Primavon
Golongan | obat keras |
Kategori obat | obat antibiotik |
Dikonsumsi oleh | dewasa dan anak-anak |
Bentuk obat | kaplet dan suspensi |
Primavon untuk ibu hamil dan menyusui | kategori D: studi pada ibu hamil menunjukkan adanya risiko berbahaya pada janin. Namun, tidak ada studi yang terkontrol pada wanita hamil. peringatan menyusui: Primavon diketahui dapat terserap ke dalam ASI. Jangan menggunakan Primavon sebelum berkonsultasi dengan dokter. |
Pengertian Primavon
Primavon adalah obat antibiotik yang diproduksi oleh Zenith Farma. Obat ini digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri meliputi infeksi saluran pernafasan, saluran kemih, dan saluran pencernaan. Meskipun dapat mengobati infeksi, Primavon tidak diresepkan untuk mengobati radang tenggorokan.
Primavon mengandung kombinasi antibiotik trimethoprim dan sulfamethoxazole dengan komposisi perbandingan 1:5. Sulfamethoxazole yang terkandungan dalam Primavon memiliki kinerja yang berbeda dengan Trimethoprim. Meski begitu, keduanya menimbulkan efek penghambatan pada pertumbuhan bakteri yang menginfeksi.
Kombinasi keduanya sangat efektif dalam membunuh bakteri, seperti Pneumococcus sp, Streptococcus sp, Staphylococcus so, Klebsiella, Neisseria, dan Bordetella. Begitu juga dengan bakteri Shigella sp, Vibrio cholerae, dan beberapa bakteri yang diketahui resisten terhadap antibiotik jenis lain.
Di pasaran, Primavon tersedia dalam bentuk kaplet, suspensi dan kaplet. Primavon merupakan golongan obat keras, yang bisa kamu perolah dengan resep dokter.
Artikel Lainnya: Makanan dan Minuman Pantangan Saat Alami Infeksi Saluran Kemih
Keterangan Obat Primavon
Primavon Suspensi
- Golongan: obat keras
- Kelas terapi: obat kombinasi antibiotik
- Kandungan: tiap 5 mL mengandung sulfamethoxazole 200 mg + trimetroprim 40 mg
- Kemasan: box, 1 botol @60 mL
- Produksi: Zenith Farma
- Harga: Rp 4.000-Rp 7.000/botol
Primavon Kaplet
- Golongan: obat keras
- Kelas terapi: obat kombinasi Antibiotik
- Kandungan: sulfamethoxazole 400 mg+ trimetroprim 80 mg
- Kemasan: box, 10 strip @10 kaplet
- Produksi: Zenith Farma
- Harga: Rp 4.000-Rp 7.000/strip
Kegunaan Primavon
Dokter biasanya meresepkan Primavon untuk mengobati berbagai masalah kesehatan berikut:
- Eksaserbasi akut bronkitis kronis (peningkatan frekuensi dan keparahan batuk) yang disebabkan oleh pneumoniae atau H. Influenzae. Obat alternatif jika obat golongan penicillin tidak dapat digunakan.
- Otitis media akut (infeksi telinga bagian tengah) yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae atau Haemophilus influenzae.
- Infeksi saluran kemih yang disebabkan bakteri E. coli, Klebsiella, Enterobacter, Morganella morganii, Proteus mirabilis, atau P. vulgaris.
- Pencegahan traveler’s diarrhea yang disebabkan oleh bakteri E. coli, sebagai alternatif antibiotik golongan quinolon.
- Brucellosis (infeksi dari hewan ke manusia) untuk pasien yang tidak bisa menggunakan tetrasiklin, misalnya anak-anak, dan kolera.
- Infeksi kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium marinum.
