Chloramphenicol
Golongan |
Obat keras |
Kategori obat |
Antibiotik |
Dikonsumsi oleh |
Dewasa dan Anak-anak |
Bentuk obat |
Kapsul, suspensi, krim, salep mata, dan tetes telinga |
Chloramphenicol untuk ibu hamil dan menyusui |
Kategori C: Studi pada hewan menunjukkan adanya efek samping pada janin. Namun, tidak ada studi yang terkontrol pada wanita hamil. Peringatan Menyusui: Chloramphenicol dapat tereksresi keluar melalui air susu ibu. Sebaiknya jangan menggunakan obat tanpa berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter. |
Pengertian Chloramphenicol
Chloramphenicol adalah antibiotik yang efektif melawan bakteri penyebab infeksi seperti Haemophilus influenzae, salmonella sp, riketsia, psittacosis dan Limfogranuloma.
Tapi obat ini Hanya dianjurkan untuk diberikan pada pasien yang tidak mampu mentoleransi atau telah resisten terhadap antibiotik lainnya.
Kloramfenikol bekerja melawan bakteri gram positif, gram negatif dan anaerob dengan cara mengikat subunit ribosom 50s sehingga menghambat sintesis protein.
Chloramphenicol diproduksi dalam berbagai bentuk sediaan seperti Kapsul, suspensi, krim kulit, Tetes mata, salep mata, dan tetes telinga. Obat ini juga berfungsi untuk mengatasi infeksi kulit, Infeksi mata superfisial dan otitis eksterna.
Artikel lainnya: 4 Jenis Pneumonia yang Harus Kamu Ketahui, Apa Saja?
Keterangan Obat Chloramphenicol
1. Chloramphenicol Kapsul
- Golongan: Obat keras
- Kelas terapi: Antibiotik
- Kandungan: Chloramphenicol 100 mg dan 250 mg
- Kemasan: Dus, 10 strip @10 kapsul, dus, 12 strip @10 kapsul, botol plastik @100 kapsul, dus, 12 blister @10 kapsul, dus, 10 blister @10 kapsul, dus, 10 blister @12 kapsul
- Produksi: Indofarma, Kimia Farma, Holi Pharma, Mutiara Mukti Farma, Novapharin, Pyridam Farma, Sejahtera lestari Farma, Bernofarm, Imfarmind Farmasi, Yekatria Farma, Phapros Tbk, Sanbe Farma, Lloyd Pharma
- Harga Chloramphenicol Kapsul:Rp. 10.778/strip
- Merek dagang: Novachlor, Grafacetin, Microtina, Kalmicetine
2. Chloramphenicol Suspensi
- Golongan: Obat keras
- Kelas terapi: Antibiotik
- Kandungan: Chloramphenicol 125 mg/5 mL
- Kemasan: Dus, 1 botol @60 ml
- Produksi: Pyridam Farma, First MediPharma, Novapharin, Errita Pharma, Imfarmind Farmasi Industri, Meprofarm, Pyridam Farma, Yekatria Farma, Novapharin, Holi Pharma, Kimia Farma
- Harga Chloramphenicol suspensi:Rp. 10.000/botol
- Merek dagang: Kalmicetin, Microtina, Colsancetine, Chlorexol, Erlamycetin, Hufamycetin
3. Chloramphenicol Krim
- Golongan: Obat keras
- Kelas terapi: Antibiotik
- Kandungan: Chloramphenicol 20 mg/5 g
- Kemasan: Dus, tube @5 gram
- Produksi: First Medifarma
- Harga Chloramphenicol Krim: Rp 19.202/tube
- Merek dagang: Klorfeson, Chloramfecort,Trifamycetin
4. Chloramphenicol Salep Mata
- Golongan: Obat keras
- Kelas terapi: Antibiotik
