Sinusitis merupakan penyakit yang paling sering menimbulkan gejala hidung berair. Sayangnya, alergi juga demikian. Ya, kedua penyakit tersebut memiliki salah satu gejala yang mirip: hidung berair.
Tak heran, survei yang dilakukan oleh the Asthma and Allergy Foundation of America mendapatkan hasil bahwa kebanyakan penderita alergi tidak bisa membedakan reaksi alergi dan gejala sinusitis. Lantas, apakah Anda termasuk salah satu yang juga demikian?
Kenali Sinusitis dan Alergi
Sinusitis adalah peradangan pada sinus, yaitu suatu ruang berongga pada tengkorak yang memiliki berbagai fungsi. Sinus sendiri berfungsi untuk menghangatkan dan melembapkan udara yang dihirup, memberi resonansi pada suara, membantu membentuk wajah, dan sebagainya.
Sinusitis terjadi saat sinus terkena infeksi oleh virus maupun bakteri, adanya polip hidung, alergi, dan lain-lain.
Sedangkan alergi disebabkan oleh reaksi tubuh terhadap allergen atau bahan yang bisa mencetuskan reakasi alergi. Beberapa zat atau benda yang berpotensi menjadi alergen, termasuk debu, bulu binatang, tungau, jamur, serbuk bunga, dan sebagainya.
Saat terjadi alergi, tubuh akan melepaskan zat histamin sebagai respons terhadap paparan alergen. Hal ini menyebabkan munculnya gejala alergi, salah satunya adalah hidung berair.
Artikel Lainnya: Kapan Sinusitis Anda Perlu Dioperasi?
Hidung Berair Akibat Sinusitis dan Alergi
Meski memiliki gejala yang mirip, ada beberapa kondisi yang sedikit berbeda antara hidung berair akibat sinusitis dan alergi. Apa saja?
1. Gejala penyerta
Hidung berair pada kasus sinusitis umumnya disertai adanya gejala nyeri pada wajah dan rahang atas, demam, serta napas berbau. Sementara pada alergi, gejala-gejala tersebut tidaklah terjadi. Yang terjadi adalah keluhan sering bersin, dimana ini tidak ditemukan pada kasus sinusitis.
2. Durasi keluhan
Durasi hidung berair yang terjadi akibat sinusitis dan alergi memiliki perbedaan nyata. Pada sinusitis, umumnya keluhan dirasakan selama 10–14 hari. Sementara pada alergi, keluhan yang terjadi bisa bervariasi.
Perlu Anda ketahui, keluhan alergi akan muncul selama penderita terpapar alergen. Jadi, durasi munculnya keluhan juga bergantung pada lama paparan dengan alergen tersebut.
3. Bentuk lendir
Pada kasus sinusitis, cairan yang keluar dari hidung umumnya berbentuk kental, berwarna kuning kehijauan. Sedangkan pada alergi, cairan yang keluar umumnya berwarna bening, dan cenderung lebih berair (encer).
4. Cara pengobatan
Penanganan antara keluhan sinusitis dan alergi bisa berbeda. Pada sinusitis, selain mengatasi gejala, penting juga untuk mengatasi infeksi jika gejala dipicu oleh infeksi kuman.
Untuk mengurangi peradangan pada kasus sinusitis, penggunaan nasal spray yang mengandung steroid mungkin bisa membantu memperbaiki kondisi. Jika dicurigai adanya infeksi bakteri, obat-obatan golongan antibiotik bisa dikonsumsi sesuai aturan yang diberikan olek dokter.
Berbeda dengan itu, alergi menuntut penderita untuk menghindari paparan alergen untuk menghentikan gejala hidung berair. Jika diperlukan, penderita dapat menggunakan obat dekongestan dan membilas hidung dengan cairan salin. Obat-obatan golongan antihistamin pun dapat dikonsumsi untuk mencegah perburukan kondisi.
Setelah mengetahui hal di atas, masihkah Anda kesulitan membedakannya? Jika memang demikian, jangan ragu bila Anda ingin berkonsultasi langsung pada dokter spesialis THT mengenai keluhan hidung berair akibat sinusitis atau alergi. Salam sehat!
(NB/ RVS)