Pengertian
Candipar adalah obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi jamur, khususnya infeksi kandida pada vagina, kerongkongan, mulut, dan aliran darah.
Kandungan fluconazole yang terdapat dalam Candipar bekerja dengan menghambat pembentukan membran sel jamur yang rentan, termasuk B. dermatitidis, Candida spp., C. immitis, C. neoformans, Epidermophyton spp., H. capsulatum, Micosporum spp., dan Trichophyton spp.
Secara umum, sebagian besar infeksi menyebabkan pembengkakan, kemerahan, demam, dan nyeri.
Candipar juga digunakan untuk membantu mencegah infeksi jamur pada mereka yang memiliki sistem imun lemah. Misal, pada pasien HIV lanjut, bayi prematur, dan lainnya.
Artikel Lainnya: Awas, Infeksi Jamur Juga Bisa Bermula dari Sepatu!
Keterangan
- Golongan: Obat Keras.
- Kelas Terapi: Antijamur.
- Kandungan: Fluconazole 150 mg.
- Bentuk: Kapsul.
- Satuan Penjualan: Strip.
- Kemasan: Box, 1 Strip @ 10 Kapsul.
- Farmasi: PT Genero Pharmaceuticals.
- Harga: Rp. 49.000 - Rp. 80.000/ Strip
Kegunaan
Candipar digunakan untuk membantu mengobati infeksi yang diakibatkan oleh jamur.
Dosis & Cara Penggunaan
Candipar adalah obat keras yang harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
-
Tinea pedis, tinea cruris, tinea corporis, versikolor dan kandidiasis dermal
- Dewasa: 50 mg sehari. Obat diberikan selama 2-4 minggu, maksimal 6 minggu misal pada tinea pedis. Obat diberikan secara oral.
-
Pencegahan infeksi jamur pada pasien dengan masalah sistem imun, setelah radioterapi atau kemoterapi
- Dewasa: 50-400 mg per hari disesuaikan dengan risiko infeksi. 400 mg per hari jika ada risiko tinggi untuk mengalami infeksi sistemik.
- Anak: tergantung dari lama dan beratnya neutropenia, 3-12 mg/kgBB per hari. Obat diberikan setiap 72 jam untuk neonatus usia sampai 2 minggu, dan setiap 48 jam untuk neonatus usia 2-4 minggu.
Artikel Lainnya: Infeksi Jamur Juga Bisa Menular Lewat Sentuhan
Cara Penyimpanan
Simpan di bawah 30 derajat Celsius.
Efek Samping
Efek samping yang dapat muncul selama penggunaan Candipar, antara lain:
- Ruam kulit.
- Sakit kepala.
- Pusing.
- Mual, muntah.
- Diare.
- Sakit perut.
- Peningkatan kinerja enzim hati.
- Kebotakan.
Overdosis
Penggunaan Candipar yang melebihi dosis dapat menimbulkan halusinasi dan perilaku paranoid.
Bila pasien mengalami overdosis, akan diberikan pengobatan simtomatik dan suportif oleh tenaga medis. Lavage lambung juga akan dipertimbangkan, apabila perlu. Cuci darah bisa membuat kadar plasma turun sekitar 50 persen.
Artikel Lainnya: Waspada Infeksi Jamur, Kenali Jenis dan Gejalanya
Kontraindikasi
Candipar sebaiknya tidak digunakan pada pasien yang hipersensitif terhadap kandungan obat.
Interaksi Obat
Berikut adalah interaksi Candipar dengan obat lain jika digunakan secara bersamaan:
- Quinidine, cisapride, pimozide, dan erythromicin, berpotensi menaikkan risiko kardiotoksisitas.
- Glibenclamide, tolbutamide, dan glipizide, dapat menambah konsentrasinya di plasma darah.
- Antikoagulan, seperti warfarin, dapat menaikkan risiko perdarahan.
- Pheytoin, theophylline, cyclosporine, rifabutin, dan tacrolimus, dapat menaikkan konsentrasi plasma.
- Candipar berpotensi untuk meningkatkan paparan sistemik dari obat antagonis kalsium.
- Hindari penggunaan bersama dengan erythromycin, halofantrine, dan astemizole.
Artikel Lainnya: Infeksi Jamur di Kulit, Hilangkan dengan Cara Ini
Kategori Kehamilan
-
Kategori C (dosis tunggal 150 mg untuk kandidiasis vaginalis)
Studi pada hewan telah menunjukkan efek samping pada janin. Namun, belum ada studi yang cukup baik pada wanita hamil. Obat hanya dapat digunakan jika manfaatnya lebih besar dari potensi risiko.
-
Kategori D (digunakan dalam kondisi selain kandidiasis vaginalis)
Ada bukti positif bahwa obat berisiko pada janin manusia. Namun, pada beberapa kasus, penggunaan obat membawa manfaat lebih besar daripada risikonya.
Peringatan Menyusui
Obat dapat terserap ke dalam ASI. Sebelum mengonsumsi obat, harap tanyakan dulu kepada dokter.