Obat Antiinflamasi

Metilprednisolon

apt. Yasmin Azhar, S.Farm, 12 Jun 2024

Ditinjau oleh Aprinda

Methylprednisolone adalah obat untuk meringankan peradangan berbagai kondisi seperti autoimun, alergi dan gangguan pernafasan. Obat tersedia dalam bentuk tablet, tablet salut selaput dan injeksi.

Metilprednisolon

Methylprednisolone 

Golongan

Obat keras

Kategori obat

Obat radang dan penekan imunitas (imunosupresan)

Dikonsumsi oleh

Dewasa dan anak-anak

Bentuk obat

Tablet, tablet salut selaput, kaplet, suspensi injeksi/serbuk injeksi

Methylprednisolone untuk ibu hamil dan menyusui

Kategori C: studi reproduksi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tidak ada studi pada manusia, dan manfaat penggunaan obat pada wanita hamil mungkin dapat diterima meskipun ada risiko potensial.

Peringatan menyusui: methylprednisolone dapat terekskresi ke dalam ASI.

Penggunaan obat harus diberikan secara hati-hati pada ibu menyusui, pastikan Kamu menerima obat berdasarkan rekomendasi dokter.

Pengertian Methylprednisolone

Methylprednisolone adalah obat untuk mengurangi meringankan peradangan pada tubuh. Biasanya, methylprednisolone digunakan sebagai obat radang tenggorokan.

Obat ini juga berperan dalam mengatasi gangguan imun seperti rematik, multiple sclerosis, dan lupus eritematosus diskoid (DLE).

Cara kerja methylprednisolone sama dengan obat golongan kortikosteroid lainnya, yakni menghambat enzim lipase A2. Oleh karenanya, obat ini juga diresepkan dalam menekan reaksi alergi berat pada kulit dan asma.

Kemampuan methylprednisolone dalam mengurangi sitokin menjadikan obat ini sebagai terapi penolakan transplantasi organ. Efek penurunan sitokin ini akan mengurangi sinyal pada reaksi penolakan.

Pada beberapa kasus, methylprednisolone juga digunakan untuk mengobati peradangan akibat cedera sumsum tulang belakang.

Methylprednisolone diproduksi dalam berbagai sediaan seperti tablet, tablet salut selaput, kaplet dengan besaran dosis 4 mg, 8 mg, 16 mg, serta suspensi dan injeksi. Obat ini termasuk pada obat keras yang hanya Kamu dapatkan dengan resep dokter. 

Artikel lainnya: 17 Cara Mengatasi Radang Tenggorokan, Ampuh dan Mudah Dilakukan!

Keterangan Obat Methylprednisolone

1. Methylprednisolone Tablet

  • Golongan: keras
  • Kelas terapi: antiinflamasi dan imunosupresan
  • Kandungan: methylprednisolone 4 mg, 8 mg, 16 mg
  • Kemasan: dus, 10 strip @10 tablet, dus, 10 blister @10 tablet, dus 5 strip @10 tablet, dus, 3 strip @10 tablet, dus, 30 strip @10 tablet
  • Produksi: Novapharin, Mulia Farma Suci, Tropica Mas Pharmaceuticals, First Medipharma, Pharos, Dexa Medica
  • Harga methylprednisolone tablet: Rp1.850 - Rp5.670/stripRTO PHARMA INDONESIA ARTO PHARMA INDONESIA 

2. Methylprednisolone Tablet Salut Selaput

  • Golongan: bebas dan keras
  • Kelas terapi: antiinflamasi dan imunosupresan
  • Kandungan: methylprednisolone 4 mg, 8 mg dan 16 mg
  • Kemasan: dus, 3 strip @10 tablet salut selaput, dus, 10 strip @10 tablet 
  • Produksi: Gracia Pharmindo, Simex Pharmaceutical
  • Harga methylprednisolone tablet salut selaput: Rp49.620 - Rp84.200/strip

