 13% pada orang yang minum ibuprofen selama 2-3 hari per minggu, dan sebesar 24% pada orang yang mengonsumsinya >6 hari per minggu.
Sedangkan partisipan yang mengonsumsi parasetamol >2-3 hari per minggu risikonya meningkat sebesar 11-21%.
Jadi, kabar yang menyebutkan bahwa obat analgesik bisa sebabkan ketulian adalah fakta. Hal ini karena setiap obat memiliki efek samping tertentu, terlebih jika dikonsumsi dalam jangka panjang dan berlebihan.
Obat analgesik memang memberikan manfaat besar dalam waktu singkat. Namun penggunaan obat ini secara rutin bisa berdampak buruk pada pendengaran Anda atau organ tubuh lainnya.
Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk membatasi konsumsi obat analgesik secara berlebihan. Konsumsilah saat Anda benar-benar membutuhkannya. Jika ingin konsumsi rutin, sebaiknya berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter. Ini untuk menghindari ketulian atau efek samping berbahaya lainnya.
[NB/ RVS]