Pengertian
Fladex adalah obat yang mengandung Metronidazole sebagai zat aktifnya. Metronidazole merupakan jenis obat antimikroba yang digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme protozoa dan bakteri anaerob. Kedua jenis organisme ini dapat hidup dan berkembang biak tanpa bantuan oksigen. Mereka sering menyebabkan infeksi pada bagian tubuh, seperti perut, sistem reproduksi, dan gusi. Bagi orang-orang yang alergi terhadap penisilin, metronidazole aman untuk dikonsumsi.
Keterangan
- Fladex Infus
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Antibiotik Lainnya/ Antiamoebik
- Kandungan: Metronidazole 5 mg/ mL
- Bentuk: Infus
- Satuan Penjualan: Botol
- Kemasa: Box, Botol @ 100 mL
- Farmasi: Ferron Par Pharmaceutical/ Dexa Medica
- Fladex Forte Tablet
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Antibiotik Lainnya/ Antiamoebik
- Kandungan: Metronidazole 500 mg
- Bentuk: Tablet
- Satuan Penjualan: Strip
- Kemasan: Box, Strip @ 10 Tablet
- Farmasi: Ferron Par Pharmaceutical/ Dexa Medica
- Fladex Suppositoria
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Antibiotik Lainnya/ Antiamoebik
- Kandungan: Metronidazole 500 mg
- Bentuk: Suppositoria
- Satuan Penjualan: Strip
- Kemasan: Box, 2 Strip @ 5 suppositoria
- Farmasi: Ferron Par Pharmaceutical/ Dexa Medica.
Kegunaan
Fladex digunakan untuk membantu Mencegah dan mengobati berbagai macam infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme protozoa dan bakteri anaerob, pencegahan infeksi setelah operasi, peradangan pada gigi dan gusi.
Dosis & Cara Penggunaan
Fladex termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan berdasarkan resep dokter.
- Fladex Tablet
- Trikomoniasis Pria: 500 mg diminum 1 kali sehari selama 10 hari berturut-turut.
- Trikomoniasis Wanita: 750 mg diminum 1 kali sehari selama 10 hari berturut-turut.
- Amoebiasis pada orang dewasa: 500-750 mg diminum 3 kali sehari selama 5-10 hari berturut-turut.
- Amoebiasis pada anak: dosis 125 mg / 10 kg diminum 3 kali sehari selama 5-10 hr berturut-turut.
- Infeksi anaerob pada orang dewasa: 500 mg diminum 3 kali sehari selama 5-7 hari berturut-turut.
- Infeksi anaerob pada anak: 62.5 mg / 10 kg diminum 3 kali sehari selama 5-7 hr berturut-turut.
- Fladex Infus
- Dewasa: dosis 500 mg diberikan melalui infus tiap 8 jam.
- Anak: dosis 7,5 mg / kg berat badan diberikan tiap 8 jam.
- Pencegahan infeksi abdomen pasca operasi, ginekologi pada orang dewasa: 500 mg diberikan melalui infus sebelum operasi, dilanjutkan dengan dosis 500 mg per oral tiap 8 jam.
- Pencegahan infeksi abdomen pasca operasi, ginekologi pada anak: dosis 7,5 mg / kg berat badan tiap 8 jam.
- Fladex Suppositoria
- Dewasa: 1 suppositoria dimasukkan ke dalam anus sebanyak 3 kali sehari selama 7 hari atau lebih.
- Anak: 1 suppositoria atau dosis 15 mg / kg berat badan dimasukkan ke dalam anus sebanyak 3 kali sehari.
Cara Penyimpanan
- Fladex Forte: Simpan pada suhu antara 15-25 derajat Celcius. Lindungi dari cahaya.
- Fladex Infus: Simpan pada suhu antara 20-25 derajat Celcius. Lindungi dari cahaya. Jangan didinginkan.
- Fladex Suppositoria: Simpan pada suhu di bawah 20 derajat Celcius. Lindungi dari cahaya.
Efek Samping
Efek samping penggunaan Fladex yang mungkin terjadi adalah:
- Gangguan saluran pencernaan (misalnya. Mual, anoreksia (gangguan makan) , muntah, diare, ketidaknyamanan perut, sembelit);
- Lidah berbulu, glositis (infeksi lidah), stomatitis (luka pada mulut dan gusi)
- Kelemahan
- Pusing
- Ataksia (gangguan gerakan tubuh akibat masalah pada otak),
- Sakit kepala
- Kantuk
- Susah tidur
- Halusinasi
- Perubahan suasana hati atau keadaan mental (misalnya. depresi atau kebingungan)
- Ketidaknyamanan uretra.
Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:
- Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap metronidazole
- Diskrasia darah
- Penyakit sistem saraf pusat
Interaksi Obat
Hindari penggunaan Fladex bersamaan dengan obat-obat berikut:
- Alkohol
- Disulfiram
- Antikoagulan warfarin.
Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Fladex ke dalam Kategori B: Studi pada hewan percobaan menunjukan adanya efek samping pada janin namun belum ada studi kontrol pada wanita hamil, obat dapat diberikan apabila efek terapinya lebih besar dari resiko pada janin.