Cortidex
Golongan | Obat Keras |
Kategori | Obat Kortikosteroid |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan Anak |
Bentuk obat | Tablet dan Injeksi |
Cortidex untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori C: (pada trimester kedua dan ketiga): Studi pada hewan menunjukkan adanya efek samping pada janin. Namun, tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil. Kategori D: (pada trimester pertama): Terdapat bukti yang menunjukkan risiko pada janin manusia. Obat hanya dapat diberikan apabila keuntungan yang didapat lebih besar dari potensi risiko pada janin. Peringatan Menyusui: Cortidex bisa terdistribusi ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. |
Pengertian Cortidex
Cortidex adalah sediaan obat yang mengandung dexamethasone sebagai zat aktifnya. Senyawa tersebut tergolong obat antiinflamasi golongan kortikosteroid, yang sering dipakai untuk mengatasi peradangan serta reaksi alergi.
Fungsi Cortidex sendiri antara lain untuk membantu mengatasi gejala alergi, penyakit kolagen, gangguan rematik, leukemia, penyakit pernapasan, kelainan darah, dan edema (penumpukan cairan).
Namun demikian, penggunaan kortikosteroid golongan glukokortikoid, seperti Cortidex, hanya sebagai terapi paliatif, yaitu hanya meredakan gejala peradangan saja.
Obat yang tersedia dalam bentuk injeksi dan tablet tersebut tidak bisa mengatasi penyebab dari peradangan. Cortidex obat untuk apa saja. Simak penjelasannya di bawah ini.
Keterangan
Cortidex tablet
- Golongan: obat keras
- Kelas terapi: kortikosteroid
- Kandungan: dexamethasone 0.5 mg
- Kemasan: boks, strip @10 tablet
- Farmasi: Sanbe Farma
- Harga Cortidex tablet: Rp2.900 – 16.500/strip
Cortidex Injeksi
- Golongan: obat keras
- Kelas terapi: kortikosteroid
- Kandungan: dexamethasone 5 mg/ml
- Kemasan: boks, 10 ampul @1 ml
- Farmasi: Sanbe Farma
- Harga Cortidex injeksi: Rp15.000 – 30.000/ampul
Artikel lainnya: Waspada, Multiple Sclerosis Bisa Jadi Penyebab Brain Fog
Kegunaan Cortidex
Manfaat Cortidex adalah sebagai anti-inflamasi, yang dapat mengatasi berbagai peradangan akibat respons imun serta penyakit lainnya:
- Dermatitis
- Osteoarthritis
- Rheumatoid arthritis
- Gout arthritis
- Multiple sclerosis
- Diagnosis Cushing syndrome
- Syok
- Kanker
- Edema
- Alergi
Dosis dan Aturan Pakai Cortidex
Cortidex merupakan obat keras, hanya bisa didapatkan dan digunakan dengan resep dokter. Dosis Cortidex bervariasi, tergantung penyakit dan kondisi pasien. Konsultasikan kepada dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan obat ini.
Berikut dosis yang terdapat dalam kemasan.
Tujuan: dosis umum
Bentuk: tablet
- Dewasa: dosis 0.5-9 mg dalam dosis terbagi.
- Anak usia 6-12 tahun: dosis 0.25-2 mg, diberikan 2 kali sehari.
- Anak usia 1-5 tahun: dosis 0.25-1 mg, diberikan 2 kali sehari.
- Anak usia ≤1 tahun: dosis 0.1-0.25 mg, diberikan 2 kali sehari.
Tujuan: dosis umum
Bentuk: tablet
- Terapi intensif atau darurat: dosis 2-4 mg diberikan 6-8 kali sehari. Dosis maksimal per hari adalah 50 mg.
- Kondisi syok: dosis 1-6 mg per kg berat badan.
Sementara itu, rekomendasi dosis dari beberapa kondisi adalah:
Tujuan: anti-inflamasi dewasa
Bentuk: Cortidex tablet dan injeksi
- 0.75 – 9 mg per hari Oral atau IV/IM tiap 12 jam.
Tujuan: multiple sclerosis dewasa
Bentuk: tablet
- Sebanyak 30 mg per hari selama 1 minggu, diikuti dosis 4 – 12 mg per hari selama 1 bulan.
Tujuan: Edema
Bentuk: injeksi
- Sebanyak 10 mg IV lalu 4 mg IM tiap 6 jam sampai menunjukkan tanda membaik.