- Kandungan: Chloramphenicol 1%
- Kemasan: Dus, tube @5 gram, dus, 24 tube @5 g, tube @5 g
- Produksi: Erela, Kimia Farma
- Harga Chloramphenicol salep mata: Rp15.000 - Rp37.000/tube
- Merek dagang:Erlamycetin, Reco, Ikamicetin, Chloramex, Klorfeson
5. Chloramphenicol Tetes Mata
- Golongan: Obat keras
- Kelas terapi: Antibiotik
- Kandungan: Chloramphenicol 20 mg
- Kemasan: Dus, 1 tube @15 gram
- Produksi: Ferron Par Pharmaceuticals
- Harga Chloramphenicol Tetes mata: Rp 10.633/botol
- Merek dagang: Cendo Fenicol, Erlamycetin plus
6. Chloramphenicol Tetes Telinga
- Golongan: Obat keras
- Kelas terapi: Antibiotik
- Kandungan: Chloramphenicol 3%
- Kemasan: Botol plastik @5 mL
- Produksi: Erela
- Harga Chloramphenicol Tetes telinga: Rp 28.350/botol
- Merek dagang:Colme, Reco, Erlamycetin
Kegunaan Chloramphenicol
Penggunaan obat Chloramphenicol yang diberikan secara langsung melalui mulut (oral) seperti kapsul dan suspensi secara umum digunakan untuk mengatasi infeksi berat akibat bakteri terutama:
- Bakteri gram-negatif (seperti meningitis bakterial)
- Haemophilus influenzae
- Riketsia
- Psittacosis
- Salmonella sp
- Limfogranuloma
Sementara itu, obat Chloramphenicol dalam bentuk sediaan krim dapat digunakan untuk mengatasi infeksi kulit yang muncul akibat:
- Luka bedah
- Luka bakar
Selain itu, obat Chloramphenicol dalam bentuk sediaan salep mata dan tetes mata berfungsi dalam mengatasi kondisi infeksi mata superfisial (konjungtivitis bakteri).
Semetara itu, sediaan tetes telinga pada obat ini bermanfaat untuk mengatasi otitis eksterna atau infeksi telinga luar.
Dosis dan Aturan Pakai Chloramphenicol
Chloramphenicol tergolong obat keras yang penggunaannya harus menggunakan resep dokter. Berikut adalah aturan minum dan dosis penggunaan obat secara umum:
Tujuan: Infeksi berat akibat bakteri gram-negatif (seperti meningitis bakterial), Haemophilus influenzae, riketsia, psittacosis, salmonella sp, limfogranuloma.
Bentuk: Chloramphenicol kapsul dan suspensi
Dosis yang direkomendasikan:
- Dewasa: 1-2 kapsul diberikan 4 kali sehari
- Anak-anak: 30 - 50 mg/kg berat badan diberikan 3 sampai 4 kaii dalam sehari
*Penggunaan obat pada bayi harus berdasarkan persetujuan dari dokter.
Tujuan: Infeksi kulit
Bentuk: Chloramphenicol krim
Dosis yang direkomendasikan:
- Dewasa: Oleskan 1-4 kali sehari secara tipis-tipis pada kulit yang mengalami infeksi.
Tujuan: Konjungtivitis mata
Bentuk: Tetes mata
Dosis yang direkomendasikan:
- Dewasa dan anak usia diatas 2 tahun: teteskan 1-2 tetes pada mata yang sakit sebanyak 6 kali sehari.
Tujuan: Konjungtivitis mata
Bentuk: Salep mata
Dosis yang direkomendasikan:
- Dewasa dan anak usia diatas 2 tahun: Oleskan salep sekitar 1 cm pada area mata yang terkena setiap 3-4 jam. Lanjutkan pengobatan hingga 48 jam setelah keluhan sembuh total. Terapi dilakukan selama 5 hari.
