Farizol
Golongan |
Obat Keras |
Kategori obat |
Obat Antijamur |
Dikonsumsi oleh |
Dewasa dan Anak-anak |
Bentuk obat |
Kaplet dan Sirup |
Farizol untuk ibu hamil dan menyusui |
Kategori: B Studi klinis pada hewan tidak menunjukkan risiko terhadap janin, namun studi terkontrol pada ibu hamil belum tersedia. Peringatan Menyusui: Farizol diketahui dapat terserap ke dalam ASI. Jangan gunakan Farizol sebelum berkonsultasi dengan dokter. |
Pengertian Farizol
Farizol adalah obat produksi IFARS yang mengandung metronidazole. Farizol merupakan obat yang digunakan untuk pengobatan amoebiasis dengan gejala diare (infeksi usus besar dan terkadang infeksi hati), trikomoniasis yang ditandai dengan adanya keputihan abnormal (penyakit menular seksual yang disebabkan oleh serangan protozoa parasit Trichomonas vaginalis), giardiasis (infeksi umum pada usus yang disebabkan oleh Giardia lamblia), vaginosis bakteri (penyakit vagina yang disebabkan oleh banyaknya bakteri), gingivitis ulseratif nekrotikansi akut (salah satu komplikasi infeksi gusi yang paling awal), infeksi gigi akut, infeksi bakteri anaerob, mencegah infeksi bakteri anaerob pasca operasi, pemberantasan H. pylori terkait dengan penyakit ulkus peptikum, bisul kaki dan luka tekan,
dan penyakit protozoa lainnya.
Farizol merupakan obat keras yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Farizol tersedia dalam bentuk kaplet dan sirup. Sirup Farizol digunakan untuk anak. Kamu ingin tahu penjelasan Farizol lebih lanjut? Yuk, cek di sini.
Artikel lainnya: 8 Penyebab Sakit Gigi Berkepanjangan, Berbahayakah?
Keterangan Farizol
Farizol Kaplet
- Golongan : Obat Keras
- Kelas terapi : Obat Antijamur
- Kandungan : Farizol 500 mg
- Kemasan : Dus, 10 strip @ 10 kaplet
- Produksi : IFARS
- Harga Farizol Kaplet : Rp 4.780/strip
Farizol Sirup
- Golongan : Obat Keras
- Kelas terapi : Obat Antijamur
- Kandungan : Metronidazol benzoate 125 mg / 5 ml
- Kemasan : Dus, Botol @ 60 ml
- Produksi : IFARS
- Harga Farizol Sirup : Rp 9.165/botol
Kegunaan Farizol
Farizol digunakan untuk pengobatan amoebiasis, trikomoniasis, giardiasis, vaginosis bakteri, gingivitis ulseratif nekrotikansi akut, infeksi gigi akut, infeksi bakteri anaerob, mencegah infeksi bakteri anaerob pasca operasi, pemberantasan H. pylori terkait dengan penyakit ulkus peptikum, bisul kaki dan luka tekan, dan penyakit protozoa lainnya.
Dosis dan Aturan Pakai Farizol
Farizol termasuk dalam golongan obat keras sehingga penggunaannya harus dikonsultasikan dengan dokter.
Tujuan : Amoebiasis (infeksi usus besar dan terkadang infeksi hati)
Bentuk : Kaplet dan Sirup
- Dewasa: 3 x sehari 800 mg selama 5 hari (infeksi usus), 5 - 10 hari (infeksi ekstra usus). Maksimal: 2,4 g/hari.
- Anak 1 - 3 tahun: 3 x sehari 200 mg selama 5 hari (infeksi usus), 3 kali sehari 100 - 200 mg selama 5 - 10 hari.
- Anak 3 - 7 tahun: 4 kali sehari 200 mg selama 5 hari (infeksi di luar usus), 4 kali sehari 100 - 200 mg selama 5-10 hari.
