Pengertian
Stabixin adalah obat yang di produksi Pratapa Nirmala dan memiliki kandungan Cefoperazone Na. Stabixin di gunakan untuk mengobati infeksi saluran pernapasan, infeksi dalam perut dan septikemia bakteri (suatu kondisi di mana seseorang mengalami keracunan darah akibat bakteri dalam jumlah besar masuk ke dalam aliran darah), infeksi kulit dan jaringan lunak, penyakit radang panggul dan infeksi lain pada saluran genital.
Mekanisme kerja Stabixin (Cefoperazone Na) dengan cara membunuh bakteri dan menekan laju perkembangannya di dalam tubuh.
Keterangan
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Antibiotik
- Kandungan: Cefoporazone 1 gram
- Bentuk: Serbuk Injeksi
- Satuan Penjualan: Vial
- Kemasan: Box, 2 Vial @ 1 gram
- Farmasi: Pratapa Nirmala
- Harga: Rp100.000 - Rp200.000/ Vial
Kegunaan
Stabixin di gunakan untuk pengobatan infeksi bakteri.
Dosis & Cara Penggunaan
Stabixin merupakan golongan obat keras. Obat ini memerlukan resep dokter untuk pembelian serta penggunaannya.
- Dewasa: dosis 2-4 gram diberikan setiap hari dalam 2 dosis terbagi / 2 kali pemakaian.
- Infeksi berat: dosis 8 gram diberikan setiap hari dalam 2 dosis terbagi hingga 12 gram setiap hari dalam 3 dosis terbagi.
- Maksimal: 16 gram / hari.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 25 derajat Celcius.
Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Stabixin, antara lain:
- Reaksi hipersensitif misalnya, urtikaria atau biduram
- Demam
- Neutropenia (kondisi di mana jumlah neutrofil yang merupakan bagian dari sel darah putih dalam darah menurun)
- Diare
- Mual, muntah
- Kekurangan vitamin K (jarang terjadi)
Kontraindikasi
Tidak boleh di gunakan pada pasien yang di ketahui memiliki riwayat alergi hipersensitif terhadap sefalosporin.
Interaksi Obat
- Stabixin dapat berinteraksi dengan alkohol
Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Stabixin ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).