- Kurangi dosis setelah 2 – 4 hari dan dilanjutkan selama 5 – 7 hari.
Tujuan: syok
Bentuk: injeksi
- Sebanyak 1 – 6 mg/kg BB sekali sehari atau 40 mg IV tiap 2 – 6 jam.
- Penggunaan dosis besar tidak boleh lebih dari 48 – 72 jam.
Tujuan: anti-inflamasi dewasa
Bentuk: tablet dan injeksi
- Sebanyak 0.75 – 9 mg per hari Oral atau IV/IM tiap 12 jam.
Tujuan: alergi
Bentuk: tablet dan injeksi
- Hari ke-1: 4 – 8 mg IM.
- Hari ke-2 dan 3: 3 mg per hari oral tiap 12 jam.
- Hari ke-4: 1.5 mg per hari oral tiap 12 jam.
- Hari ke- 5 dan 6: 0.75 mg per hari.
Tujuan: mual muntah karena kemoterapi
Bentuk: tablet dan injeksi
- Sebanyak 8 – 12 mg oral atau IV dosis tunggal atau dikombinasikan dengan antiemetic sebelum kemoterapi.
- Sebanyak 8 mg oral atau IV sehari selama 1 – 3 hari setelah jeda kemoterapi 2 – 4 hari.
Tujuan: anti-inflamasi anak
Bentuk: tablet dan injeksi
- Pemberian obat 0.06 – 0.3 mg/kg BB per hari Oral atau IV/IM dibagi 2 atau 4 kali sehari.
Artikel lainnya: Penyakit Autoimun, Bisakah Disembuhkan?
Cara Menggunakan Cortidex
- Gunakan Cortidex sesuai dengan dosis anjuran dan resep dokter. Baca petunjuk pemakaian pada kemasan obat
- Cortidex tablet dapat digunakan setelah makan. Konsumsi obat secara teratur dan pada waktu yang sama. Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu
- Apabila Anda lupa menggunakan obat, segera pakai jika jeda dengan waktu selanjutnya masih lama. Jika jeda sudah singkat, lupakan dosis yang tertinggal. Jangan menggandakan dosis pada waktu bersamaan
- Jangan melebihkan/mengurangi dosis tanpa berkonsultasi kepada dokter untuk menghindari terjadinya efek samping atau efektivitas obat yang berkurang
- Cortidex dalam bentuk injeksi hanya boleh disuntikkan oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter
Cara Penyimpanan
Simpan Cortidex dexamethasone pada suhu 20 - 25 derajat Celsius, di tempat yang sejuk kering, terhindar dari cahaya matahari langsung, dan jauh dari jangkauan anak-anak.
Efek Samping Cortidex
Cortidex mungkin akan menimbulkan reaksi alergi pada beberapa orang. Kunjungi fasilitas pelayanan kesehatan apabila ditemukan ciri-ciri berikut:
- Gatal hingga timbul rasa terbakar
- Sulit bernapas
- Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah
Efek samping yang bisa timbul selama penggunaan Cortidex adalah:
- Retensi cairan dan garam
- Hipertensi
- Hiperhidrosis atau kelebihan cairan
- Gangguan mental
- Osteonekrosis
- Pankreatitis septik akut
- Kelemahan otot
- Gangguan visual
- Nafsu makan meningkat
- Retardasi pertumbuhan
Overdosis
Gejala overdosis obat Cortidex yang dapat muncul adalah:
- Reaksi anafilaksis, seperti gatal hingga timbul rasa terbakar, sulit bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah
- Lemah otot
- Batuk berdarah
- Denyut jantung terlalu cepat atau lemah
- Tidak sadarkan diri
Segera pergi ke tempat pelayanan medis apabila mengalami gejala-gejala di atas.
Penanganan kegawatdaruratan hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis profesional.
