Pengertian
Lanareuma adalah produk obat dengan zat aktif Piroxicam yang memiliki sifat analgesik (meredakan nyeri), anti-inflamasi (meredakan peradangan) dan antipiretik (menurunkan demam). Lanareuma bekerja dengan cara menghambat reversibel enzim siklooksigenase-1 dan -2 (COX-1 dan -2), sehingga mengakibatkan penurunan pembentukan prekursor prostaglandin.
Keterangan
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Obat Anti Inflamasi Non Steroid
- Kandungan: Piroxicam 20 mg
- Bentuk: Kapsul
- Satuan Penjualan: Strip
- Kemasan: Box, 10 Strip @ 10 Kapsul
- Farmasi: Pertiwi Agung
Kegunaan
Lanareuma digunakan untuk mengobati asam urat, arthritis (radang sendi), osteoarthritis, artritis reumatoid (nyeri sendi akibat reumatik).
Dosis & Cara Penggunaan
Lanareuma termasuk dalam golongan Obat Keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus dengan Anjuran dan Resep dokter:
Ankylosing spondylitis, Osteoarthritis, artritis reumatoid
- Dewasa: Maksimal dosis: 1 kapsul diminum setiap hari sebagai dosis tunggal, atau dalam dosis terbagi jika perlu. Tinjau manfaat dan tolerabilitas pengobatan dalam waktu 14 hari.
- Lansia: Gunakan dosis efektif terendah untuk durasi sesingkat mungkin.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 20-25˚C.
Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Lanareuma, antara lain:
- Pembengkakan
- Gagal jantung kongestif
- Hipertensi
- Gangguan makan
- Sakit perut, sembelit, diare
- Pencernaan yang terganggu
- Perut kembung
- Mulas
- Muntah
- Mulut kering
- Kerongkongan kering
- Gagal ginjal
- Pusing, sakit kepala
- Gelisah
Kontraindikasi
Hindari penggunaan Lanareuma pada pasien yang memiliki indikasi:
- Hipersensitivitas (termasuk riwayat asma, bronkospasme, polip hidung, rinitis, angioedema, urtikaria, atau reaksi tipe alergi lainnya) terhadap piroksikam, aspirin atau NSAID lainnya.
- Ulkus peptikum aktif.
- Penyakit radang usus,
- Riwayat gangguan pencernaan yang merupakan predisposisi gangguan perdarahan (misalnya kolitis ulserativa, penyakit Crohn, kanker, divertikulitis)
- Riwayat reaksi alergi kulit yang serius (misalnya eritema multiforme, sindrom Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal toksik).
- Gagal jantung yang parah.
- Kehamilan (trimester ketiga).
- Penggunaan bersamaan dengan aspirin, antikoagulan, dan AINS lainnya termasuk penghambat COX-2.
Interaksi Obat
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Lanareuma:
- Meningkatkan risiko perdarahan saluran pencernaan jika diberikan bersamaan dengan anti-trombosit dan SSRI.
- Dapat memperburuk gagal jantung, mengurangi GFR dan meningkatkan kadar glikosida plasma.
- Meningkatkan risiko nefrotoksisitas jika diberikan bersamaan dengan siklosporin dan tacrolimus.
- Meningkatan penyerapan jika diberikan bersamaan dengan simetidin.
- Meningkatkan risiko ulserasi saluran pencernaan jika diberikan bersamaan dengan kortikosteroid.
- Dapat mengganggu tindakan natriuretik diuretik.
- Dapat menggantikan obat yang sangat terikat protein lainnya.
- Dapat meningkatkan level lithium plasma dalam keadaan stabil.
- Dapat mengurangi ekskresi metotreksat, yang menyebabkan toksisitas akut.
- Meningkatkan risiko kejang jika diberikan bersamaan dengan kuinolon.
Kategori Kehamilan
- Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Lanareuma ke dalam Kategori C (Sebelum usia kehamilan 30 minggu):
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin. - Kategori D (mulai usia kehamilan 30 minggu):
Ada bukti positif risiko pada janin manusia, tetapi manfaat obat jika digunakan pada wanita hamil dapat diterima meskipun ada risiko (misalnya, jika obat tersebut diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius di mana obat-obatan yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).
Overdosis
- Gejala overdosis Piroxicam adalah lesu, mengantuk, mual, muntah, nyeri epigastrium, demam ringan, sinus takikardia. Jarang terjadi: hipertensi, perdarahan gastrointestinal, insufisiensi ginjal akut, depresi pernafasan dan koma.
- Jika terjadi overdosis, berikan pengobatan simtomatik dan suportif (oleh tenaga medis).