Prednisolone
Golongan | Obat Keras |
Kategori Obat | Kortikosteroid |
Dikonsumsi oleh | Dewasa |
Bentuk obat | Tablet |
Prednisolone untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin. Belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. Kategori D: Pada trimester pertama kehamilan ada bukti positif risiko terhadap janin manusia. Peringatan Menyusui: Obat dapat terserap ke dalam ASI. Ibu menyusui sebaiknya berkonsultasi ke dokter sebelum menggunakan obat ini. |
Merek Dagang Prednisolone
Borraginol-S, Lupred 5, P-Pred, Cendo Cetapred, Klorfeson, Polypred, Chloramfecort-H, Colipred
Pengertian Prednisolone
Prednisolone adalah obat untuk mengatasi peradangan, seperti radang sendi, konjungtivitis, dan masalah pernapasan seperti asma.
Obat radang kelompok kortikosteroid ini merupakan tiruan dari hormon steroid, yang secara alami dihasilkan oleh kelenjar adrenal.
Cara kerja obat keras ini adalah dengan menekan reaksi sistem imunitas tubuh yang sangat aktif.
Diharapkan, hal ini pada akhirnya akan dapat mengurangi peradangan dan gejala akibat reaksi alergi.
Berikut serba-serbi lengkap seputar obat Prednisolone.
Artikel Lainnya: Mata Merah, Akibat Alergi atau Faktor Lain?
Keterangan Prednisolone
1. Tablet Prednisolone
- Golongan: Obat keras
- Kelas Terapi: Kortikosteroid
- Kandungan: Prednisolone
- Kemasan: Strip prednisolone 5 mg, 10 mg, 20 mg dan 40 mg
- Farmasi: Ifars, Berlico Mulia Farma, Molex Ayus, Pratapa Nirmala, Trifa Raya Lab, Novapharin
- Harga Tablet Prednisolone 5 mg: Rp200 - Rp250/tablet
2. Larutan Steril Tetes Mata Prednisolone
- Golongan: Obat keras
- Kelas Terapi: Hormon kortikosteroid
- Kandungan: Prednisolone 10 mg/ml
- Kemasan: Catch cover, botol plastik @0.6 ml
- Farmasi: Cendo
- Harga Larutan Steril Tetes Mata Prednisolone: Rp55.500/botol
Kegunaan Prednisolone
Prednisolone digunakan untuk mengatasi:
- radang sendi
- konjungtivitis
- masalah saluran napas seperti asma
Dosis dan Aturan Pakai Prednisolone
Cara Penggunaan Prednisolone adalah sebagai berikut.
Artikel Lainnya: Benarkah Sakit Mata Menular Lewat Pandangan? Ini Faktanya
Tujuan: kelainan darah dan limfoma
Bentuk: Tablet
- Dewasa: Dosis awal 15-60 mg per hari.
Tujuan: asma akut
Bentuk: tablet
- Dewasa: 40-80 mg per hari dibagi dalam beberapa dosis atau dosis tunggal, diberikan hingga asma membaik.
- Anak-anak: 1–2 mg/kg BB per hari, dibagi dalam beberapa dosis atau dosis tunggal, obat diberikan selama 3-10 hari atau lebih.
Tujuan: sindrom nefrotik
Bentuk: tablet
- Anak-anak: 2 mg/kg BB per hari atau 60 mg/m2 luas permukaan tubuh (LPT) per hari, dibagi dalam 3 dosis, selama 4 minggu.
- Dosis lanjutan: pemberian dosis tunggal 40 mg/m2 LPT setiap 2 hari sekali, selama 4 minggu.
Tujuan: multiple sclerosis
Bentuk: tablet
- Dewasa: dosis awal sebanyak 200 mg per hari, selama 1 minggu.
- Dosis lanjutan 80 mg setiap 2 hari sekali, selama 1 bulan.
Tujuan: rheumatoid arthritis, penyakit asam urat, kolitis ulseratif, atau dermatitis seboroik
Bentuk: tablet
- Dewasa: 5–60 mg per hari, dibagi dalam beberapa dosis atau dosis tunggal.
- Anak-anak: 0,14–2 mg/kg BB per hari.
Tujuan: radang pada mata (konjungtivitis)
Bentuk: tetes mata
- Dewasa dan anak-anak: 1–2 tetes pada bagian dalam kelopak mata yang sakit, berikan 2–4 kali sehari.
Tujuan: radang sendi
Bentuk: injeksi (intraartikular atau periartikular)
- Dewasa: 5–25 mg tergantung ukuran sendi. Jumlah sendi maksimal yang boleh disuntik dalam 1 hari adalah 3 sendi.
Kondisi: alergi, rheumatoid arthritis, asam urat, dermatitis seboroik
Bentuk: Injeksi (intramuskular)
- Dewasa: 25–100 mg 1–2 kali seminggu. Dosis maksimal 100 mg 2 kali seminggu.