Dosis dan Aturan Pakai Primavon
Primavon tergolong obat keras yang penggunaannya harus menggunakan resep dokter. Berikut adalah aturan minum dan dosis penggunaan Primavon secara umum:
Tujuan: Bronkitis kronis akut, infeksi saluran kemih akut atau tanpa komplikasi dan otitis media akut
Bentuk: Kaplet
Dosis Primavon untuk anak dan dewasa:
- Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun: 960 mg 2 kali sehari. Pada infeksi berat diberikan 2.880 mg dalam 2 dosis terbagi. Umumnya, pengobatan dilanjutkan sampai 5 hari. Pada pasien Infeksi Saluran Kemih bawah akut tanpa komplikasi durasi pengobatan 1-3 hari.
- Anak-anak 6 minggu-5 bulan: 120 mg 2 kali sehari
- Anak-anak 6 bulan-5 tahun: 240 mg 2 kali sehari
- Anak-anak 6-12 tahun: 480 mg 2 kali sehari
Dosis standar anak-anak sekitar 30 mg sulfametoksazol dan 6 mg trimetroprim per kg berat badan per hari dalam 2 dosis terbagi. Umumnya, pengobatan dilanjutkan sampai 5 hari.
Tujuan: Pneumocystis (carinii) jiroveci pneumonia
Bentuk: Kaplet
Dosis Primavon kaplet:
- Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun: Diberikan dosis 120 mg/kg berat badan/hari dalam 2-4 dosis terbagi selama 14-21 hari.
Tujuan: Mencegah Pneumocystis (carinii) jiroveci pneumonia
Bentuk: Kaplet
Dosis Primavon kaplet:
- Dewasa: Dosis 960 mg diminum 1 kali sehari selama 7 hari. Dosis alternatif pertama: dosis 960 mg diminum 1 kali sehari diberikan 3 kali seminggu pada hari-hari tertentu. Dosis alternatif kedua: dosis 960 mg diminum 2 kali sehari diberikan 3 kali seminggu pada hari-hari tertentu.
- Anak-anak > 12 tahun: Dosis 960 mg diminum 2 kali sehari 7 hari. Dosis alternatif pertama: dosis 960 mg 2 kali sehari diberikan 3 kali seminggu pada hari-hari tertentu atau 960 mg 2 kali sehari diberikan 3 hari berturut-turut dalam seminggu. Dosis alternatif kedua: dosis 1.920 mg sekali sehari diberikan 3 hari berturut-turut dalam seminggu
Tujuan: Mencegah Pneumocystis (carinii) jiroveci pneumonia
Bentuk: Suspensi
Dosis Primavon suspensi:
- Bayi 6 minggu–5 bulan: diberikan 120 mg dua kali sehari selama 7 hari. Dosis alternatif pertama: 120 mg diminum 1 kali sehari diberikan 3 kali seminggu pada hari-hari tertentu atau 120 mg diminum 1 kali sehari diberikan 3 hari berturut-turut dalam seminggu. Dosis alternatif kedua: 240 mg 1 kali sehari diberikan 3 hari berturut-turut dalam seminggu.
- Bayi 6 bulan- anak 5 tahun: diberikan 240 mg dua kali sehari selama 7 hari. Dosis alternatif pertama: 240 mg dua kali sehari diberikan 3 kali seminggu pada hari-hari tertentu atau 240 mg dua kali sehari diberikan 3 hari berturut-turut dalam seminggu. Dosis alternatif kedua: 480 mg sekali sehari sehari diberikan 3 hari berturut-turut dalam seminggu.
- Anak 6-12 tahun: diberikan 480 mg 2 kali sehari selama 7 hari. Dosis alternatif pertama: 480 dua kali sehari diberikan 3 kali seminggu pada hari-hari tertentu atau 480 mg dua kali sehari diberikan 3 hari berturut-turut dalam seminggu. Dosis alternatif kedua: 960 mg sekali sehari sehari diberikan 3 hari berturut-turut dalam seminggu
Cara Menggunakan
Gunakan Primavon sesuai dengan anjuran dan resep dokter agar fungsi Primavon optimal. Baca juga petunjuk pemakaian pada kemasan obat.