Tujuan: Konjungtivitis mata
Bentuk: Salep mata
Dosis yang direkomendasikan:
- Dewasa dan anak usia diatas 2 tahun: Oleskan salep sekitar 1 cm pada area mata yang terkena setiap 3-4 jam. Lanjutkan pengobatan hingga 48 jam setelah keluhan sembuh total. Terapi dilakukan selama 5 hari.
Tujuan: Otitis eksterna
Bentuk: Tetes telinga
Dosis yang direkomendasikan:
- Dewasa dan anak-anak: Teteskan 3-4 tetes ke telinga yang terkena selama 1 minggu.
Cara Menggunakan
Gunakan Chloramphenicol sesuai dengan anjuran dan resep dokter agar fungsi obat optimal. Baca juga petunjuk pemakaian pada kemasan obat.
Berikut adalah aturan pakai obat:
- Chloramphenicol Kapsul
- Chloramphenicol kapsul dapat diminum utuh dengan segelas air putih pada saat perut kosong, hal ini dimaksudkan 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.
- Jangan mengunyah, membelah, menghancurkan obat.
- Konsumsi obat pada waktu yang sama.
- Chloramphenicol Suspensi
- Sebelum menggunakan obat dapat dikocok terlebih dahulu.
- Obat dapat diminum menggunakan sendok takar sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.
- Chloramphenicol Krim
- Bersihkan terlebih dahulu kulit yang akan diobati dan keringkan.
- Oleskan tipis-tipis pada kulit sesuai dengan yang dianjurkan.
- Chloramphenicol Tetes Mata
- Bersihkan tangan sebelum dan sesudah menggunakan obat tetes mata.
- buka tutup obat tetes mata, pastikan ujung botol tidak rusak dan mengenai selaput mata.
- Tengadahkan kepala dan teteskan obat pada kantung mata bagian bawah sesuai dosis yang disarankan, tutup mata dan biarkan selama 1-2 menit.
- Setelah menggunakan, pasang kembali tutup botol tetes mata dengan rapat.
- Chloramphenicol Salep Mata
- Bersihkan tangan sebelum dan sesudah menggunakan obat salep mata.
- Tengadahkan kepala kebelakang dan tarik kelopak bawah mata hingga membentuk kantung, lalu tekan tube salep secara perlahan hingga salep keluar sepanjang kira-kira 1 cm ke dalam kantung kelopak mata.
- Kedipkan mata beberapa kali secara perlahan, kemudian tutup mata selama 2-3 menit dan bersihkan salep mata berlebih dengan tisu.
- Setelah menggunakan pasang kembali tutup salep mata dengan rapat.
- Chloramphenicol Tetes Telinga
- Bersihkan tangan sebelum dan sesudah menggunakan obat tetes telinga.
- Anak usia diatas 3 tahun dan dewasa, luruskan saluran telinga dengan cara menarik daun telinga keatas dan kebelakang.
- Sementara itu, anak usia dibawah 3 tahun dapat dilakukan dengan cara menarik daun telinga ke bawah dan ke belakang.
- Teteskan obat sesuai dengan dosis pada lubang telinga, tunggu sekitar 1-3 menit, lalu posisikan kepala seperti semula dan bersihkan telinga luar dan cairan yang keluar dari telinga.
Apabila Kamu lupa menggunakan obat, segera minum jika jeda dengan waktu selanjutnya masih lama.
Jika jeda jedanya singkat, lupakan dosis yang tertinggal. Jangan menggandakan dosis pada waktu bersamaan.
Chloramphenicol merupakan antibiotik yang penggunaannya harus dihabiskan dan tidak boleh mengganti obat, menambah dan mengurangi dosis tanpa adanya arahan dari dokter.
Cara Penyimpanan
- Simpan obat Chloramphenicol pada suhu dibawah 20 - 25 derajat Celcius, di tempat sejuk, kering, dan terhindar dari cahaya matahari langsung.
- Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
- Obat Chloramphenicol yang belum dibuka dari kemasan primernya dapat digunakan hingga batas waktu kadaluarsa berakhir.