- Anak 7 - 10 tahun: 3 x sehari 400 mg selama 5 hari (infeksi di luar usus), 3 x sehari 400 - 800 mg selama 5 - 10 hari atau 35 - 50 mg/kg/hari dalam 3 dosis terbagi selama 5 - 10 hari. Dosis maksimal 2.400 mg/hari
Tujuan : Trikomoniasis (penyakit menular seksual yang disebabkan oleh serangan protozoa parasit Trichomonas vaginalis)
Bentuk : Kaplet
- Dewasa: 2 g sebagai dosis tunggal, 3 x sehari 200 mg selama 7 hari atau 3 x sehari 400 mg selama 5-7 hari.
- Anak: 40 mg/kg sebagai dosis tunggal atau 15 - 30 mg/kg sehari dalam 2 - 3 dosis terbagi. Dosis maksimal 2.000 mg per hari.
Tujuan : Giardiasis (infeksi umum pada usus yang disebabkan oleh Giardia lamblia)
Bentuk : Kaplet dan Sirup
- Dewasa: 2 g / hari 1 x sehari selama 3 hari atau 3 x sehari 400 mg selama 5 hari atau 2 x sehari 500 mg selama 7 - 10 hari.
- Anak 3 tahun: 50 mg sekali sehari selama 3 hari.
- Anak 3 - 7 tahun: 600 - 800 mg sekali sehari selama 3 hari.
- Anak > 7 - 10 tahun: 1.000 mg sekali sehari selama 3 hari.
- Anak > 10 tahun: sama dengan dosis dewasa.
- Dosis alternatif: 15 - 40 mg/kg sehari dalam 2 - 3 dosis terbagi.
Tujuan: Vaginosis Bakteri
Bentuk : Kaplet
- Dewasa: 2 g sebagai dosis tunggal atau 3 x sehari 400 mg selama 5 - 7 hari.
Tujuan : Gingivitis Ulseratif Nekrotikansi Akut
Bentuk : Kaplet
- Dewasa: 3 x sehari 200 mg selama 3 hari.
Tujuan : Infeksi Gigi Akut
Bentuk : Kaplet
- Dewasa: 3 x sehari 200 mg selama 3 - 7 hari.
Tujuan : Infeksi Bakteri Anaerob Pasca Operasi
Bentuk : Kaplet
- Dewasa: Dosis awal: 800 mg kemudian 400 mg setiap 8 jam selama 7 hari. Maksimal: 4 g / hari.
- Anak < 8 minggu: 15 mg/kg sekali sehari atau dibagi 7.5 mg/kg setiap 12 jam.
- Anak > 8 minggu - 12 tahun: 20 - 30 mg/kg sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi 7.5 mg/kg setiap 8 jam selama 7 hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 40 mg/kg tergantung kondisi pasien.
Tujuan : Profilaksis Infeksi Bakteri Anaerob Pasca Operasi
Bentuk : Kaplet
- Dewasa: 400 mg setiap 8 jam diberikan 24 jam sebelum operasi.
Tujuan : Pemberantasan H. pylori Terkait dengan Penyakit Ulkus Peptikum
Bentuk : Kaplet
- Dewasa: kombinasi antibakteri lain dan PPI atau 400 mg dua kali sehari
selama 7 - 14 hari, 400 mg tiga kali sehari jika diberikan dengan omeprazol dan amoksisilin.
- Anak: 20 mg/kg sehari dalam dosis terbagi selama 7 - 4 hari.
Cara Menggunakan Farizol
- Bacalah instruksi aturan penggunaan yang tertera pada kemasan atau ikuti anjuran dokter kamu.
- Farizol kaplet dapat diminum sebelum atau sesudah makan. Farizol tablet dapat ditelan secara utuh, jangan dikunyah, dibelah, atau dihancurkan. Telan dengan meminum segelas air putih.
- Farizol sirup dapat diminum sebelum atau sesudah makan. Farizol sirup dapat diminum dengan mengocok sirup terlebih terlebih dahulu, gunakan sendok takar untuk minum obat, segera minum air putih.
- Dianjurkan meminum Farizol secara teratur pada jam yang sama setiap harinya. Bila lupa meminum obat, segera minum jika jeda jadwal minum obat berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, maka abaikan jangan menggandakan dosis.
Artikel lainnya: 10 Bahan Obat Bisul Alami untuk Bantu Kamu Cepat Sembuh
Cara Penyimpanan Farizol
Simpan pada suhu 15 - 25 derajat Celcius, terhindar dari cahaya, dan jangkauan anak-anak.