3. Methylprednisolone Kaplet

  • Golongan: bebas dan keras
  • Kelas terapi: antiinflamasi dan imunosupresan
  • Kandungan: methylprednisolone 4 mg, 8 mg dan 16 mg
  • Kemasan: dus, 10 strip @10 kaplet, dus, 5 strip @10 kaplet, dus 3 strip @10 kaplet, dus 10 blister @10 kaplet
  • Produksi: Ifars Pharmaceutical Laboratories, Pyridam Farma, Lapi Laboratories
  • Harga methylprednisolone kaplet: Rp5.800 - Rp18.000/strip

4. Methylprednisolone Suspensi

  • Golongan: bebas dan keras
  • Kelas terapi: antiinflamasi dan imunosupresan
  • Kandungan: methylprednisolone 4 mg
  • Kemasan: dus, botol @30 mL
  • Produksi: PT Lapi Laboratories
  • Harga methylprednisolone suspensi: Rp120.000/botol

5. Methylprednisolone Injeksi

  • Golongan: keras
  • Kelas terapi: antiinflamasi dan imunosupresan
  • Kandungan: methylprednisolone sodium succinate 125 mg dan 500 mg, methylprednisolone acetate 40 mg
  • Kemasan: dus, 1 vial @125 mg + 1 ampul pelarut @2 mL, dus, 1 vial @500 mg + 1 ampul pelarut @8 mL, dus, 1 vial @1 mL
  • Produksi: Otto Pharmaceutical Industries, Phapros, Sanbe Farma, Pfizer
  • Harga methylprednisolone injeksi: -

Kegunaan Methylprednisolone

Methylprednisolone digunakan untuk meringankan peradangan akut hingga kronis serta menekan imunitas pada beberapa kondisi berikut: 

  • Radang tenggorokan
  • Bursitis (radang kantong sendi)
  • Rematik
  • Eksaserbasi multiple sclerosis
  • Lupus eritematosus diskoid (DLE)
  • Reaksi penolakan transplantasi
  • Cedera sumsum tulang belakang

Selain itu, obat ini juga digunakan untuk mengatasi kondisi alergi parah pada asma dan reaksi alergi kulit.

Dosis dan Aturan Pakai Methylprednisolone

Methylprednisolone termasuk pada golongan obat keras dan didapatkan berdasarkan resep dokter. Berikut adalah aturan minum dan dosis penggunaan obat methylprednisolone secara umum:

Tujuan: peradangan dan imunosupresan

Bentuk: methylprednisolone tablet, tablet salut selaput, kaplet dan suspensi

Dosis yang direkomendasikan:

  • Dewasa: methylprednisolone 4 mg hingga 8 mg dalam sehari (sesuai dengan tingkat keparahan pasien).

Tujuan: peradangan dan imunosupresan

Bentuk: methylprednisolone injeksi

Dosis yang direkomendasikan:

  • Dewasa: Awalnya, 10-500 mg setiap hari melalui injeksi atau infus. Dosis > 250 mg diberikan minimal 30 menit dan dosis < 250 mg diberikan minimal 5 menit.
  • Anak-anak: 30 mg/kg setiap hari melalui injeksi atau infus. Maksimal: 1.000 mg setiap hari 1-2 hari sekali.

Tujuan: bursitis (radang kantong sendi)

Bentuk: methylprednisolone injeksi

Dosis yang direkomendasikan:

  • Dewasa: 30-40 mg secara intrabursal (disuntikan langsung pada jaringan bursa)

Tujuan: rematik

Bentuk: methylprednisolone injeksi

Dosis yang direkomendasikan:

  • Dewasa: Obat disuntikan secara intra artikular dan dosis diberikan sesuai dengan ukuran sendi dan tingkat keparahan. Pengobatan biasanya diulang setiap 1-5 minggu atau lebih. Aturan penggunaan obatnya, yakni sendi kecil: 4-10 mg, sendi sedang: 10-40 mg, dan sendi besar: 20-80 mg.

