Pengertian
Rilox adalah sediaan obat yang diproduksi oleh Pyridam Farma. Obat ini mengandung Ofloxacin yang diindikasikan untuk cervicitis / uretritis non-gonokokal akibat Chlamydia trachomatis, infeksi genital tanpa komplikasi karena Chlamydia trachomatis, infeksi saluran pernapasan bawah, penyakit radang panggul, infeksi saluran kemih, infeksi kulit dan jaringan lunak, prostatitis (peradangan yang terjadi pada kelenjar prostat). Mekanisme kerja obat ini adalah menghambat bakteri topoisomerase IV dan enzim girase DNA yang diperlukan untuk replikasi, transkripsi, perbaikan, transposisi, dan rekombinasi DNA. Ini memiliki aktivitas antibakteri terhadap berbagai mikroorganisme gram negatif dan gram positif.
Keterangan
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Antibiotik Kuinolon
- Kandungan: Ofloxacin 200 mg; Ofloxacin 400 mg
- Bentuk: Kaplet Salut Selaput
- Satuan Penjualan: Strip
- Kemasan: Box, 5 Strip @ 6 Kaplet
- Farmasi: Pyridam Farma.
- Harga: Rp90.000 - Rp130.000/ Strip
Kegunaan
Rilox diindikasikan untuk cervicitis / uretritis non-gonokokal akibat Chlamydia trachomatis, infeksi genital tanpa komplikasi karena Chlamydia trachomatis, infeksi saluran pernapasan bawah, penyakit radang panggul, infeksi saluran kemih, infeksi kulit dan jaringan lunak, prostatitis (peradangan yang terjadi pada kelenjar prostat).
Dosis & Cara Penggunaan
Rilox merupakan golongan obat keras. Obat ini memerlukan resep dokter untuk pembelian serta penggunaannya.
- Cervicitis / Uretritis Non-Gonokokal akibat Chlamydia trachomatis, Infeksi Genital Tanpa Komplikasi karena Chlamydia trachomatis
Dewasa: 1 x sehari 1 kaplet dalam dosis tunggal atau terbagi selama 7 hari. - Infeksi Saluran Pernapasan Bawah
Dewasa: 1 x sehari 1 kaplet diminum pagi hari, dosis di sesuaikan dengan kebutuhan. - Penyakit Radang Panggul
Dewasa: 1 x sehari 1 kaplet selama 14 hari. - Infeksi Saluran Kemih
Dewasa: 200-400 mg setiap hari diminum di pagi hari. - Infeksi Kulit dan Jaringan Lunak
Dewasa: 1 x sehari 1 kaplet untuk 5-10 hari. - Prostatitis
Dewasa: Akut atau kronis: 200 mg selama 28 hari.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 20-25 derajat Celcius.
Efek Samping
- Gangguan saluran pencernaan (misalnya mual, muntah, sakit perut, tidak nyaman atau kram, diare, perut kembung, sembelit)
- Tendinitis (peradangan pada tendon)
- Ruptur tendon
- Efek sistem saraf pusat (misalnya sakit kepala, insomnia, pusing)
- Neuropati perifer
- Ruam, pruritus (gatal seluruh tubuh)
- Pruritus genital eksternal (gatal pada bagian kelamin)
- Peningkatan AST dan / atau ALT serum,
- Anemia
- Ketidaknyamanan mata dan iritasi
- Batuk
- Henti pernapasan
- Kehilangan berat
Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:
- Hipersensitif terhadap ofloksasin atau terhadap kuinolon lainnya.
- Memiliki riwayat gangguan tendon yang berhubungan dengan penggunaan kuinolon,
- Epilepsi atau penurunan ambang kejang.
Interaksi Obat
Hindari penggunaan Ofloxacin bersamaan dengan obat-obat berikut:
- Kortikosteroid
- Antiaritmia Kelas IA dan III
- Obat Trichloroacetic acid (TCA)
- Makrolida
- Antipsikotik
- Antagonis vitamin K (misalnya warfarin)
- Antasida yang mengandung Mg-, Ca- atau Al
- Sediaan yang mengandung Zn atau Fe
- Sukralfat
- Obat yang mempengaruhi sekresi tubulus ginjal (misalnya probenesid, furosemide, simetidin, metotreksat)
- Glibenklamid
- Teofilin dan obat anti inflamasi non steroid (NSAID)
Obat ini diekskresikan dalam ASI. Hentikan pengobatan atau ibu menyusui disarankan untuk tidak menyusui bayinya selama menjalani terapi pengobatan dengan obat ini.