Efek Samping Farizol
Efek samping penggunaan Farizol yang mungkin terjadi adalah:
- Gangguan saluran pencernaan (misalnya mual, anoreksia (gangguan makan), muntah, diare, ketidaknyamanan perut, sembelit
- Glositis (infeksi lidah)
- Stomatitis (luka pada mulut dan gusi)
- Kelemahan
- Pusing
- Ataksia (gangguan gerakan tubuh akibat masalah pada otak)
- Kantuk
- Susah tidur
- Halusinasi
- Perubahan suasana hati atau keadaan mental (misalnya depresi atau kebingungan)
- Penggelapan urin
- Ruam, urtikaria (biduran), pruritus (gatal)
Overdosis
- Jangan menggunakan obat melebihi dosis yang telah ditentukan.
- Gejala overdosis seperti mual, muntah, ataksia, dan disorientasi.
- Jika seseorang mengalami overdosis, segera hubungi bantuan tim medis darurat ke nomor 112/119 atau segeralah ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat.
Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:
- Hipersensitif terhadap metronidazole dan nitroimidazole lainnya.
- Penggunaan bersama dengan disulfiram dalam 14 hari terakhir.
- Pemberian bersama dengan alkohol atau produk yang mengandung propilen glikol selama atau 3 hari setelah penghentian terapi.
- Kehamilan selama trimester pertama dalam pengobatan trikomoniasis.
Interaksi Farizol dengan Obat lain
- Penggunaan bersamaan dengan disulfiram dapat menghasilkan reaksi psikotik.
- Dapat mempotensiasi efek antikoagulan oral.
- Dapat meningkatkan risiko toksisitas litium.
- Dapat mengurangi clearance ginjal yang mengakibatkan peningkatan toksisitas 5-fluorouracil.
- Dapat meningkatkan kadar serum ciclosporin.
- Dapat meningkatkan kadar busulfan dalam plasma yang mengakibatkan tokisitas busulfan yang parah.
- Meningkatkan metabolisme dengan fenobarbital dan fenitoin yang mengakibatkan penurunan konsentrasi serum.
- Beritahukan pada dokter atau apoteker, jika kamu sedang mengkonsumsi suplemen lain, produk herbal, atau obat lain.
Peringatan dan Perhatian Penggunaan Farizol
- Informasikan pada dokter jika kamu alergi terhadap Farizol.
- Informasikan pada dokter jika kamu sedang hamil, merencanakan program kehamilan, atau sedang menyusui.
- Informasikan pada dokter jika kamu memiliki riwayat gangguan hati, gangguan ginjal, gangguan jantung, gangguan penyakit perut atau crohn, anemia, infeksi jamur, dan gangguan saraf.
- Minumlah Farizol secara teratur dan habiskan obat sesuai dengan petunjuk dokter.
- Jangan mengkonsumsi alkohol ketika kamu sedang mengkonsumsi Farizol.
- Segera temui dokter jika mengalami alergi, overdosis, atau efek samping yang serius setelah mengkonsumsi Farizol.
Kategori Kehamilan
Kategori: B
Studi klinis pada hewan tidak menunjukkan risiko terhadap janin, namun studi terkontrol pada ibu hamil belum tersedia.
Peringatan Kehamilan
Obat cukup aman dikonsumsi oleh ibu hamil, tetapi penggunaanya harus dalam pengawasan dokter (didasari diagnosa dan pertimbangan oleh dokter).
Artikel lainnya: 7 Penyebab Mual Tak Kunjung Hilang yang Mesti Kamu Waspadai
Peringatan Menyusui
Farizol diketahui dapat terserap ke dalam ASI. Jangan gunakan Farizol sebelum berkonsultasi dengan dokter.
Penyakit Terkait Farizol
Rekomendasi Obat Sejenis Farizol
Yuk #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter dan nikmati kemudahan konsultasi kesehatan 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Konsultasi Dokter online.
[LUF]
- Drugs.com. 5 Agustus 2023.Metronidazol
- IFARS. 5 Agustus 2023. Farizol
- Medscape. 5 Agustus 2023. Metronidazol
- MIMS Indonesia. 5 Agustus 2023. Metronidazol