Pengertian
Chlorexol adalah obat dengan kandungan chloramphenicol yang dapat membantu mengobati infeksi bakteri. Chlorexol bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri sehingga bakteri yang ada didalam tubuh tidak menyebar. Chlorexol dapat digunakan untuk mengobati bakteri meningitis, infeksi bakteri anaerob, anthrax (penyakit sapi gila), abses otak, Ehrlichiosis (Bakteri yang ditularkan melalui kutu), Gas gangrene (kondisi saat luka terkena bakteri), Infeksi yang menyebabkan influeza, Psittacosis (bakteri Chlamydia psittaci biasanya ditularkan melalui burung). Chlorexol merupakan antibiotik yang bekerja dengan cara menghambat sintesis protein bakteri.
Keterangan
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Antibiotik
- Kandungan: Chloramphenicol 125 mg / 5 ml
- Bentuk: Suspensi
- Satuan Penjualan: Botol
- Kemasan: Botol @ 60 ml
- Farmasi: PT. Ifars
Kegunaan
Chlorexol dapat digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
Dosis & Cara Penggunaan
Chlorexol merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras, sehingga pada setiap pembelian nya harus menggunakan resep Dokter.
- Dewasa: 50mg/kgBB perhari dibagi dalam 4 dosis, dosis dapat ditingkatkan menjadi 100 mg/kgBB perhari untuk meningitus atau pasien yang sebelumnya sudah resistensi terhadap kloramfenikol.
- Bayi prematur 25 mg/kgBB per hari dibagi dalam 4 dosis
- Bayi lebih dari 2 minggu: 50 mg/kgBB dibagi dalam 4 dosis
- Anak-anak: 50 mg/kgBB per hari dibagi dalam 4 dosis, dosis dapat ditingkatkan menjadi 100 mg/kgBB per hari untuk meningitis atau infeksi serius. Diminum saat lambung kosong atau 1 sampai 2 hari sebelum makan.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celcius, di tempat kering dan sejuk.
Efek Samping
Efek samping yang dapat terjadi jika mengkonsumsi Chlorexol adalah:
- Mual
- Muntah
- Diare
- Sindrom gray pada bayi
- Reaksi neurologik (Depresi, bingung, delirium dan sakit kepala)
Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:
- Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap kloramfenikol
- Wanita hamil dan menyusui
- Riwayat diskrasia darah atau keluarga yang diketahui (misalnya anemia aplastik), porfiria akut, imunisasi aktif
Interaksi Obat
- Meningkatkan efek antikoagulan kumarin (misalnya dicoumarol, warfarin), hipoglikemia tertentu (misalnya klorpropamid, tolbutamid) dan antiepilepsi (misalnya fenitoin).
- Penginduksi enzim hati (misalnya fenobarbital, rifampisin) dapat menurunkan konsentrasi plasma kloramfenikol.
- Dapat menurunkan efek Fe dan vitamin B12 pada pasien anemia.
- Pengobatan jangka panjang dapat mengurangi kemanjuran kontrasepsi oral yang mengandung estrogen.
- Dapat meningkatkan kadar inhibitor kalsineurin dalam plasma (misalnya tacrolimus, ciclosporin).
- Berpotensi Fatal: Peningkatan toksisitas hematologis dengan obat-obatan yang menyebabkan depresi sumsum tulang (misalnya agen sitotoksik, sulfonamid).
Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Chlorexol ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.