- Chloramphenicol kapsul yang sudah dibuka dapat digunakan hingga 6 bulan ke depan, dengan waktu kadaluarsa yang tertinggal lebih dari satu tahun.
- Sedangkan Chloramphenicol suspensi dapat digunakan hingga 6 bulan setelah kemasannya dibuka berdasarkan publikasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan. Namun sebaiknya tidak lebih dari 35 hari menggunakan obat.
- Sementara itu, Chloramphenicol sediaan tetes mata, salep mata dan tetes telinga dapat disimpan hingga 28 hari setelah kemasan dibuka.
Artikel lainnya: Waspada Bahaya Community-Acquired Pneumonia di Masyarakat
Efek Samping Chloramphenicol
Beberapa efek samping yang umum terjadi setelah penggunaan obat chloramphenicol, seperti:
- Diare
- Sakit kepala
- Neuritis perifer
- Enterokolitis
- Depresi ringan
- Mual
- Muntah
Sementara itu, efek samping yang serius juga dapat ditimbulkan dari penggunaan obat ini, antara lain:
- Granulositopenia
- Anemia aplastik
- Trombositopenia
- Baby Gray Syndrome
- Super infeksi
- Anemia hipoplastik
- Reaksi anafilaksis
Pemberian obat dalam bentuk sediaan tetes mata ataupun salep mata memiliki risiko efek samping salah satunya yaitu:
- Iritasi mata
- Peningkatan sensitivitas mata terhadap matahari
- Mempengaruhi bakteri normal pada mata
- Pembengkakan kelopak mata
Selain itu, obat chloramphenicol sediaan tetes telinga beresiko menyebabkan ototoksisitas atau kerusakan pada telinga.
Overdosis
Penggunaan obat Chloramphenicol secara berlebihan akan menimbulkan keracunan atau overdosis dengan gejala berikut:
- Perut kembung
- Mual dan muntah
- Penurunan tekanan darah dibawah normal (hipotensi)
- Asidosis metabolik
- Kolaps kardiovaskular
- Penurunan suhu tubuh dibawah normal (hipotermia)
- Koma
Segera hubungi bantuan tim medis darurat ke nomor 112/119 apabila ditemukan gejala-gejala di atas. Atau, segeralah ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat.
Interaksi Obat Chloramphenicol dengan Obat Lain
Obat Chloramphenicol dapat menimbulkan reaksi interaksi obat jika dikonsumsi bersamaan dengan zat aktif lainnya, seperti:
- Jangan menggunakan obat chloramphenicol bersamaan dengan obat imunosupresan dan kemoterapi karena dapat meningkatkan risiko anemia aplastik.
- Penggunaan bersama obat chloramphenicol dengan antibiotik aminoglikosida akan meningkatkan kerusakan telinga atau ototoksisitas.
- Dapat mengganggu penyerapan obat chloramphenicol bila digunakan bersamaan dengan obat golongan pengabsorpsi usus seperti suplemen kalsium dan antasida.
- Berhati-hati menggunakan obatkloramfenikol bersamaan dengan obat antikoagulan karena akan meningkatkan efek antikoagulan sekaligus risiko perdarahan.
- Peningkatan metabolisme obat chloramphenicol bila digunakan bersamaan dengan antibiotik rifampisin dan obat barbiturat.
- Tidak disarankan kombinasi antara obat kloramfenikol dengan pasien yang menerima dosis vaksin bakteri hidup karena akan mengganggu respon dari vaksin.
Peringatan dan Perhatian
Penggunaan obat dalam dosis besar akan beresiko menyebabkan baby grey syndrome terutama pada bayi baru lahir dan prematur. Sebaiknya hindari pemberian obat ini terhadap populasi tersebut.
Pemakaian obat Chloramphenicol dapat memicu efek samping yang serius salah satunya anemia aplastik, bila ditemukan gejala seperti kelemahan, infeksi berulang, mudah memar, sakit kepala dan pusing yang tidak biasa. Segera konsultasikan kondisimu kepada dokter.