Kontraindikasi
Hindari penggunaan Cortidex pada pasien dengan kondisi:
- Terapi antidiabetes
- Luka lambung
- Osteoporosis
- Psikosis atau psikoneurosis berat
- Tuberkulosis aktif
- Infeksi akut
- Baru menerima vaksin hidup
- Mengonsumsi alkohol
- Merokok
Interaksi Obat
Beritahu dokter mengenai obat-obatan yang sedang Anda konsumsi. Alasannya, beberapa obat yang digunakan bersama dengan Cortidex, dapat menurunkan efektivitas atau meningkatkan toksisitas, seperti:
- Antibiotik atau antifungal
- Pil KB atau terapi hormon
- Antidiabetik oral maupun insulin
- Obat-obat terapi demensia dan Parkinson
- Pengencer darah seperti warfarin atau heparin
- NSAID atau antinyeri seperti aspirin, ibuprofen, atau meloksikam
- Vaksin hidup, seperti BCG
List di atas mungkin tidak memuat semua obat yang berinteraksi dengan Cortidex. Itu sebabnya, beritahu dokter semua obat, baik herbal, kimia, suplemen atau vitamin yang sedang atau akan anda konsumsi.
Peringatan dan Perhatian
- Ikuti semua saran dan instruksi dokter
- Ikuti semua petunjuk dan anjuran yang terdapat pada kemasan
- Jangan gunakan obat ini apabila Anda sedang terinfeksi jamur di bagian tubuh mana pun
- Steroid dapat melemahkan imun tubuh, sehingga akan lebih mudah terserang infeksi
- Beri tahu dokter tentang infeksi yang anda alami beberapa minggu yang lalu terutama:
- Tuberkulosis
- Herpes
- Infeksi parasite, seperti diare
- Beri tahu dokter apabila Anda memiliki riwayat penyakit:
- Sirosis atau penyakit hati lainnya
- ginjal
- gangguan tiroid
- glaucoma atau katarak
- depresi
- gagal jantung kongestif
- hipertensi
- Kortikosteroid tidak dianjurkan bagi ibu hamil trimester pertama karena kemungkinan bayi yang baru lahir menderita gejala hipoadrenalisme
- Obat ini juga tidak dianjurkan bagi ibu menyusui karena kemungkinan kortikosteroid dieksresikan ke dalam air susu ibu
- Pada pemakaian jangka panjang, dosis obat ini harus diturunkan secara bertahap (tapering off)
- Tidak dianjurkan pada anak-anak di bawah usia 6 tahun. Perhatikan dengan hati-hati bagi anak dan bayi yang memakai kortikosteroid dalam jangka panjang, utamanya pada pertumbuhan dan perkembangannya
- Beri tahu dokter mengenai kondisi kesehatan Anda, apakah sedang hamil, persiapan kehamilan, atau menyusui. Hal ini akan menjadi pertimbangan untuk menghindari efek samping atau risiko yang tidak diinginkan lainnya
Artikel lainnya: Penyakit Kulit Dermatitis Numularis, Bisakah Disembuhkan?
Kategori Kehamilan
Cortidex masuk dalam kategori C untuk trimester kedua dan ketiga. Artinya, studi pada hewan menunjukkan terdapat efek samping pada janin, tapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Pada trimester pertama kehamilan, Cortidex masuk kategori D. Yakni, terdapat bukti yang menunjukkan risiko pada janin manusia. Namun, obat dapat diberikan apabila keuntungan yang didapat lebih besar dari potensi risiko pada janin.
Peringatan Kehamilan
Beri tahu dokter apabila Anda sedang hamil atau sedang dalam program kehamilan. Terapi akan dipertimbangkan tergantung kondisi Anda.
Peringatan Menyusui
Cortidex terdistribusi ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
Peringatan Menyusui
Konsultasikan dengan dokter jika Anda akan mengonsumsi obat ini saat sedang menyusui
Penyakit Terkait
- Multiple sclerosis
- Cushing syndrome
- Alergi
- Radang
- Dermatitis
- Edema
- Autoimun
Rekomendasi Obat Sejenis Cortidex
- Kalmethasone
- Molacort
- Kaldexon
- Indexon
- Dexaharsen
- Dexamethasone
Yuk, manfaatkan tanya dokter gratis atau download aplikasi KlikDokter supaya lebih mudah konsultasi kesehatan.
[HNS/NM]
Terakhir diperbaharui: 30 Mei 2022
Diperbaharui: Apt. Sinthiya Nur Azizah, S.Farm.
Ditinjau: Apt. Yulia Hakimatun Adilah, S.Farm.
MIMS Indonesia (2022) Cortidex
Drugs.com (2022) Dexamethasone
Drugabuse.com (2022) Steroid overdose
Gunawan SG dkk (2016) Farmakologi dan terapi edisi 6. Badan penerbit FKUI
Medscape. Drug and Disease (2022) Dexamethasone (Rx)
Sanbe Farma.11 Mei 2022. Cortidex