Infeksi telinga memang sering terjadi pada anak-anak. Meski begitu, infeksi ini juga bisa menyerang orang dewasa. Banyak kasus infeksi telinga dapat sembuh dengan sendirinya. Namun pada beberapa kasus parah, diperlukan perawatan dokter untuk menghindari efek serius, termasuk kerusakan sistem pendengaran.
Pasalnya, infeksi telinga sering menyebabkan tumpukan carian di belakang gendang telinga. Jika hal ini tidak ditangani dengan serius, dikhawatirkan menyebabkan infeksi yang berkelanjutan.
Agar dapat ditangani dengan tepat, yuki cari tahu penyebab infeksi telinga!
Penyebab Infeksi Telinga
Infeksi pada telinga disebabkan oleh kuman, termasuk bakteri atau virus. Terjadinya infeksi biasanya diawali oleh penyakit lain, seperti pilek, flu atau alergi, dan lainnya yang cukup parah.
Seperti disampaikan oleh dr. Dyah Novita Anggraini, “Penyebab infeksi telinga, seperti otitis media (infeksi telinga tengah) adalah penumpukan cairan di telinga bagian tengah.”
Jadi, ketika penyakit tersebut cukup parah, penumpukan cairan di saluran eustachius dapat terjadi. Kemudian, saluran akan tersumbat, meradang, dan mengundang kuman untuk menginfeksi.
Kenapa saluran eustachius sangat mudah tersumbat, terutama pada anak? Perlu dipahami bahwa saluran eustachius merupakan sebuah saluran kecil yang menghubungkan telinga tengah dengan tenggorokan bagian belakang.
Pada anak-anak, saluran eustachius lebih sempit dan lebih horizontal, yang membuatnya lebih sulit untuk dikeringkan dan lebih cenderung tersumbat.
Jika bagian ini mengalami peradangan, maka potensi tumbuhnya bakteri dan virus semakin tinggi. Nah, ada beberapa penyebab sumbatan pada saluran eustachius, di antaranya:
1. Alergi
Penyebab infeksi telinga tengah seringkali terjadi karena alergi. Kondisi ini merupakan respons sistem kekebalan tubuh terhadap benda asing, termasuk virus dan bakteri. Beberapa alergi menyebabkan respon, seperti peradangan, bersin, dan gejala lainnya.
Pada beberapa kasus, jumlah cairan dan lendir yang muncul akibat reaksi alergi tersebut akan meningkat. Saluran eustachius pun tidak akan mampu menguras semuanya. Akibatnya, penumpukan cairan ini dapat menjadi penyebab telinga infeksi.
2. Demam dan Flu
Penyebab telinga infeksi bisa terjadi karena demam dan influenza yang dialami seseorang. Saat terserang flu, cairan atau lendir akan meningkat di bagian hidung. Terkadang kondisi ini menyebabkan sumbatan dan menyulitkan cairan untuk keluar.
Akibatnya, cairan akan menumpuk saluran eustachius yang berada di belakang saluran hidung. Tumpukan cairan ini dapat terinfeksi oleh bakteri dan menjadi penyebab otitis media (infeksi telinga tengah).
3. Sinusitis
Penyakit sinusitis juga bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya infeksi telinga. Sinusitis sendiri merupakan peradangan atau pembengkakan pada jaringan yang melapisi sinus.
Sinus berfungsi untuk melembapkan udara yang masuk dan menjaga hidung tetap bersih. Untuk menjalankan tugasnya ini, sinus membutuhkan lapisan lendir tipis.
Sayangnya, ketika sinus meradang, akan terjadi penumpukan cairan. Hal inilah yang menyebabkan bakteri tumbuh dan menginfeksi sinus serta telinga tengah.
4. Adenoiditis
Adenoiditis adalah peradangan pada kelenjar adenoid. Adanya peradangan pada kelenjar ini bisa menghalangi terbukanya saluran ke arah telinga tengah. Alhasil, peradangan akan menyebabkan infeksi telinga dan gangguan pendengaran.
Artikel Lainnya: Sinusitis, Bisakah Disembuhkan?
Faktor Risiko Infeksi Telinga
Infeksi telinga dapat terjadi pada siapa pun. Namun beberapa orang dengan faktor tertentu memiliki risiko lebih besar mengalami infeksi ini.
Berikut adalah berbagai faktor risiko dari infeksi telinga:
1. Usia
Pada bayi dan anak kecil dengan rentang usia 6 bulan hingga 2 tahun memiliki risiko lebih besar terkena infeksi telinga. Penyebabnya, karena pola makan, pola hidup, dan kebiasaan minum susu pada saat tidur.
Penyebab lain infeksi telinga pada anak karena ukuran dan bentuk tuba eustachius mereka dan sistem kekebalan mereka masih berkembang.
2. Riwayat Keluarga
Infeksi telinga rupanya bisa terjadi pada seseorang dengan riwayat keluarga dengan kondisi serupa. Hal itu karena ada beberapa anak yang mewarisi struktur wajah yang sama dengan anggota keluarga lainnya.
3. Penyakit Kronis
Orang dengan penyakit kronis (jangka panjang) lebih mungkin mengembangkan infeksi telinga, terutama pasien dengan defisiensi imun dan penyakit pernapasan kronis, seperti cystic fibrosis dan asma.
Artikel Lainnya: Telinga Sering Berair? Ini Cara Mengobatinya
4. Merokok
Banyak yang tidak tahu, jika merokok dapat menjadi salah satu faktor risiko infeksi telinga. Kebiasaan buruk ini dapat melemahkan sistem kekebalan dan merusak jaringan di hidung dan tenggorokan.
Hal ini membuat perokok, baik aktif atau pasif lebih rentan terhadap infeksi yang mempengaruhi telinga. Pada anak, memang risiko infeksi telinga jauh lebih besar ketimbang orang dewasa, karena telinga mereka belum berkembang sempurna.
Nah, risikonya ini akan semakin bertambah besar jika anak terpapar asap rokok.
5. Perubahan Tekanan Udara
Perubahan tekanan udara yang berlebihan dapat berpengaruh pada fungsi sistem pendengaran. Khususnya, pada saluran eustachius yang menghubungkan telinga tengah dan bagian belakang hidung.
Saluran ini membantu menyeimbangkan tekanan udara di kedua sisi gendang telinga. Namun, kondisi tertentu dapat mengganggu fungsi saluran eustachius dan menyebabkan rasa nyeri, ketidaknyamanan, dan infeksi telinga.
Artikel Lainnya: Memahami Cara Kerja Telinga dan Proses Mendengar Suara
Infeksi telinga merupakan kondisi yang berbahaya. Meskipun infeksi telinga dapat sembuh dengan sendirinya. Beberapa kondisi tetap memerlukan bantuan medis.
Oleh karena itu, pastikan untuk selalu #JagaSehatmu dan konsultasikan gejala apapun terkait masalah sistem pendengaran melalui fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter!
(APR/JKT)
- Cleveland Clinic. Diakses 2022. Ear Infection Otitis Media.
- Mayo Clinic. Diakses 2022. Ear infection.
- Cleveland Clinic. Diakses 2022. Sinusitis.
- Health Hearing. Diakses 2022. Smoking and hearing loss.