Alergi dingin dan penyakit sinusitis merupakan dua penyakit pada saluran napas bagian atas yang cukup sering dialami dalam kehidupan sehari-hari, terutama pada usia anak. Terkadang sulit membedakan keduanya karena gejala yang mirip. Padahal, penanganannya berbeda. Ketahui perbedaannya, agar bila si Kecil mengalaminya, Bunda tahu apa yang harus dilakukan.
Alergi Dingin vs Sinusitis
Alergi dingin merupakan salah satu penyakit alergi yang disebabkan oleh suhu yang dingin, sehingga mencetuskan reaksi alergi pada tubuh. Hal ini yang kemudian membuat munculnya gejala pada hidung, mata dan kulit. Bahkan pada kasus tertentu, alergi dingin dapat menyebabkan asma.
[baca juga:Baca Juga](3617542 3617545 3617422)
Sementara itu, sinusitis merupakan peradangan pada salah satu atau lebih rongga sinus yang ada pada wajah, yaitu sinus frontalis, etmoidalis, sfenoidalis, dan maksilaris. Peradangan ini biasanya disebabkan oleh hambatan atau gangguan aliran cairan sinus, sehingga menyebabkan infeksi.
Meski terkesan sama, kedua gangguan kesehatan ini memiliki perbedaan. Bunda perlu mengetahuinya agar dapat membedakannya bila si Kecil mengalaminya.
Alergi dingin biasanya menyebabkan gejala seperti bersin, keluar cairan ingus dari hidung, serta hidung tersumbat dan terasa gatal. Gejala ini biasanya muncul pada malam hingga pagi hari karena suhu udara lebih dingin.
Selain itu, bila yang dialami si Kecil adalah serangan alergi, dapat ditemui beberapa tanda yang khas. Mulai dari kehitaman di daerah sekitar mata, adanya garis pada hidung, dan perubahan penampakan pada lidah yang disebut dengan istilah geographic tongue.
Meski sinusitis juga dapat menyebabkan gejala bersin, hidung tersumbat, dan produksi ingus, namun biasanya sinusitis juga disertai dengan gejala lain seperti sakit kepala atau pusing, demam, rasa nyeri pada wajah, dan terkadang menyebabkan napas berbau.
Berbeda dengan alergi dingin yang sering terjadi pada malam hingga pagi hari akibat suhu yang dingin, gejala sinusitis tidak dipengaruhi oleh waktu dan kondisi dingin. Bila diperiksa, si Kecil yang menderita sinusitis akan merasakan nyeri saat dahi, hidung, atau pipinya ditekan. Sebab, ketiga organ ini merupakan bagian dari daerah sinus.
Selain gejala klinis, ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk membedakan alergi dingin dan sinusitis. Uji provokasi dingin dapat dilakukan pada si Kecil yang memiliki alergi dingin untuk melihat kemunculan gejala yang muncul saat orang tersebut diberi paparan suhu dingin.
Selain itu, pemeriksaan radiologi berupa foto rontgen sinus atau CT-scan kepala biasanya diperlukan untuk konfirmasi akhir diagnosis.
Menangani Alergi Dingin dan Sinusitis
Penanganan alergi dingin bisa dilakukan dengan menghindari pencetus, dalam hal ini adalah kondisi dingin. Bunda dapat mematikan pendingin ruangan pada malam dan pagi hari serta mengenakan jaket dan pakaian hangat pada Si Kecil saat di rumah atau bepergian di udara dingin.
Jika si Kecil mengalami serangan alergi dingin, obat-obatan pereda reaksi alergi seperti antihistamin dapat digunakan sesuai dengan saran dokter. Pada kondisi berat atau serangan alergi yang sering muncul, biasanya dokter juga akan merekomendasikan penggunaan obat steroid dalam hidung.
Sementara itu, pada kasus sinusitis, selain obat-obatan pelega saluran napas dan anti-radang, terapi antibiotik biasanya diberikan oleh dokter untuk melawan infeksi kuman yang tumbuh dalam rongga sinus. Pemberian antibiotik ini biasanya dapat diberikan hingga 2 minggu karena infeksi dalam rongga sinus lebih sulit diatasi dibandingkan dengan infeksi pada saluran napas biasa.
Nah, kini Bunda telah mengetahui apa perbedaan alergi dingin dan sinusitis. Dengan demikian, saat si Kecil mengalami gejala seperti yang telah dijelaskan di atas, Bunda bisa segera mengenalinya. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh si Kecil, berikan asupan susu pertumbuhan agar pertumbuhannya optimal.
[NP/ RH]