Selain itu, kasus leukimia juga pernah dikaitkan dengan penggunaan obat chloramphenicol apabila Kamu menemukan gejala terkait kondisi tersebut harap segera periksakan kondisimu kepada dokter.
Hentikan penggunaan obat apabila terjadi neurosis optik atau peradangan pada saraf mata, Kondisi ini akan muncul setelah 6 minggu pemakaian obat yang menyebabkan hilangnya penglihatan secara tiba-tiba.
Pada beberapa kasus kondisi ini juga diikuti dengan gangguan neuropati perifer yang menyebabkan kesemutan dan kebas pada tangan.
Penggunaan obat chloramphenicol sediaan tetes telinga beresiko menyebabkan ototoksisitas dengan gejala seperti dengungan pada telinga, penurunan pendengaran, rasa penuh pada telinga, dan vertigo.
Segera hentikan pengobatan dan periksakan kondisimu kepada dokter. Selain itu, perhatikan juga adanya kontraindikasi. Orang-orang dengan kondisi berikut tidak disarankan menggunakan Chloramphenicol:
- Pasien yang mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap kandungan obat Chloramphenicol yang dapat menyebabkan pembengkakan dan eritema
- Porfiria akut
- Bayi usia 1 minggu
- Bayi prematur
Artikel lainnya: Bahaya Keracunan Salmonella pada Anak dan Cara Mengatasinya
Kategori Kehamilan dan menyusui
Badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (FDA) memasukkan obat chloramphenicol pada kategori C pada keamanan obat untuk ibu hamil.
Ini artinya studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik, embriosidal atau lainnya). Namun, tidak ada studi terkontrol pada wanita, atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia.
Obat dapat digunakan jika manfaat yang didapat lebih besar dari resikonya. Namun konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter Kamu sebelum mengonsumsi Microtina saat hamil atau dalam masa program kehamilan.
Obat juga diketahui dapat tersalur melalui air susu ibu, Hal ini tentu beresiko menimbulkan efek samping terhadap bayi.
Kemungkinan terjadinya anemia plastik pernah dikaitkan oleh para ahli setelah penggunaan obat terhadap bayi serta keracunan obat ini dapat menimbulkan Sindrom bayi abu-abu atau baby gray syndrome terutama pada bayi baru lahir dan prematur.
Sebaiknya hindari penggunaan obat pada masa menyusui atau laktasi namun bila tetap ingin menggunakan Obat harus berdasarkan rekomendasi dari dokter.
Penyakit Terkait
- Demam tifoid
- Paratifoid
- Infeksi H.Pylori
- Infeksi Salmonella Sp
- Psittacosis
- Rickettsia
- Meningitis bakterial
Rekomendasi Obat Sejenis Chloramphenicol
Kamu bisa kosultasi dengan dokter menggunakan fitur tanya dokter dan buat janji dokter dengan layanan temu dokter untuk konsultasi yang lebih praktis.
Kamu bisa mendapatkan layanan kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat, dengan cara booking di layanan pemeriksaan kesehatan di KlikDokter!
Yuk, #JagaSehatmu dengan mengunduh aplikasi KlikDokter di Google Play dan App Store dan gunakan juga KALStore untuk beli suplemen dan vitamin untuk menjaga kesehatan Kamu.
[HNS/NM]
- Cek BPOM.21 November 2023. Chloramphenicol.
- NCBI.21 November 2023.Chloramphenicol. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555966/
- Mayo Clinic.21 November 2023.Chloramphenicol. https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/chloramphenicol-oral-route-intravenous-route-injection-route/side-effects/drg-20062754?p=1
- NHS.21 November 2023.Chloramphenicol. https://www.nhs.uk/medicines/chloramphenicol/side-effects-of-chloramphenicol/