Tujuan: multiple sclerosis

Bentuk: methylprednisolone injeksi

Dosis yang direkomendasikan:

  • Dewasa:160 mg disuntikan secara intravena (IV) 1 kali sehari selama 1 minggu, dilanjutkan 64 mg disuntikan secara intravena (IV) 2 hari sekali selama 1 bulan.

Tujuan:lupus eritematosus diskoid (DLE)

Bentuk: methylprednisolone injeksi

Dosis yang direkomendasikan:

  • Dewasa: pada lesi yang berukuran sedang biasanya diberikan 20-60 mg yang disuntikan langsung pada lesi, sedangkan lesi besar diberikan dosis 20-40 mg. 

Tujuan: reaksi penolakan transplantasi 

Bentuk: methylprednisolone injeksi

Dosis yang direkomendasikan:

  • Dewasa: 500-1.000 mg diberikan melalui infus selama minimal 30 menit, dilanjutkan sampai pasien stabil seikatr 48-72 jam (setelah transplantasi).
  • Anak-anak: 10-20 mg/kg setiap hari hingga 3 hari. Maksimal: 1.000 mg setiap hari (setelah transplantasi).

Tujuan:cedera sumsum tulang belakang

Bentuk: methylprednisolone injeksi

Dosis yang direkomendasikan:

  • Dewasa:30 mg/kg melalui injeksi bolus selama 15 menit, dilanjutkan setelah 45 menit berikan 5,4 mg/kg/jam melalui infus.

*durasi pemberian infus disesuaikan dengan waktu setelah cedera

Tujuan: kondisi alergi

Bentuk: methylprednisolone tablet, tablet salut selaput, kaplet dan suspensi

Dosis yang direkomendasikan:

 Dewasa:

  • Hari 1: 8 mg sebelum sarapan, 4 mg setelah makan siang dan setelah makan malam, dan 8 mg sebelum tidur.
  • Hari ke-2: 4 mg sebelum sarapan, setelah makan siang, dan setelah makan malam dan 8 mg sebelum tidur.
  • Hari 3: 4 mg sebelum sarapan, setelah makan siang, setelah makan malam, dan sebelum tidur.
  • Hari 4: 4 mg sebelum sarapan, setelah makan siang, dan sebelum tidur.
  • Hari 5: 4 mg sebelum sarapan dan sebelum tidur.
  • Hari 6: 4 mg sebelum sarapan.

*dosis dapat dikurangi secara bertahap

Tujuan: asma 

Bentuk: methylprednisolone injeksi

Dosis yang direkomendasikan:

  • Anak usia <12 tahun: 1-2 mg/kg secara intravena (IV)/ intramuskular (IM) dalam 2 dosis terbagi. Maksimal 60 mg/hari.
  • Anak usia >12 tahun: 40-80 mg/hari IM diberikan setiap 12-24 jam. Maksimal 60 mg/hari.

Cara Menggunakan

Gunakan metilprednisolon sesuai dengan anjuran dan resep dokter agar fungsi obat optimal. Baca juga petunjuk pemakaian pada kemasan obat.

Berikut adalah aturan pakai methylprednisolone yang perlu Kamu patuhi:

  • Methylprednisolone dalam bentuk sediaan oral seperti tablet, kaplet, tablet salut selaput, dapat ditelan secara utuh dan diminum langsung dengan segelas air putih.
  • Untuk sediaan suspensi dapat diminum menggunakan sendok takar sesuai dengan dosis yang telah ditentukan, setelah obat dikocok terlebih dahulu.
  • Sediaan tersebut sebaiknya diminum bersamaan dengan makanan atau susu untuk meminimalkan gangguan pencernaan yang menjadi efek samping obat.
  • Sementara itu, methylprednisolone injeksi hanya diberikan sesuai dengan instruksi dokter dan disuntikan oleh tenaga kesehatan, seperti perawat atau dokter.
  • Bila obat disuntikan secara intramuskular hindari area otot deltoid, karena beberapa kasus menyebabkan penipisan jaringan lemak di bawah kulit.