Artikel Lainnya: Arti Medis di Balik Warna dan Bentuk Belek Mata
Cara Menggunakan Prednisolone
Berikut beberapa hal terkait penggunaan obat Prednisolone.
- Ikuti petunjuk dokter atau informasi yang tertera pada kemasan obat. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi dengan dokter.
- Konsumsi Prednisolone oral setelah makan untuk mencegah nyeri lambung.
- Minum obat peradangan tersebut di waktu yang sama. Jika Anda lupa satu dosis, segera minum saat teringat jika jeda waktu dengan dosis berikutnya masih jauh.
Jika sudah dekat, lupakan saja dosis yang terlewat. Jangan menggandakan dosis dalam satu waktu.
- Jangan berhenti mengonsumsi obat secara tiba-tiba jika telah menjalani pengobatan selama lebih dari 3 minggu.
Dokter biasanya akan menurunkan dosis secara bertahap untuk mencegah gejala putus obat.
Cara Penyimpanan
Prednisolone sebaiknya disimpan di dalam lemari es, tetapi jangan dibekukan. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
Efek Samping Prednisolone
Sejumlah efek samping bisa terjadi ketika Anda mengonsumsi Prednisolone, terutama jika digunakan dalam jangka waktu panjang.
Adapun efek sampingnya adalah:
- gangguan pencernaan
- gelisah
- peningkatan berat badan
- insomnia
- perubahan suasana hati
- keringat berlebih
Efek samping serius yang perlu diwaspadai antara lain:
- sesak napas
- gangguan penglihatan
- edema
- perdarahan yang tidak normal
- tinja kehitaman
- muntah yang bercampur darah
Artikel Lainnya: Asma Sering Muncul Bersama Nyeri Perut
Interaksi Prednisolone dengan Obat Lainnya
Beberapa obat dapat berinteraksi dengan Prednisolone, antara lain:
- terjadi penurunan efektivitas Prednisolone jika digunakan dengan mifepristone, aminoglutethimide, rifampicin, carbamazepine, phenobarbital, phenytoin, rifabutin, atau primidone
- kadar Prednisolone dalam darah akan meningkat jika digunakan dengan pil kb atau obat antivirus, seperti ritonavir atau indinavir
- menyebabkan penurunan efektivitas antikoagulan
- penggunaan dengan antasida yang mengandung magnesium atau aluminium, carbimazole, atau thiamazole dapat menurunkan penyerapan Prednisolone
- peningkatan risiko kadar gula darah meningkat jika digunakan dengan glukokortikoid
- peningkatan risiko terjadinya hipokalemia jika digunakan dengan amphotericin
Peringatan dan Perhatian
Yang utama, hindari penggunaan Prednisolone jika Anda alergi terhadap kandungan obat ini.
Selain itu, informasikan kepada dokter jika Anda memiliki riwayat:
- diabetes
- hipertensi
- glaukoma
- katarak
- osteoporosis
- epilepsi
- tukak lambung,
- penggumpalan darah
- myasthenia gravis
- hipotiroid
- gangguan ginjal
- penyakit hati
- penyakit jantung
- gangguan mental, seperti depresi atau psikosis
Informasikan dokter jika setelah mengonsumsi obat ini Anda mengalami masalah pertumbuhan.
Pasalnya, penggunaan prednisolone dalam jangka panjang bisa menghambat pertumbuhan anak atau sebabkan pengeroposan tulang.
Hindari beraktivitas yang membutuhkan kewaspadaan, seperti mengemudikan kendaraan, selama menjalani pengobatan dengan Prednisolone.
Sebaiknya Anda tidak berdekatan dengan orang yang sedang sakit atau terinfeksi bakteri atau virus selama menggunakan obat ini.
Obat ini bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan risiko Anda terserang infeksi.
Jangan melakukan vaksinasi saat menggunakan prednisolone tanpa konsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Artikel Lainnya: Hati-hati, Emosi Bisa Jadi Penyebab Asma Kambuh!
Peringatan Kehamilan
Prednisolone masuk kategori C untuk keamanan kehamilan.
Artinya, studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin.
Namun, belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Sementara itu, Prednisolone masuk kategori D pada trimester pertama kehamilan. Yakni, ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia.
Peringatan Menyusui
Obat keras ini dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, konsultasikan ke dokter sebelum menggunakan obat ini.
Penyakit Terkait Obat Prednisolone
Rekomendasi Obat Sejenis Prednisolone
- Methylprednisolone
- Methotrexate
- Hydroxychloroquine
Jangan ketinggalan berita seputar penyakit dan obat dengan men-download aplikasi KlikDokter.
(HNS/AYU)
- ISO Farmakoterapi 2 (2013). Artitis rematoid.
- ISO Indonesia (2018). Prednisolone.
- MIMS Indonesia. Diakses 2021. Prednisolone.
- Pusat Informasi Obat Nasional (PIONAS), Diakses 2021. Prednisolone.
- WebMD. Diakses 2021. Prednisolone.