Prednisone
Golongan | Obat keras |
Kategori | Obat antiinflamasi |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak |
Bentuk Obat | Tablet |
Prednisone untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori C: Studi pada hewan menunjukkan adanya efek samping pada janin, tapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil. Peringatan menyusui: Prednisone terdistribusi ke dalam ASI. Bila kamu sedang menyusui sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. |
Merek Dagang Prednisone
Ifisone, Lexacort, Pehacort, Nufapredsone, Prednisone Nufarindo, Remacort
Pengertian Prednisone
Prednisone merupakan golongan obat kortikosteroid yang biasanya digunakan untuk mengurangi inflamasi (pembengkakan). Cara kerja dari obat ini adalah dengan menekan respons sistem imun agar tidak menimbulkan reaksi berlebihan.
Obat ini kerap diresepkan pada pasien radang sendi, radang saluran pernapasan, kolitis ulseratif (peradangan pada usus besar dan bagian akhir usus besar yang tersambung ke anus), sindrom nefrotik penyakit kulit, dan lupus erythematosus. Lalu, bagaimana dosis dan aturan penggunaannya? Yuk simak selengkapnya di sini.
Artikel lainnya: Benarkah Mandi Malam Bikin Rematik? Ini Faktanya
Keterangan
- Golongan: Obat keras
- Kelas Terapi: Obat antiinflamasi
- Kandungan: Prednisone 5 mg
- Kemasan: Boks, 10 Strip @ 10 tablet
- Farmasi: Imfarmind, Molex Ayus, Phapros, Novapharin
- Harga Prednisone: Rp 2.500 - Rp 28.000 per strip
Kegunaan Prednisone
Prednisone digunakan sebagai anti inflamasi pada beberapa penyakit, seperti:
- Kelainan endokrin: Insufisiensi adrenokortikal (hydrocortisone atau cortisone merupakan pilihan pertama, kombinasi methylprednisolone dengan mineralokortikoid dapat digunakan), adrenal hiperplasia kongenital, tiroid non-supuratif, hiperkalemia yang berhubungan dengan penyakit kanker
- Penyakit rematik: Sebagai terapi tambahan dengan pemberian jangka pendek pada arthritis sporiatik, arthritis rheumatoid, ankylosing spondylitis, bursitis akut dan subakut, non spesifik tenosynovitis akut, gouty arthritis akut, osteoarthritis post-trauma, dan epikondilitis
- Penyakit kolagen: Sistemik lupus eritematosus, karditis rematik akut, dan sistemik dermatomikosis (polymyositis)
- Penyakit kulit: Pemphigus, bullous dermatitis herpetiformis, eritema multiforme yang berat (Stevens Johnson syndrome), eksfoliatif dermatitis, mikosis fungoides, psoriasis, dan dermatitis seboroik
- Alergi: Seasonal atau perennial rhinitis alergi, penyakit serum, asma bronkhial, reaksi hipersensitif terhadap obat, dermatitis kontak dan dermatitis atopik
- Penyakit mata: Corneal marginal alergi, herpes zoster ophthalmicus, konjungtivitis alergi, keratitis, chorioretinitis, neuritis optik, iritis, dan iridosiklitis
- Penyakit pernafasan: Sarkoidosis simptomatik, pulmonary tuberculosis pulminan atau diseminasi
- Kelainan darah: Idiopatik purpura trombositopenia, trombositopenia sekunder pada orang dewasa, anemia hemolitik, erythroblastopenia, hypoplastic anemia kongenital
- Penyakit kanker (Neoplastic disease): Untuk terapi paliatif pada leukemia dan limfoma pada orang dewasa, dan leukemia akut pada anak
- Edema: Menginduksi diuresis atau remisi proteinuria pada sindrom nefrotik
- Gangguan saluran pencernaan: Kolitis ulseratif dan regional enteritis
- Sistem saraf: eksaserbasi akut pada multipel sklerosis
Dosis dan Aturan Pakai Prednisone
Prednisone merupakan obat keras, hanya bisa didapatkan dan digunakan dengan resep dokter.