Berikut adalah aturan pakai Primavon yang perlu kamu ikuti:
- Primavon Kaplet dapat diminum sebelum makan ataupun setelah makan. Sedangkan Primavon suspensi dapat diminum saat makan. Sebelum menggunakan obat ini harap mengocoknya terlebih dahulu, gunakan sendok takar untuk minum obat, segera minum air putih.
- Konsumsi obat secara teratur pada waktu yang sama, dan harus dihabiskan.
- Apabila kamu lupa minum obat, segera pakai obat jika jeda dengan waktu selanjutnya masih lama. Jika jeda dengan waktu pemberian sudah dekat, maka lupakan dosis yang tertinggal. Jangan menggandakan dosis pada waktu bersamaan
- Jangan melebihkan atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi kepada dokter untuk menghindari efek samping atau penurunan efektivitas obat.
- Segera temui dokter apabila gejala tidak membaik atau mengalami perburukan.
- Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa konsultasi kepada dokter
Cara Penyimpanan
Simpan obat Primavon pada suhu 20-25 derajat Celcius, di tempat sejuk, kering, dan terhindar dari cahaya matahari langsung. Selain itu, hindari obat dari jangkauan anak-anak.
Artikel lainnya: Kenali Penyebab dan Faktor Risiko Infeksi Telinga
Efek Samping Primavon
Beberapa efek samping Primavon dengan kandungan trimethorpim yang sering terjadi antara lain:
- Mual dan muntah
- Anoreksia
- Ruam
- Diare (terus buang air)
- Demam
- Gatal
- Nyeri otot dan sendi
- Vertigo
- Kejang-kejang
- Reaksi alergi
Sementara itu, komplikasi yang timbul akibat penggunaan Primavon jangka panjang adalah:
- Alergi obat
- Ruam kulit
- Biduran
- Bengkak di wajah
- Sesak napas
Overdosis
Apabila digunakan berlebihan, overdosis Primavon bisa memicu gejala seperti:
- Sakit kepala
- Pusing
- Mual dan muntah
- Ruam kulit
- Kebingungan
- Supresi sumsum tulang.
Segera hubungi bantuan tim medis darurat ke nomor 112/119 apabila ditemukan gejala-gejala di atas. Atau, segeralah ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat.
Interaksi Primavon dengan Obat Lain
Informasikan dokter mengenai semua obat-obat yang sedang kamu konsumsi. Beberapa obat yang diberikan bersama dengan Primavon dapat menurunkan efektifitas atau meningkatkan toksisitas, seperti:
- ACE inhibitor seperti Captopril, Enalapril, Lisinopril, berpotensi menyebabkan hiperkalemia.
- Obat-obat antiaritmia, seperti Amiodarone meningkatkan resiko aritmia ventrikel pada pasien.
- Dofetilide terjadi peningkatan resiko perpanjangan Interval QT (gangguan ritme jantung).
- Kalium aminobenzoate menghambat efek obat-obat golongan Sulfonamide, seperti sulfamethoxazole.
- Obat-obatan golongan sulfonilurea meningkatkan efek farmakologi Primavon.
- Primavon menghambat metabolisme phenytoin sehingga meningkatkan waktu paruhnya.
- Obat-obatan diuretik terutama golongan tiazide meningkatkan potensi terjadinya penurunan kadar trombosit, terutama untuk pasien usia lanjut.
- Primavon menghambat klirens obat-obat antikoagulan dan meningkatkan protrombin time (PT) sehingga meningkatkan efek dari obat.
- Jika diberikan bersamaan dengan siklosporin dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal pada pasien penerima transplantasi ginjal
- Primavon meningkatkan kadar Digoxin dalam plasma terutama pada pasien usia lanjut.
- Antibiotik ini juga meningkatkan konsentrasi plasma obat-obat antivirus seperti lamivudine dan zalcitabine.
- Indomethacin meningkatkan konsentrasi sulfamethoxazole dalam plasma.
- Primavon berpotensi meningkatkan efek samping berupa hipoglikemia pada pemakaian antidiabetes oral, seperti Glibenclamide.
