Pengertian
Sharox adalah antibiotik yang di produksi oleh Pratapa Nirmala. Obat ini mengandung Cefuroxime yang diindikasikan untuk mengobati faringitis dan radang amandel, otitis media (infeksi telinga bagian tengah), infeksi saluran pernapasan bawah, infeksi saluran kemih, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi pasca operasi.
Mekanisme kerja Sharox adalah dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu 1 atau lebih protein pengikat penisilin (PBP), sehingga menghambat biosintesis dinding sel dan menahan perakitan dinding sel yang mengakibatkan kematian sel bakteri.
Keterangan
- Sharox Tablet
- Golongan: Obat Keras.
- Kelas Terapi: Antibiotik Sefalosporin
- Kandungan: Cefuroxime 500 mg
- Bentuk: Tablet Salut Selaput
- Satuan Penjualan: Strip
- Kemasan: Box, 2 Strip @ 10 Tablet Salut Selaput
- Farmasi: Pratapa Nirmala
- Harga: Rp29.000 - Rp50.000/ Strip
- Sharox Injeksi
- Golongan: Obat Keras.
- Kelas Terapi: Antibiotik Sefalosporin
- Kandungan: Cefuroxime 750 mg
- Bentuk: Serbuk Injeksi
- Satuan Penjualan: Vial
- Kemasan: Box, 2 Vial @ 750 mg
- Farmasi: Pratapa Nirmala
- Harga: Rp60.000 - Rp100.000/ Vial
Kegunaan
Sharox diindikasikan untuk faringitis dan radang amandel, otitis media (infeksi telinga bagian tengah), infeksi saluran pernapasan bawah, infeksi saluran kemih, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi pasca operasi.
Dosis & Cara Penggunaan
Sharox merupakan golongan obat keras. Obat ini memerlukan resep dokter untuk pembelian serta penggunaannya.
- Sharox Tablet
- Dewasa: 750 mg-1.5 g diberikan 3 x sehari.
- Bayi dan anak: 30-100 mg / kg berat badan / hari dalam 3-4 dosis terbagi.
- Gonorea: 1.5 g diberikan 1 kali sehari.
- Sharox Injeksi
- Dewasa: 750 mg diberikan 3 x sehari. Bila ada komplikasi, dosis ditingkatkan 1.5 g diberikan melalui injeksi intravena (pembuluh darah) tiap 6 jam. Total dosis 3-6 g/hari.
- Gonorea: 1.5 g diberikan 1 kali sehari atau dosis 750 mg diberikan 2 x sehari, disuntikkan pada tempat berbeda.
- Meningitis: Dewasa: dosis 3 g disuntikkan melalui injeksi intravena (pembuluh darah) tiap 8 jam.
- Bayi dan anak: dosis 150-250 mg/kg berat badan/hari terbagi dalam 3-4 dosis disuntikkan melalui injeksi intravena (pembuluh darah). Dosis diturunkan setelah 3 hari.
- Neonatus: dosis 100 mg/kg berat badan/hari disuntikkan melalui injeksi intravena (pembuluh darah). Dosis diturunkan 50 mg/kg berat badab/hari bila telah terjadi perbaikan.
- Pencegahan: dosis 1.5 g disuntikkan melalui injeksi intravena (pembuluh darah) bersama anestesi.
- Untuk operasi jantung, paru, esofagus dan pembuluh darah dilanjutkan setelah 24-48 jam,diberikan dosis 750 mg melalui injeksi intramuskular (melalui otot).
- Gangguan ginjal
- Dengan CrCl > 20 mL/menit: dosis 750 mg-1 g diberikan tiap 8 jam.
- Dengan CrCl 10-20 mL/menit: dosis 750 mg diberikan tiap 12 jam.
- Dengan CrCl< 10 mL/menit: dosis 750 mg diberikan tiap 24 jam.
Cara Penyimpanan
- Sharox Tablet dan Serbuk Injeksi: Simpan pada suhu antara 15-30 derajat Celcius.
- Sharox serbuk injeksi yang sudah dilarutkan: Simpan pada suhu antara 2-8 derajat Celcius.
Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Sharox, antara lain:
- Mual, muntah
- Diare
- Ruam
- Gatal seluruh tubuh
- Gatal biduran
- Pusing
- Superinfeksi
Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien yang hipersensitif terhadap sefalosporin.
Interaksi Obat
- Dapat meningkatkan efek nefrotoksik dari diuretik kerja-kuat (misalnya: Furosemide) dan aminoglikosida.
- Dapat meningkatkan efek antikoagulan oral.
- Dapat mengurangi kemanjuran kontrasepsi oral.
- Probenecid memperpanjang ekskresi cefuroxime dan peningkatan level serum puncak.
Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Sharox ke dalam Kategori B:
Studi reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita pada trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).
Perhatian Menyusui
Berdasarkan beberapa laporan kasus yang diterbitkan yang menjelaskan beberapa wanita menyusui yang menerima terapi melalui rute intravena, intramuskular, dan oral, obat terserap kedalam ASI. Tetap konsultasikan pada dokter sebelum menggunakan obat ini.