Apabila Kamu lupa menggunakan obat, segera pakai obat jika jeda dengan waktu selanjutnya masih lama. Jika jedanya singkat, lupakan dosis yang tertinggal. Jangan menggandakan dosis pada waktu bersamaan.

Cara Penyimpanan

Simpan methylprednisolone pada suhu di bawah 25° Celsius, ditempat yang kering dan lembab serta hindarkan dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Methylprednisolone yang belum dibuka dari kemasan primernya dapat digunakan hingga batas waktu kedaluwarsa berakhir.

Sementara methylprednisolon dalam bentuk tablet, kaplet, tablet salut selaput yang memiliki waktu kedaluwarsa ≥ 1 tahun, maka obat hanya dapat dikonsumsi selama 1 tahun.

Pada methylprednisolone suspensi dapat digunakan hingga 6 bulan menurut ketentuan Kementerian Kesehatan RI, tapi sebaiknya obat tidak dikonsumsi lebih dari 14 hari setelah kemasan dibuka.

Kamu dapat sesuaikan dengan informasi yang tersedia pada kemasan obat. Namun, segera hentikan penggunaan obat bila kondisi fisik mengalami perubahan dari segi bentuk, warna, dan bau.

Apabila obat berlebih dan tidak dikonsumsi lagi, jangan buang limbahnya sembarangan. Pisahkan obat dari produk lainnya dan musnahkan dengan prosedur yang tepat atau dapat Kamu tanyakan pada apoteker.

Artikel lainnya: 18 Pilihan Obat Sakit Kepala yang Bisa Ditemukan di Apotek

Efek Samping Methylprednisolone 

Efek samping ringan yang dapat ditimbulkan setelah penggunaan obat methylprednisolone, di antaranya:

Selain itu, sindrom Cushing juga menjadi salah satu potensi efek samping dari obat. Gangguan ini akan menyebabkan perubahan pada kondisi tubuh seperti:

  • Wajah bulat seperti bulan (moon face)
  • Kulit tipis dan mudah memar
  • Pertumbuhan rambut halus di wajah, paha dan area tubuh lainnya 
  • Leher berpunuk
  • Terdapat garis ungu atau kemerahan pada beberapa lokasi tubuh
  • Pengecilan otot
  • Menstruasi tidak teratur
  • Perubahan suasana hati
  • Rentan mengalami infeksi

Overdosis

Penggunaan obat secara berlebihan dan melewati batas toksisitas akan menimbulkan berbagai gangguan pada tubuh, salah satunya: 

Segera hubungi bantuan tim medis darurat ke nomor 112/119 apabila ditemukan gejala-gejala di atas atau segeralah ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat.

Interaksi Methylprednisolone dengan Obat Lain

Methylprednisolone dapat menimbulkan reaksi interaksi obat jika dikonsumsi bersamaan dengan zat aktif lainnya, seperti:

  • Penggunaan bersama dengan obat aminoglutethimide dapat mengurangi penekanan adrenal obat methylprednisolone.
  • Sebaiknya hindari pemberian bersama dengan injeksi amfoterisin b berpotensi meningkatkan hipokalemia (kadar kalium rendah).
  • Dapat mengurangi efikasi obat antidiabetik, diperlukan penyesuaian dosis.
  • Pengurangan respons kerja obat warfarin bila diiringi dengan obat methylprednisolone.
  • Mampu mengurangi pembersihan kortikosteroid bila digunakan bersamaan dengan antibiotik makrolida.

Peringatan dan Perhatian

Penggunaan obat methylprednisolone dapat menyebabkan gangguan pencernaan, hingga pada tingkat parah, salah satunya perforasi. Kondisi ini akan meningkat pada pasien dengan riwayat tukak lambung, penting untuk berhati-hati dalam mengonsumsi obat dalam jangka panjang.

Penghambatan pertumbuhan tulang pada anak-anak dan peningkatan gangguan tulang, seperti kerapuhan (osteoporosis) pada lansia dilaporkan setelah penggunaan obat.

