THT

Kebiasaan Seks Oral Bisa Picu Radang Tenggorokan?

dr. Nadia Octavia, 16 Mei 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Seks oral berisiko menularkan penyakit HIV, chlamydia, dan sifilis. Tapi, bisakah kebiasaan ini juga memicu radang tenggorokan?

Kebiasaan Seks Oral Bisa Picu Radang Tenggorokan?

Setiap pasangan memiliki cara tersendiri dalam melakukan kontak seksual dengan pasangannya. Sering kali mereka melakukan seks oral sebagai bagian dari ‘pemanasan’ sebelum melakukan hubungan seksual.

Selain itu, foreplay dapat membuat sesi hubungan intim terasa lebih lama serta meningkatkan kepercayaan, keintiman, dan kegembiraan antara kamu dan pasangan. Namun, jangan salah ternyata melakukan seks oral dapat memicu berbagai penyakit menular seksual lainnya lho, seperti HIV, chlamydia, sifilis, dan gonore.

Tak hanya itu, melakukan seks oral ternyata juga dapat menimbulkan radang tenggorokan. Nah untuk itu, sebelum melakukan seks oral, pasangan sebaiknya memastikan daerah intimnya benar-benar bersih dan aman.

1 dari 3

Bakteri Pemicu Radang Tenggorokan karena Seks Oral

Infeksi tenggorokan akibat kebiasaan seks oral paling sering disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae (penyebab infeksi gonore). Infeksi tenggorokan yang disebut pharyngitis gonorrhea (faringitis gonore) ini bisa terjadi melalui kontak langsung dengan cairan kelamin yang mengandung bakteri Neisseria gonorrhoeae.

Bakteri itu kemudian menyebabkan peradangan di jaringan tenggorokan dan menimbulkan gejala radang tenggorokan. Gejala faringitis gonore hampir mirip dengan peradangan tenggorokan yang disebabkan bakteri lainnya, seperti nyeri menelan, demam, dan batuk.

Jika diperiksa, tenggorokan yang terkena akan terlihat merah dan terkadang terdapat cairan berwarna keputihan atau kekuningan. Pada pemeriksaan tenggorokan akan tampak mirip dengan radang tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus.

Artikel Lainnya: Jenis Teh Terbaik untuk Atasi Radang Tenggorokan

 

 

2 dari 3

Risiko terkena faringitis gonore

Aktivitas seks oral dengan penis (fellatio) akan lebih berisiko tinggi untuk mengalami infeksi faringitis gonore, dibandingkan dengan vagina atau klitoris (cunnilingus). Adapun, lelaki yang berhubungan seks dengan sesama lelaki juga berisiko tinggi untuk alami faringitis gonore sebanyak 10-25 persen.

Faringitis gonore dapat sembuh dengan sendirinya dalam kurun 1 minggu hingga 3 bulan. Namun, pada beberapa orang, jika infeksi ini tidak diobati dapat menyebar ke area tubuh lain (gonore diseminata).

Gejala faringitis gonore pada pria dan wanita sama dan terjadi setelah adanya kontak oral (sekitar 7-21 hari) dengan area genital atau anal pasangan seksual yang terinfeksi gonorrhea. Faringitis gonore umumnya tidak menular saat penderita berciuman.

Namun dalam kasus tertentu, bakteri di tenggorokan dapat "berpindah" ke objek lain melalui kontak langsung (misalnya jari, penis atau sex toys) dan kemudian objek tersebut menyentuh area tubuh lain seperti genital (penis atau vagina), area sekitar anus atau mata.

Artikel Lainnya: Mungkinkah Pendingin Udara Memperparah Radang Tenggorokan?

3 dari 3

Pemeriksaan Neisseria Gonorrhoeae

Untuk mendiagnosis radang tenggorokan yang disebabkan bakteri Neisseria gonorrhoeae dibutuhkan pemeriksaan rapid throat swab atau apusan dari tengorokan. Jika memang terbukti disebabkan oleh bakteri penyebab gonore, penanganannya sama dengan infeksi gonore di kelamin, yaitu diberikan antibiotik.

Artikel Lainnya: Akibat Radang Tenggorokan

Selain itu, pasangan seksualnya juga harus diperiksa, diobati, dan disarankan untuk tidak melakukan hubungan seksual dalam bentuk apa pun (termasuk seks oral) hingga masa pengobatan selesai dan terbukti sembuh.

Pencegahan infeksi menular seksual secara umum adalah mencegah adanya kontak seksual karena bakteri yang ada di cairan vagina atau semen dapat "memfasilitasi" penularan bakteri ke orang lain. Penggunaan kondom (meski tidak 100 persen efektif) dapat menurunkan risiko penularan infeksi menular seksual, termasuk faringitis gonore. 

Selain itu, infeksi gonore juga biasanya disertai dengan infeksi patogen (bakteri, virus, parasit) lainnya seperti bakteri Treponema pallidum (penyebab sifilis) dan Chlamydia Trachomatis (penyebab infeksi klamidia). Oleh karena itu, pemberian obat-obatan harus mencakup untuk infeksi lainnya agar efektif.

Infeksi menular seksual tak hanya dapat menimbulkan gejala di area kelamin (penis atau vagina) saja, tetapi juga di area tubuh lain seperti tenggorokan. Radang tenggorokan akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae dapat dihindari dengan tidak melakukan aktivitas seks oral atau menggunakan kondom sebagai langkah pencegahan.

[HNS/ RVS]

tenggorokan
radang
Seks Oral
Seks
Gonore
Radang Tenggorokan