Pengertian
Actaxon injeksi adalah obat untuk menangani penyakit infeksi. Sebut saja infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran kemih, infeksi kulit, infeksi tulang dan sendi, gonore tanpa komplikasi, sepsis, meningitis, dan berbagai infeksi lain.
Actaxon mengandung zat aktif ceftriaxone yang bekerja dengan mengikat satu atau lebih penicillin-binding protein. Dengan demikian, pembentukan dinding sel dapat dicegah dan dapat menyebabkan kematian sel bakteri.
Artikel Lainnya: ISK Bisa Bikin Warna Urine Berubah
Keterangan
Berikut adalah keterangan obat Actaxon yang sebaiknya diketahui:
- Golongan: Obat Keras.
- Kelas Terapi: Sefalosporin.
- Kandungan: Ceftriaxone 1 gram.
- Bentuk: Serbuk.
- Satuan Penjualan: Vial.
- Kemasan: Box, 1 Vial @ 1 Gram + 1 Ampul Pelarut @ 10 mL.
- Farmasi: Meprofarm/ Actavis.
- Harga: Rp. 35.000 – Rp. 100.000/ Vial.
Kegunaan
Actaxon injeksi digunakan untuk menangani penyakit infeksi, seperti infeksi saluran pernapasan bawah, infeksi kulit, infeksi tulang dan sendi, infeksi saluran kemih, meningitis, serta berbagai infeksi lainnya.
Artikel Lainnya: Efektifkah Masker untuk Cegah Infeksi Pernapasan akibat Polusi Udara?
Dosis & Cara Penggunaan
Actaxon injeksi merupakan obat keras. Untuk membeli dan menggunakannya, harus dengan resep dokter.
Dosis umum pemakaian Actaxon injeksi adalah sebagai berikut:
-
Injeksi intravena (melalui pembuluh darah) atau injeksi Intramuskular (melalui otot)
- Infeksi rawan: dosis 1-2 g per hari. Dosis dapat dinaikkan menjadi 4 g per hari apabila kondisi tergolong berat.
- Sifilis: dosis 0,5-1 g per hari.
- Penyakit Lyme: dosis 2 g per hari selama 14-21 hari.
- Pencegahan infeksi pada pembedahan: dosis 1-2 g, diberikan 30 menit-2 jam sebelum operasi atau bedah.
-
Injeksi intramuskular
- Gonore tanpa komplikasi: dosis 250-500 mg.
- Otitis media akut: dosis 1-2 g.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 20-25 derajat Celsius, di tempat kering dan jauh dari sinar matahari langsung.
Artikel Lainnya: Kenali Manfaat Tomat bagi Paru-paru Anda
Efek Samping
Efek samping yang dapat timbul setelah penggunaan Actaxon, yaitu:
- Diare.
- Mulas.
- Badan lemas.
- Demam.
- Mual dan muntah.
- Pruritus.
- Kejang.
- Gatal pada kulit.
- Sesak napas.
Overdosis
Gejala overdosis obat Actaxon, antara lain:
- Diare.
- Mual.
- Muntah.
Segeralah bawa pasien ke rumah sakit apabila mengalami gejala overdosis.
Artikel Lainnya: 4 Infeksi Kulit yang Sering Terjadi pada Anak
Kontraindikasi
Jangan menggunakan obat ini apabila pasien mempunyai kondisi seperti;
- Alergi terhadap sefalosporin atau antibiotik β-laktam lainnya.
- Neonatus dengan kondisi hiperbilirubinemia, ikterus, atau asidosis yang memerlukan pengobatan IV Ca.
Interaksi Obat
Penggunaan Actaxon sebaiknya tidak dilakukan bersamaan dengan jenis-jenis obat berikut, karena dapat menimbulkan interaksi obat:
- Aminoglikosida.
- Vaksin BCG.
- Vaksin tifoid.
- Antikoagulan.
- Larutan kalsium hidroksida.
Kategori Kehamilan
Kategori B: Studi pada binatang menunjukkan bahwa obat ini tidak berbahaya terhadap janin. Akan tetapi, studi pada wanita hamil masih perlu dilakukan lebih lanjut.
Peringatan Menyusui
Actaxon terserap ke dalam ASI dalam konsentrasi rendah. Karena itu, ibu menyusui harus berkonsultasi kepada dokter sebelum menggunakannya.