Oleh karena itu, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum mengonsumsi obat terutama pasien lansia.

Obat dapat menyebabkan tubuh rentan mengalami infeksi atau infeksi berulang. Bila ditemukan gejala seperti demam, menggigil, batuk tak kunjung sembuh, dan bercak putih pada area bibir, segera konsultasi kondisimu kepada dokter.

Perubahan suasana hati hingga gangguan depresi juga menjadi salah satu efek dari penggunaan obat. Segera konsultasikan kepada dokter bila kestabilan emosional semakin memburuk.

Penggunaan obat dapat memberikan dampak yang merugikan pada beberapa pasien. Sebaiknya konsultasikan kondisimu bila Kamu memiliki riwayat penyakit seperti:

Kontraindikasi

Selain itu, perhatikan juga adanya kontraindikasi. Orang-orang dengan kondisi berikut tidak disarankan menggunakan methylprednisolone:

  • Pasien yang mengalami reaksi hipersensitivitas atau reaksi alergi, pada obat methylprednisolone yang dapat menimbulkan menimbulkan gatal, pembengkakan, dan sesak napas.
  • Bayi prematur
  • Infeksi jamur sistemik
  • Pasien yang menerima dosis vaksin virus hidup atau dilemahkan
  • Purpura trombositopenik idiopatik (rendahnya trombosit darah akibat tubuh menyerang trombosit)

Artikel lainnya: Efek Samping Obat NSAID pada Penderita Asma

Kategori Kehamilan dan Menyusui

Methylprednisolone masuk kategori C untuk keamanan ibu hamil. Ini artinya, studi reproduksi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, serta tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil yang memadai.

Penggunaan obat pada wanita hamil dapat diberikan dengan mempertimbangkan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan risiko yang dapat timbul pada janin.

Penggunaan obat methylprednisolone pada terapi jangka pendek tidak menimbulkan dampak terhadap janin dan lebih aman dibanding penggunaan jangka panjang atau rutin. Meskipun sangat jarang kasus katarak pada bayi dan edema parupada wanita hamil pernah dilaporkan.

Sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum menggunakan obat selama masa kehamilan. Selain itu, Methylprednisolone dapat tersalur kepada bayi melalui ASI dalam jumlah yang kecil.

Disarankan tidak menyusui selama 2-8 jam setelah menerima suntikan obat methylprednisolone pada ibu menyusui atau konsumsi obat ini sesuai dengan arahan dokter selama masa menyusui atau laktasi.

Penyakit Terkait

Rekomendasi Obat Sejenis Methylprednisolone

Kamu dapat dengan mudah membeli obat bebas di KALStore di mana saja dan kapan saja! Ingin tahu lebih banyak informasi seputar #JagaSehatmu? Yuk, download aplikasi KlikDokter!

Jangan lupa untuk selalu rutin cek kesehatan Kamu dan keluarga. Pesan layanan pemeriksaan kesehatan yang bisa dilakukan secara online dan gunakan fitur Tanya Dokter dan Temu Dokteruntuk konsultasi dengan dokter lebih mudah dan cepat!

(APR)