- Efek samping anemia megaloblastik terjadi ketika pemberian bersamaan Primavon dan pyrimethamine.
- Pemberian bersamaan rifampisin dan Primavon kaplet menyebabkan kadar rifampisin dalam plasma meningkat. Di sisi lain terjadi penurunan kadar trimethoprim.
- Primavon menyebabkan peningkatan konsentrasi plasma procainamide dan amantadine sehingga meningkatkan toksisitasnya.
- Jika diberikan bersamaan dengan Clozapine dan antipsikotik lainnya, resiko efek samping hematologis meningkat.
Daftar di atas mungkin tidak memuat semua obat yang berinteraksi dengan Primavon. Maka diingatkan untuk memberi tahu dokter semua obat baik obat kimiawi, herbal atau vitamin yang sedang atau akan kamu konsumsi.
Tidak semua obat berinteraksi dengan Primavon, namun terapi tetap disesuaikan tergantung kondisi kamu.
Peringatan dan Perhatian
Penggunaan antibiotik tanpa berkonsultasi dengan dokter dan apoteker mempebesar resiko resistensi antibiotik. Oleh karenanya, kamu perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
- Beritahu dokter jika kamu alergi terhadap Primavon.
- Beritahu dokter jika kamu mempunyai riwayat anemia defisiensi asam folat, pasien dengan defisiensi G6PD, HIV/AIDS, gangguan ginjal, gangguan hati, atau asma bronkial.
- Beritahu dokter jika kamu sedang hamil, sedang menjalani program kehamilan, atau menyusui.
- Penggunaan pada anak-anak dan lansia hanya dapat diberikan di bawah pengawasan dokter.
- Segera temui dokter jika mengalami alergi, overdosis, atau efek samping yang serius setelah mengkonsumsi Primavon.
Kontraindikasi Primavon
Selain itu, perhatikan juga adanya kontraindikasi. Orang-orang dengan kondisi berikut tidak disarankan menggunakan Primavon:
- Riwayat hipersensitif terhadap Primavon
- Usia di bawah 6 minggu, kecuali untuk pencegahan Pneumocystis jirovecii pada bayi 4 minggu
- Riwayat trombositopenia akibat penggunaan Primavon
- Porfiria akut
- Anemia megaloblastik karena defisiensi folat
- Gangguan fungsi hati yang parah
- Gangguan ginjal yang berat (CrCl <15 mL/min)
- Pemberian bersama dengan dofetilide secara intravena
Artikel lainnya: Tanda Infeksi Saluran Kencing pada Wanita
Kategori Kehamilan dan menyusui
Obat Primavon masuk kategori D untuk keamanan ibu hamil. Ini artinya, Primavon tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil karena menunjukkan efek yang berbahaya pada janin (teratogenik, embriosidal atau lainnya).
Obat hanya diberikan pada kondisi darurat atau mengancam jiwa ketika obat yang lebih aman tidak tersedia bagi ibu hamil.
Informasikan dokter apabila kamu sedang hamil atau sedang dalam program kehamilan. Terapi akan dipertimbangkan tergantung kondisi kehamilan kamu.
Selain itu, Primavon diketahui dapat terdistribusi ke dalam ASI. Bila kamu sedang menyusui, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
Penyakit Terkait
- Bronkitis kronis
- Infeksi Saluran Kemih
- Pneumonia
- Otitis media
Rekomendasi Obat Sejenis Primavon
Ingin tahu lebih banyak informasi seputar penyakit infeksi dan tips #JagaSehatmu? Yuk, download aplikasi KlikDokter sekarang juga. Jangan lupa, gunakan fitur Tanya Dokter untuk konsultasi dengan dokter lebih mudah!
(APR)
- Drugs.com. 05 September 2023. Sulfamethoxazole and trimethoprim
- Medscape. 05 September 2023. trimethoprim/sulfamethoxazole
- MIMS Indonesia. 05 September 2023. Sulfamethoxazole + Trimethoprim