Dosis Prednisone bervariasi tergantung penyakit dan kondisi pasien. Konsultasikan pada dokter terlebih dahulu sebelum kamu menggunakan obat ini. Berikut aturan penggunaan secara umum:
Tujuan: Anti inflamasi/imunosupresan
Bentuk: Tablet
- Dewasa: Dosis awal 5 – 60 mg per hari. Durasi pengobatan disesuaikan dengan kondisi medis pasien
- Anak: Dosis awal 0.05 – 2 mg/kg BB per hari yang diberikan terbagi tiap 6 – 24 jam. Durasi pengobatan disesuaikan dengan kondisi medis pasien
Tujuan: Rheumatoid arthritis
Bentuk: Tablet
- Dosis awal 5 – 10 mg sebelum tidur, dosis dapat disesuaikan dengan kondisi medis pasien
Tujuan: Multiple Sclerosis
Bentuk: Tablet
- Dosis awal 200 mg per hari selama 1 minggu, dilanjutkan dengan dosis 80 mg pada hari berikutnya selama 1 bulan
Cara Menggunakan Prednisone
- Gunakan Prednisone sesuai dengan anjuran dan resep dokter. Baca petunjuk pemakaian pada kemasan obat
- Prednisone tablet dapat digunakan setelah makan. Konsumsi obat secara teratur dan pada waktu yang sama. Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa konsultasi pada dokter terlebih dahulu
- Apabila kamu lupa mengonsumsi obat, maka segera minum jika jeda dengan waktu selanjutnya masih lama. Tapi jika jeda dengan waktu berikutnya singkat, maka lupakan dosis yang tertinggal. Jangan menggandakan dosis pada waktu bersamaan
- Jangan melebihkan atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter untuk menghindari terjadinya efek samping atau efektivitas yang berkurang dari obat
- Segera temui dokter apabila gejala tidak membaik atau mengalami perburukan
Artikel lainnya: Penyebab Kulit Menjadi Sangat Elastis atau Hiperelastis
Cara Penyimpanan
- Ikuti petunjuk penyimpanan yang tertera pada kemasan
- Simpan Prednisone pada suhu ruang berkisar 20 - 25 derajat Celcius, pada tempat yang sejuk dan kering, serta terlindung dari cahaya matahari langsung
Efek Samping Prednisone
Efek samping yang dapat timbul selama penggunaan Prednisone, yaitu:
- Cushing syndrome
- Retensi cairan dan garam
- Hipertensi
- Hiperhidrosis atau kelebihan cairan
- Gangguan mental
- Osteonekrosis
- Pankreatitis septik akut
- Kelemahan otot
- Gangguan visual
- Nafsu makan meningkat
- Retardasi pertumbuhan
Overdosis
Gejala overdosis obat kortikosteroid yang dapat muncul, yakni:
- Reaksi anafilaksis seperti gatal hingga timbul rasa terbakar, sulit bernafas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah.
- Lemah otot
- Batuk berdarah
- Denyut jantung terlalu cepat atau lemah
- Tidak sadarkan diri
Segera pergi ke pelayanan medis terdekat apabila mengalami gejala tersebut. Penanganan kegawatdaruratan hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis profesional.
Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:
- Terapi Antidiabetes
- Luka lambung
- Osteoporosis
- Psikosis atau psikoneurosis berat
- Tuberkulosis aktif
- Infeksi akut
- Baru menerima vaksin hidup
- Mengonsumsi alkohol
- Merokok
Interaksi Obat Prednisone dengan Obat Lain
Informasikan pada dokter mengenai obat-obat yang sedang kamu konsumsi. Beberapa obat yang diberikan bersama dengan Prednisone dapat menurunkan efektivitas atau meningkatkan toksisitas, seperti:
- Antibiotik atau antijamur
- Pil KB atau obat hormon lain
- Antidiabetes oral maupun insulin
- Obat-obat terapi demensia dan Parkinson
- Pengencer darah seperti warfarin atau heparin
- NSAID atau antinyeri seperti aspirin, ibuprofen atau meloksikam
- Vaksin hidup seperti BCG
- Obat diuretik seperti furosemid atau spironolakton
List di atas mungkin tidak memuat semua obat yang berinteraksi dengan Prednisone. Maka diingatkan untuk menginformasikan pada dokter semua obat baik obat kimiawi, herbal atau vitamin yang sedang atau akan kamu konsumsi.
Tidak semua obat berinteraksi dengan Prednisone, namun terapi tetap disesuaikan tergantung kondisi kamu.
Peringatan dan Perhatian
- Ikuti semua saran dan instruksi dokter. Baca petunjuk dan anjuran yang terdapat pada kemasan
- Hindari menggunakan obat ini apabila kamu sedang terinfeksi jamur dibagian tubuh manapun
- Steroid dapat melemahkan imun tubuh sehingga tubuhmu akan lebih mudah terserang infeksi
- Informasikan pada dokter tentang infeksi yang sedang atau pernah kamu alami, terutama:
- Tuberculosis
- Herpes
- Infeksi parasit seperti diare
- Sirosis atau penyakit hati lainnya
- Ginjal
- Gangguan tiroid
- Glaucoma atau katarak
- Depresi
- Gagal jantung kongestif
- Hipertensi
- Tidak dianjurkan bagi ibu menyusui karena kemungkinan kortikosteroid dapat terserap ke dalam air susu ibu
- Hindari melakukan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi, seperti mengemudi dan mengoperasikan mesin selama menggunakan obat ini
- Pada pemakaian jangka panjang dosis obat ini harus diturunkan secara bertahap (tappering off)
- Perhatikan dengan hati-hati bagi anak-anak dan bayi yang memakai kortikosteroid dalam jangka Panjang terhadap pertumbuhan dan perkembangannya
- Informasikan pada dokter mengenai kondisi kesehatan kamu, apakah kamu sedang hamil, persiapan kehamilan atau menyusui. Informasi ini akan menjadi pertimbangan untuk menghindari efek samping atau efek-efek yang tidak diinginkan lainnya
Artikel lainnya: Mengenal Apa Itu Hemoglobin, Kadar Normalnya, dan Fungsinya Pada Tubuh
Kategori Kehamilan
Kategori C:
Studi pada hewan menunjukkan adanya efek samping pada janin, namun tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Peringatan Kehamilan
Informasikan pada dokter apabila kamu sedang hamil atau sedang dalam program kehamilan, terapi akan dipertimbangkan tergantung kondisi kehamilan kamu.
Namun perlu diingat, terapi akan diberikan apabila lebih besar manfaat yang didapatkan daripada potensi risiko pada janin.
Peringatan Menyusui
Prednisone dapat terdistribusi ke dalam ASI. Bila kamu sedang menyusui sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
Penyakit Terkait
- Alergi
- Asma bronkial
- Rhinitis alergi
- Anemia hemolitik
- Sindrom nefrotik
- Multiple sclerosis
- Rheumatoid arthritis
Rekomendasi Obat Sejenis Prednisone
#JagaSehatmu segera redakan inflamasi yang menyerang dengan penanganan dan pengobatan yang tepat. Untuk dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis, Yuk download aplikasi KlikDokter dan nikmati kemudahan konsultasi kesehatan 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter online.
[LUF]
Brande Lauren. Mei 2023. Steroid Overdose
Gunawan SG dkk (2016) Farmakologi dan terapi edisi 6. Badan penerbit FKUI
ISO Indonesia Volume 53 (2021). Ifisone, Lexacort, Pehacort
MIMS Indonesia. Mei 2023. Prednisone