  • Cek BPOM.(2024).Methylprednisolone.
  • FDA.(2024). SOLU-MEDROL® (methylprednisolone sodium succinate for injection, USP) 
  • Ocejo A, Correa R. Methylprednisolone. [Updated 2022 Dec 11]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing, 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544340/
  • Drugs.com.(2024).Methylprednisolone use during pregnancy.https://www.drugs.com/pregnancy/methylprednisolone.html
  • WebMD.(2024).Methylprednisolone - Uses, Side Effects, and More. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-6470/methylprednisolone-oral/details
  • Drug bank. (2024).Methylprednisolone.https://go.drugbank.com/drugs/DB00959
  • Stat Pearls.(2024).Methylprednisolone.https://www.statpearls.com/point-of-care/36238
  • Buchman, Alan L. M.D., M.S.P.H.. Side Effects of Corticosteroid Therapy. Journal of Clinical Gastroenterology 33(4):p 289-294, October 2001. 
  • Richards RN. Side Effects of Short-Term Oral Corticosteroids. Journal of Cutaneous Medicine and Surgery. 2008,12(2):77-81. doi:10.2310/7750.2008.07029
  • Van Matre ET, Satyanarayana G, Page 2nd RL, Levi ME, Lindenfeld J, Mueller SW. Pharmacokinetic Drug-Drug Interactions Between Immunosuppressant and Anti-Infective Agents: Antimetabolites and Corticosteroids. Ann Transplant. 2018 Jan 23,23:66-74. doi: 10.12659/aot.906164. PMID: 29358572, PMCID: PMC6248062.
  • Vanderheyde, Nathalie1,2, Verhasselt, Valerie1, Goldman, Michel1,3, Willems, Fabienne1. INHIBITION OF HUMAN DENDRITIC CELL FUNCTIONS BY METHYLPREDNISOLONE. Transplantation 67(10):p 1342-1347, May 27, 1999. 
  • Valentina Agnese Ferraro, Silvia Carraro, Paola Pirillo, Antonina Gucciardi, Gabriele Poloniato, Matteo Stocchero, Giuseppe Giordano, Stefania Zanconato, Eugenio Baraldi. (2020) Breathomics in Asthmatic Children Treated with Inhaled Corticosteroids. Metabolites10:10, 390.
  • Lissa G. Sutherland, Tim W. Harrison. (2018) Can a temporary increase in corticosteroid dosage reduce asthma exacerbations?. Expert Review of Respiratory Medicine12:12, 993-995.
  • Sophie F Demarche, Florence N Schleich, Monique A Henket, Virginie A Paulus, Thierry J Van Hees, Renaud E Louis. (2017) Effectiveness of inhaled corticosteroids in real life on clinical outcomes, sputum cells and systemic inflammation in asthmatics: a retrospective cohort study in a secondary care centre. BMJ Open7:11, e018186.
  • Fernando M. de Benedictis, Andrew Bush. (2012) Corticosteroids in Respiratory Diseases in Children. American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine185:1, 12-23.
  • M A Giembycz, M Kaur, R Leigh, R Newton. (2008) A Holy Grail of asthma management: toward understanding how long‐acting β 2 ‐adrenoceptor agonists enhance the clinical efficacy of inhaled corticosteroids. British Journal of Pharmacology153:6, 1090-1104.
  • Sloka JS, Stefanelli M. The mechanism of action of methylprednisolone in the treatment of multiple sclerosis. Multiple Sclerosis Journal. 2005,11(4):425-432. doi:10.1191/1352458505ms1190oa
  • A. Bourbon, M. Vionnet, P. Leprince, E. Vaissier, J. Copeland, P. McDonagh, P. Debré, I. Gandjbakhch, The effect of methylprednisolone treatment on the cardiopulmonary bypass-induced systemic inflammatory response, European Journal of Cardio-Thoracic Surgery, Volume 26, Issue 5, November 2004, Pages 932–938, https://doi.org/10.1016/j.ejcts.2004.07.044
  • M.W. Kemp, J.P. Newnham, J.G. Challis, A.H. Jobe, S.J. Stock, The clinical use of corticosteroids in pregnancy, Human Reproduction Update, Volume 22, Issue 2, March/April 2016, Pages 240–259,https://doi.org/10.1093/humupd/dmv047
  • C.‐C. Chi, G. Kirtschig, W. Aberer, J.‐P. Gabbud, J. Lipozenčić, S. Kárpáti, U.‐F. Haustein, T. Zuberbier, F. Wojnarowska, Evidence‐based (S3) guideline on topical corticosteroids in pregnancy, British Journal of Dermatology, Volume 165, Issue 5, 1 November 2011, Pages 943–952,https://doi.org/10.1111/j.1365-2133.2011.10513.x