Telinga adalah salah satu pancaindra terpenting yang harus senantiasa dijaga kesehatannya. Ada beberapa gangguan kesehatan yang bisa mengakibatkan hilangnya kemampuan mendengar atau ketulian. Lewat artikel ini, sekaligus memperingati Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran Sedunia tiap tanggal 3 Maret, mari kenali berbagai penyebab ketulian.
Terdapat banyak jenis gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan ketulian, mulai dari gangguan genetik sampai gangguan pendengaran tertentu. Anda bisa mewarisi gangguan pendengaran dari adanya riwayat keluarga. Selain itu, Anda juga bisa mengalami gangguan pendengaran yang terjadi seiring bertambahnya usia.
Berikut di bawah ini adalah berbagai penyebab terjadinya ketulian.
1. Otosklerosis
Penyakit ini merupakan penyebab paling sering terjadinya gangguan pendengaran pada telinga tengah orang dewasa. Otosklerosis adalah penyakit yang mana tulang-tulang kecil di telinga tengah menjadi kaku dan lebih sulit bergerak. Kondisi ini menyebabkan gangguan pada penghantaran gelombang suara, sehingga mengakibatkan gangguan pendengaran secara bertahap.
Penderita otosklerosis juga akan mengeluhnya adanya pendengaran yang berbunyi atau disebut juga sebagai tinitus. Kondisi ini bisa ditangani dengan operasi.
2. Penyakit Ménière
Penyakit Ménière adalah penyakit yang terjadi pada telinga bagian dalam yang dapat memicu vertigo atau sensasi berputar pada penderitanya. Selain keluhan pusing berputar, penderita juga akan mengeluh adanya gangguan pendengaran.
Penyebab dari penyakit Ménière hingga kini belum diketahui pasti. Biasanya penyakit ini dimulai dalam rentang usia 30-50 tahun. Gangguan pendengaran bisa hilang timbul. Namun, seiring berjalannya waktu gangguan pendengaran ini bisa menjadi permanen.
3. Obat ototoksik
Tahukah Anda terdapat beberapa obat yang dapat menyebabkan ketulian? Ya, jadi jangan sembarangan menggunakan atau mengonsumsi obat, khususnya obat-obatan yang membutuhkan resep dokter.
Anda harus berbicara dengan dokter Anda tentang obat-obatan yang Anda pakai. Beberapa obat yang diketahui dapat memengaruhi pendengaran antara lain antibiotik golongan aminoglikosida (seperti streptomisin, neomisin, atau kanamisin) dan beberapa obat kemoterapi.
Obat-obatan jenis ini tak selalu menyebabkan ketulian. Namun, penggunaannya tetap memerlukan pengawasan dari dokter.
Selanjutnya
4. Suara yang sangat keras
Kebisingan yang sangat keras dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang dikenal dengan noise induced hearing loss. Gangguan pendengaran akibat bising dapat bersifat sementara atau permanen. Seorang dengan paparan suara keras dapat menderita dua jenis tuli akibat bising, yaitu yang bersifat sementara dan jangka panjang.
Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi derajat beratnya ketulian pada paparan suara, yaitu volume suara yang didengar dan lamanya paparan yang terjadi. Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan tidak menimbulkan rasa sakit dan biasanya terjadi secara bertahap pada paparan yang bersifat berulang, contohnya orang-orang yang terus-terusan terpapar suara bising industri. Selain itu, mendengar suara yang sangat keras, misalnya ledakan, dapat menyebabkan gangguan pendengaran mendadak.
5. Kerusakan gendang telinga
Gendang telinga merupakan bagian penting dalam proses mendengar. Jika terjadi robekan pada gendang telinga, maka suara tidak dapat diteruskan dengan baik. Ketulian pun dapat terjadi.
Gendang telinga yang pecah dapat disebabkan oleh berbagai hal. Mulai dari infeksi telinga atau trauma pada telinga. Saat ini, sudah tersedia berbagai tindakan kedokteran untuk memperbaiki gendang telinga yang rusak.
6. Campak jerman
Campak jerman disebabkan oleh virus rubela yang dapat mengganggu pertumbuhan janin. Virus ini menyerang janin dalam kandungan yang sedang tumbuh berkembang. Berbagai kelainan yang bisa timbul akibat virus rubela salah satunya adalah serangan pada saraf pendengaran. Artinya, bayi bisa terlahir dalam keadaan tuli.
7. Presbikusis
Ini merupakan gangguan telinga yang memengaruhi telinga bagian dalam dan tengah. Presbikusis bisa terjadi akibat perubahan pasokan darah ke telinga, sehingga sebabkan gangguan pendengaran sensorineural.
Gangguan sensorineural terjadi akibat kerusakan pada organ pendengaran atau saraf pendengaran. Penurunan pendengaran yang dialami kerap dikaitkan dengan usia. Sekitar 30-50 persen penurunan pendengaran terjadi pada usia 65 tahun ke atas, sedangkan 40-50 persen terjadi pada kelompok lanjut usia di atas 75 tahun.
Itulah tujuh penyebab ketulian. Mengingat telinga adalah salah satu pancaindra terpenting manusia, cobalah untuk lebih peduli terhadap kesehatan telinga. Pendengaran yang sehat akan meningkatkan kualitas hidup untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan. Karenanya, terapkan pola hidup bersih dan sehat serta hindari pendengaran dari kebisingan. Bila perlu, lakukan pemeriksaan rutin atau deteksi dini adanya gangguan pendengaran.
(RN/ RVS)