Golongan |
Obat bebas terbatas |
Kategori obat |
Antihistamin dan antialergi |
Dikonsumsi oleh |
Dewasa dan anak |
Bentuk obat |
Tablet |
Alermax untuk ibu hamil dan menyusui |
Kategori B: Studi pada hewan tidak menunjukkan adanya efek samping pada janin. Namun, tidak ada studi yang terkontrol pada wanita hamil. Peringatan Menyusui: Alermax relatif aman untuk menyusui karena tidak memengaruhi ASI ibu. |
Pengertian
Alermax adalah obat bebas terbatas yang mengandung chlorpheniramine maleate.
Kandungan tersebut dapat membantu meredakan gejala-gejala alergi, seperti hidung tersumbat, mata berair, bersin, dan ruam kulit.
Obat tablet ini dapat dikonsumsi oleh dewasa dan anak di atas usia 2 tahun. Kita simak selengkapnya info seputar Alermax obat apa di bawah ini.
Keterangan
- Golongan: obat bebas terbatas
- Kelas terapi: antihistamin dan antialergi
- Kandungan Alermax: chlorpheniramine maleate 4 mg
- Kemasan: boks, 10 amplop@1 blister@10 tablet
- Farmasi: Ifars
- Harga Alermax tablet: 000 – 5.000/strip
Artikel lainnya: Penyebab Munculnya Ruam Kulit Setelah Konsumsi Makanan Fermentasi
Kegunaan
Alermax kaplet bermanfaat untuk mengatasi gejala alergi serta pengobatan darurat anafilaksis.
Dosis dan Aturan Pakai
Berikut adalah dosis dan aturan minum Alermax.
Tujuan: reaksi alergi
Bentuk: tablet
- Dewasa: 3 - 4 kali sehari 1 tablet.
- Anak usia 6 - 12 tahun: 3 - 4 kali sehari ½ tablet
- Anak usia 2 - 6 tahun: 3 - 4 kali sehari ¼ tablet
Cara Menggunakan
- Gunakan Alermax sesuai dengan anjuran dan resep dokter. Baca petunjuk pemakaian yang ada di kemasan obat
- Alermax dapat diminum 30 menit sebelum atau 2 jam sesudah makan
- Minum obat ini bersama air putih
- Disarankan untuk mengonsumsi obat di waktu yang sama
- Apabila lupa mengonsumsi obat, segera minum jika jeda dengan waktu minum selanjutnya masih lama. Jika jeda dengan waktu minum berikutnya singkat, lupakan dosis yang terlewat. Jangan menggandakan dosis pada waktu bersamaan
- Segera temui dokter apabila gejala tidak membaik
- Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa konsultasi ke dokter terlebih dahulu
- Jangan melebihkan atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Hal tersebut untuk menghindari efek samping atau efektivitas yang berkurang dari obat
Cara Penyimpanan
Simpan tablet Alermax pada suhu 20 - 25 derajat Celsius, di tempat yang kering, terhindar dari cahaya matahari langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
Artikel lainnya: Cara Rumahan untuk Redakan Gejala Alergi
Efek Samping
Berikut beberapa risiko efek samping Alermax:
- Mengantuk
- Sakit kepala
- Gangguan psikomotor
- Pandangan kabur
- Gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, mulut kering, diare
- Hipotensi
- Stimulasi sistem saraf pusat
Overdosis
Penggunaan Alermax yang berlebihan bisa memicu gejala awal overdosis, seperti:
- Mual, muntah
- Takikardia
- Tremor
- Mengantuk dan halusinasi
Gejala di atas dapat diikuti dengan penurunan kesadaran, sulit bernapas, hipotensi, serta koma.
Bila merasakan gejala di atas, segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat.
Penanganan kegawatdaruratan hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis profesional.
Kontraindikasi
Hindari penggunaan Alermax pada pasien dengan kondisi:
- Hipersensitif pada kandungan Alermax
- Kelainan darah porfiria
- Asma akut
- Anak <1 tahun
- Bayi prematur
Interaksi Obat
Beberapa obat yang diberikan bersama dengan Alermax dapat menurunkan efektivitas atau meningkatkan toksisitas, seperti:
- Pemberian bersama MAO inhibitor, antidepresan trisiklik, serta antikolinergik lain seperti atropin dapat meningkatkan risiko efek antimuskarinik, seperti retensi urine, mulut kering, pandangan kabur, memengaruhi sistem kardiovaskular, sistem saraf pusat serta kelainan darah
- Penggunaan bersama barbiturate atau depresan sistem saraf pusat akan memperkuat efek sedatif
- Meningkatkan konsentrasi obat dalam darah apabila diberikan bersama cimetidine
- Meningkatkan risiko ototoksik atau gangguan telinga apabila diberikan bersama aminoglikosida
Daftar di atas mungkin tidak memuat semua obat yang berinteraksi dengan Alermax. Itu sebabnya, beritahukan dokter semua obat baik herbal, suplemen, dan obat kimia yang sedang kamu konsumsi.
Artikel lainnya: Benarkah Alergi Bisa Akibatkan Badan Lemas?
Peringatan dan Perhatian
- Sebelum mengonsumsi Alermax, informasikan kepada dokter jika kamu memiliki riwayat alergi pada zat tertentu
- Beritahu dokter tentang riwayat kesehatan kamu, terutama:
- Penyakit jantung
- Gangguan ginjal
- Gangguan hati
- Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
- Asma
- Gangguan pencernaan
- Demensia
- Epilepsi
- Glaukoma
- Jangan mengonsumsi alkohol selama menjalani terapi
- Obat ini dapat menyebabkan sakit kepala, pandangan kabur, dan mengantuk. Hindari melakukan aktivitas yang memerlukan fokus, seperti menyetir atau mengoperasikan mesin.
- Beritahu dokter apabila kamu sedang hamil, persiapan kehamilan, atau menyusui. Hal ini akan menjadi pertimbangan untuk menghindari efek samping atau efek-efek yang tidak diinginkan lainnya.
Artikel lainnya: Alergi Bisa Bikin Sesak Napas, ini Sebabnya
Kategori Kehamilan
Alermax masuk dalam kategori B untuk ibu hamil.
Studi pada hewan tidak menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik, embriosidal, atau lainnya).
Namun, tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia.
Peringatan Kehamilan
Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.
Peringatan Menyusui
Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu jika kamu akan mengonsumsi Alermax saat sedang menyusui.
Penyakit Terkait
- Alergi
- Gatal
- Radang
- Urtikaria
- Anafilaksis
Rekomendasi Obat Sejenis
Yuk, selalu #JagaSehatmu dengan menggunakan layanan Tanya Dokter hanya di KlikDokter. Kamu juga bisa unduh aplikasi KlikDokter supaya enggak mudah sakit!
[HNS/NM]
- Informasi Spesialite Obat Indonesia Edisi 53 (2021) Ceteem
- MIMS Indonesia (2022) Chlorpheniramine
- Pusat Informasi Obat Nasional BPOM (2022) Klorfeniramin maleat