Pengertian
Clinbercin adalah obat yang mengandung Clindamycin dan dikemas dalam bentuk sediaan kapsul. Clinbercin digunakan untuk membantu mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Infeksi bakteri yang ditangani oleh antibiotik ini, antara lain infeksi saluran napas, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran pencernaan, infeksi sendi dan tulang seperti osteomielitis, darah, kulit, paru-paru, organ reproduksi wanita, serta infeksi pada organ-organ dalam lainnya. Selain itu, juga dapat digunakan untuk mengobati infeksi gigi yang tidak dapat diatasi oleh antibiotik lainnya.
Keterangan
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Antibiotik
- Kandungan: Clindamycin hydrochloride 300 mg
- Bentuk: Kapsul
- Satuan Penjualan: Kapsul
- Kemasan: 1 Strip @10 Kapsul
- Farmasi: Bernofarm
Kegunaan
Clinbercin digunakan untuk mengobati infeksi serius akibat bakteri anaerob atau bakteri aerob gram positif.
Dosis & Cara Penggunaan
Clinbercin termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan berdasarkan resep dokter.
- Infeksi serius
- Dewasa: dosis 150-300 mg tiap 6 jam.
- Infeksi lebih serius
- Dewasa: dosis 300-450 mg tiap 6 jam.
- Anak: dosis 8-16 mg/kg berat badan/hari dibagi dalam 3-4 dosis.
- Servisitis karena Chlamydia trachomatis
- Dewasa: dosis 450 mg diminum 4 kali sehari selama 10-14 hari.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 20-25 derajat Celcius, di tempat kering dan sejuk.
Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Clinbercin antara lain:
- Mual dan muntah
- Nyeri perut atau kram
- Gangguan indera pengecap
- Esofagitis (peradangan pada tenggorokan)
- Ruam
- Urtikaria atau biduran
- Sindrom Stevens-Johnson
- Leukopenia (jumlah sel darah putih dibawah batas normal)
- Agranulositosis (kadar sel darah putih yang berkurang akibat infeksi)
- Eosinofilia (jumlah sel darah putih diatas batas normal)
- Trombositopenia (kadar platelet darah dibawah normal).
Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien yang hipersensitif terhadap kandungan obat.
Interaksi Obat
- Dapat meningkatkan aksi agen penghambat neuromuskuler.
- Dapat melawan efek parasimpatomimetik.
- Dapat menghambat efek makrolida, ketolides, streptogramins, linezolid dan kloramfenikol secara kompetitif.
- Dapat meningkatkan tes koagulasi (misalnya waktu protrombin, INR) dan risiko perdarahan bila diberikan bersamaan dengan antagonis vitamin K (misalnya warfarin, acenocoumarol, fluindione).
- Dapat menurunkan efek terapeutik bila diberikan bersamaan dengan rifampisin.
- Dapat mengurangi klirens bila diberikan bersamaan dengan inhibitor CYP3A4 dan CYP3A5.
Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Clinbercin ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).
Overdosis
- Gejala: Dermatitis, nefrotoksisitas (gangguan ginjal), hepatotoksisitas (gangguan hati), kelainan hematologis, diare berat dan kolitis pseudomembran yang dapat mengakibatkan kematian.
- Penatalaksanaan: Pengobatan simtomatik dan suportif. Berikan adrenalin untuk mengatasi reaksi anafilaktoid (reaksi alergi yang parah). Berikan oksigen dan golongan obat kortikosteroid melalui injeksi intravena (pembuluh darah) sesuai indikasi. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.