Pernahkah telinga Anda kemasukan air saat mandi atau berenang? Biasanya orang akan memancingnya keluar dengan cara memiringkan kepala atau melompat-lompat. Apakah ini termasuk cara yang aman?
Menurut dr. Alfian F. Hafil Sp.THT-KL(K) dari divisi otologi THT FKUI-RSCM, cara yang biasa dilakukan orang seperti melompat-lompat mungkin ada logikanya sendiri. Namun, jika sudah melakukan hal tersebut dan tidak berhasil, bisa jadi karena ada kotoran di dalam telinga.
“Misalnya kalau telinga Anda benar-benar bersih, artinya tidak ada kotoran yang menumpuk di dalam. Lalu telinga ini kemasukan air, nanti biasanya kotoran yang tadinya kering, dengan kena air jadi lembap dan melar sehingga lebih menutup. Kalau sudah tahap begini dan telah melakukan segala cara tapi tak keluar juga, kemungkinan ada kotoran yang melar karena kena air,” katanya, ketika ditemui pada acara peringatan World Hearing Day di RSCM, Senin, 26 Februari 2018.
Karena itu, cara mengeluarkan air tidak bisa lagi dengan dipancing alias dengan melompat-lompat atau memiringkan kepala. “Yang penting, kotorannya harus keluar dulu. Dan itu bukan hal gampang. Harus memerlukan orang berkompetensi untuk mengeluarkan kotorannya,” lanjut dr. Alfian.
Namun, jika air yang masuk murni hanya air, pertolongan dengan memiringkan kepala sebenarnya sudah cukup. “Hanya saja kita mesti pikirkan kalau gagal. Boleh dicoba cara yang lebih aman, yakni dengan hair dryer. Miringkan kepala dengan posisi yang tersumbat ke bawah, lalu tiupkan angin dari hair dryer. Boleh angin biasa atau yang agak hangat,” ujarnya.
Ia juga merekomendasikan cara lain, yaitu dengan mencoba melinting kertas tisu menjadi runcing, lalu dimasukkan ke telinga (jangan terlalu dalam). “Nanti tisu terkena proses osmosis, jadi (air) bisa tertarik. Pada prinsipnya, jangan pakai alat-alat yang keras seperti cotton bud. Nanti bisa berisiko mencederai kulit, seperti terjadi luka atau infeksi,” jelas dr. Alfian.
Waspada gangguan pendengaran
Hati-hati dalam memasukkan sesuatu ke telinga Anda! Jika telinga sudah terluka atau infeksi, dapat terjadi gangguan pendengaran yang tentunya dapat mengganggu.
Gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh infeksi pada telinga luar, tengah, dan dalam. Infeksi telinga luar dapat disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur. Liang telinga yang lembap meningkatkan risiko infeksi jamur. Kebiasaan mengorek telinga dengan cotton bud juga dapat menaikkan risiko infeksi telinga luar.
Gejala yang ditimbulkan oleh infeksi telinga luar, antara lain nyeri hebat pada telinga, kemerahan pada liang maupun daun telinga, keluar cairan dari telinga, dan gangguan pendengaran.
Infeksi telinga tengah dapat berupa infeksi akut maupun kronis. Infeksi akut pada telinga tengah biasanya didahului dengan infeksi saluran napas atas, dan ditandai oleh nyeri pada telinga yang dapat disertai dengan keluar cairan jernih ataupun nanah.
Sementara itu, infeksi telinga dalam dapat terjadi akibat penyebaran infeksi dari telinga tengah. Sebagian besar kasus gangguan pendengaran akibat infeksi telinga dalam memerlukan tindakan rehabilitasi berupa alat bantu dengar.
Jagalah kesehatan telinga Anda dengan memperlakukannya secara lembut dan berhati-hati. Bila Anda ingin membersihkan telinga, dr. Alfian menyarankan untuk tidak menggunakan cotton bud karena sebenarnya telinga memiliki mekanisme self-cleansing sendiri. Dan jika telinga Anda kemasukan air, ingatlah untuk tidak memancingnya keluar dengan benda-benda yang keras atau tajam untuk mencegah infeksi.
[RS/ RVS]