Pengertian Mestinon
Mestinon adalah sediaan obat dalam bentuk tablet yang diproduksi oleh Merarini Indria Laboratories Indonesia. Mestinon digunakan untuk mengobati penyakit autoimun yang menyebabkan kelemahan otot (Miastenia gravis), kelumpuhan pada otot usus (leus paralitik), dan gangguan pada kandung kemih (retensi urin) pasca operasi.
Setiap tablet Mestinon mengandung zat aktif Pyridostigmine bromide 60 mg. Pyridostigmine bromide bekerja dengan menghambat penghancuran asetilkolin oleh asetilkolinesterase. Mestinon juga memiliki efek kolinomimetik langsung pada otot rangka.
Artikel Lainnya: Penyakit Autoimun yang Sering Mengintai Anak
Keterangan Mestinon
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Gangguan Neuromuskuler
- Kandungan: Pyridostigmine bromide 60 mg
- Bentuk: Tablet Salut Gula
- Satuan Penjualan: Tablet
- Kemasan: Dus, 1 Botol @ 150 Tablet Salut Gula
- Farmasi: Merarini Indria Laboratories Indonesia
- Harga Mestinon: Rp. 1.339.000 - Rp. 2.970.000/ Botol
Kegunaan Mestinon
Mestinon digunakan untuk mengobati kelemahan otot (Miastenia gravis), kelumpuhan pada otot usus (leus paralitik), dan gangguan pada kandung kemih (retensi urin) pasca operasi.
Artikel Lainnya: Mengenal Gejala Lupus, Penyakit Seribu Wajah yang Harus Diwaspadai
Dosis dan Cara Penggunaan Mestinon
Mestinon merupakan golongan obat keras. Obat ini memerlukan resep dokter untuk pembelian serta penggunaannya.
1. Penyakit autoimun yang menyebabkan kelemahan otot (Myasthenia gravis)
- Dewasa: di berikan dosis 30-120 mg setiap hari.
- Anak usia 6-12 tahun: di berikan dosis 60 mg setiap hari,
2. Kelumpuhan pada otot usus(leus paralitik), dan gangguan pada kandung kemih (retensi urin) pasca operasi.
- Dewasa: di berikan dosis 60-240 mg setiap hari.
- Anak: di berikan dosis 15-60 mg setiap hari.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 25 derajat Celcius.
Artikel Lainnya: Waspada, Ini Penyebab Penebalan Dinding Kandung Kemih
Efek Samping Mestinon
Efek samping penggunaan Mestinon yang mungkin terjadi adalah:
Overdosis
- Gejala: Krisis kolinergik yang ditandai dengan muskarinik parah (misalnya mual dan muntah, diare) dan gejala nikotinik (misalnya kelemahan otot): kelainan elektrolit. Gejala SSP (misalnya, gelisah, kebingungan) dapat terjadi dalam dosis yang sangat tinggi. Kematian dapat terjadi akibat gagal jantung dan gagal napas.
- Penatalaksanaan: Pertahankan pernapasan yang adekuat. Respirasi buatan harus dilakukan pada depresi pernapasan berat. Berikan 1-4 mg atropin sulfat melalui injeksi intravena, dengan dosis tambahan diberikan setiap 5-30 menit sesuai kebutuhan. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.
Kontraindikasi
- Tidak boleh di berikan pada pasien yang hipersensitif terhadap bromida.
- Tidak boleh di berikan pada penderita saluran cerna (Gastrointestinal) atau obstruksi saluran kemih.
- Tidak boleh di berikan pada penderita asma bronkial.
Interaksi Mestinon dengan Obat Lainnya
- Dapat memperburuk masalah penglihatan malam hari jika di berikan bersamaan dengan obat anti-glaukoma.
- Antagonis efek pelumpuh otot non-depolarisasi (misal. Pancuronium, vecuronium).
- Memperpanjang efek relaksan otot depolarisasi (misal. Suxamethonium).
Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Mestinon ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.