Pengertian
Ciproxin adalah antibiotik yang diproduksi oleh Bayer. Ciproxin tersedia dalam bentuk tablet 500 mg, tablet lepas lambat 1000 mg dan injeksi 200 mg/100 mL. Ciproxin mengandung Ciprofloxacin yang merupakan antibiotik kuinolon yang digunakan untuk membantu mengobati berbagai infeksi bakteri. Ciproxin bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri. Ciproxin hanya untuk infeksi bakteri dan tidak akan bekerja untuk infeksi virus dan jamur Penggunaan Ciproxin perlu di konsultasikan terlebih dahulu pada dokter.
Keterangan
- Ciproxin Tablet
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Antibiotik Kuinolon
- Kandungan: Ciprofloxacin 500 mg
- Bentuk: Tablet Salut Selaput
- Satuan Penjualan: Strip
- Kemasan: Strip @ 10 Tablet
- Farmasi: Bayer Indonesia.
- Ciproxin XR
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Antibiotik Kuinolon
- Kandungan: Ciprofloxacin 1000 mg
- Bentuk: Tablet Lepas Lambat
- Satuan Penjualan: Strip
- Kemasan: Strip @ 5 Tablet Lepas Lambat
- Farmasi: Bayer Pharma/ Bayer Indonesia.
- Ciproxin Injeksi
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Antibiotik Kuinolon
- Kandungan: Ciprofloxacin 200 mg/100 mL
- Bentuk: Cairan Injeksi
- Satuan Penjualan: Botol
- Kemasan: Botol @ 100 mL dan 200 mL
- Farmasi: Bayer AG/ Bayer Indonesia.
Kegunaan
Ciproxin digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih, uretritis (peradangan pada uretra) dan servisitis gonore (peradangan yang terjadi pada serviks), demam tifoid dan paratifoid, infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi tulang dan sendi.
Dosis & Cara Penggunaan
Ciproxin termasuk golongan obat keras, hanya bisa didapatkan dan digunakan berdasarkan resep Dokter.
- Aturan penggunaan Ciproxin Tablet
- Dosis umum: 250-750 mg, diminum 2 kali sehari
- Gonore akut: dosis tunggal 250 mg per oral.
- Infeksi Saluran Pencernaan: 500 mg, di minum 2 kali sehari.
- Kurangi dosis jika CrCl ginjal < 20 mL / menit.
- Aturan penggunaan Ciproxin XR
- Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi (sistitis akut): 500 mg diminum 1 kali sehari selama 3 hari.
- Infeksi saluran kemih dengan komplikasi dan pielonefritis akut tanpa komplikasi: 1.000 mg diminum 1 kali sehari selama 7-14 hari.
- Aturan penggunaan Ciproxin Injeksi
- Dosis pemberian: 200-400 mg, diberikan 2 kali sehari, selama 30-60 menit.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celcius, di tempat kering dan sejuk.
Efek Samping
Efek samping yang mungkin muncul selama penggunaan Ciproxin, antara lain:
- Mual, diare
- Reaksi tempat injeksi dan infus (Ciproxin Injeksi)
Kontraindikasi
- Tidak boleh di berikan pada pasien yang hipersensitif terhadap ciprofloxacin atau kuinolon lainnya.
- Tidak boleh di berikan pada wanita hamil dan menyusui.
- Tidak boleh di berikan pada anak dan remaja.
Interaksi Obat
- Antasid yang mengandung mineral mengurangi penyerapan siprofloksasin.
- Dapat meningkatkan kadar plasma theophilin.
- Penggunaan bersamaan dengan obat anti inflamasi non steroid dapat menyebabkan kejang.
- Meningkatkan sementara kreatinin serum jika di berikan bersamaan dengan siklosporin.
- Dapat menambah efek antikoagulan jika di berikan bersamaan dengan antagonis vitamin K.
- Meningkatkan tmax dan AUC dari sildenafil. Ropinirole, lidocaine, clozapine.
Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Ciproxin ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.
Overdosis
- Jika terjadi overdosis akut yang berlebihan, lambung harus dikosongkan dengan memaksakan muntah atau dengan lavage lambung. Pasien harus diobservasi dengan hati-hati dan diberikan perawatan suportif, termasuk pemberian antasida yang mengandung magnesium atau kalsium yang dapat mengurangi absorpsi ciprofloxacin. Hidrasi yang memadai harus dijaga. Hanya sejumlah kecil ciprofloxacin (<10%) yang dikeluarkan dari tubuh setelah hemodialisis atau dialisis peritoneal.