Pengertian
Diflam adalah obat yang memiliki kandungan berupa kalium diklofenak. Obat ini digunakan untuk meredakan rasa nyeri ringan hingga sedang, serta untuk mengatasi peradangan
Beberapa kondisi yang dapat ditangani dengan Diflam adalah migrain, rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dismenore, asam urat, nyeri punggung, serta sakit gigi.
Diflam bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin, yaitu senyawa yang dilepas tubuh dan memicu rasa sakit serta peradangan.
Keterangan
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS)
- Kandungan: Kalium diklofenak 50 mg
- Bentuk: Tablet Salut Selaput
- Satuan Penjualan: Strip
- Kemasan: Strip @10 Tablet
- Farmasi: PT Interbat
- Harga: Rp29.000 - Rp65.000/ Strip
Artikel Lainnya: 6 Penyebab Utama Osteoartritis
Kegunaan
Diflam adalah obat yang diindikasikan untuk kondisi berikut:
- Dismenore
- Nyeri ringan sampai sedang pascaoperasi khususnya ketika pasien juga mengalami peradangan
- Rheumatoid arthritis
- Osteoarthritis
- Asam urat
- Dan lainnya
Dosis & Cara Penggunaan
Diflam merupakan obat keras yang harus digunakan dengan resep dokter.
- Osteoarthritis, rheumatoid arthritis, ankylosing spondylitis
- Dewasa: 1 tablet, 2-3 kali sehari.
- Anak usia > 14 tahun: ½ tablet, 3 kali sehari. Atau 1 tablet, 2 kali sehari.
- Dismenore
- Dosis: 1 tablet, 3 kali sehari.
- Nyeri ringan hingga sedang
- Dosis: 1 tablet, 3 kali sehari.
Cara Penyimpanan
Simpan di tempat yang kering dengan suhu antara 20-25 derajat Celsius.
Artikel Lainnya: Cara Alami Mengatasi Nyeri Haid
Efek Samping
Efek samping yang dapat timbul selama penggunaan Diflam adalah:
- Diare
- Mual
- Muntah
- Sakit perut
- Perut kembung
- Nyeri ulu hati
Overdosis
- Gejala overdosis Diflam meliputi:
- Pusing
- Nyeri ulu hati
- Rasa lesu
- Tinnitus
- Sakit kepala
- Mual muntah
- Mengantuk
- Diare
- Kejang
Kontraindikasi
Hindari penggunaan Diflam apabila Anda memiliki kondisi sebagai berikut:
- Hipersensitif terhadap diklofenak atau OAINS lainnya
- Gagal hati sedang sampai berat
- Sakit jantung
- Stroke
- Luka pada bagian pencernaan.
- Proktitis
- Menggunakan OAINS lainnya, antiplatelet dan antikoagulan lainnya
- Ibu hamil (trimester ketiga)
Artikel Lainnya: Benarkah Rematik Penyakit Keturunan?
Interaksi Obat
Penggunaan Diflam dengan obat-obatan berikut dapat menimbulkan interaksi:
- Meningkatkan risiko perdarahan apabila dikonsumsi bersamaan dengan kortikosteroid lain dan SSRI.
- Meningkatkan risiko toksisitas ginjal serta hiperkalemia apabila dikonsumsi bersamaan ACE inhibitor, siklosporin, diuretik, dan takrolimus.
- Meningkatkan risiko toksisitas hematologis apabila dikonsumsi bersamaan zidovudine.
- Meningkatkan kadar dan risiko toksisitas apabila dikonsumsi bersamaan digoksin, lithium, metotreksat.
- Meningkatkan konsentrasi plasma puncak apabila dikonsumsi bersamaan penghambat CYP2C9.
Kategori Kehamilan
Kategori C (sebelum usia kehamilan 30 minggu):
Studi pada binatang memperlihatkan adanya efek samping pada janin. Tidak ada studi terkontrol pada manusia.
Kategori D (setelah usia kehamilan 30 minggu):
Ada bukti bahwa obat berisiko bagi janin manusia. Namun, obat mungkin dapat digunakan pada kondisi yang mengancam nyawa atau ketika obat yang lebih aman tidak efektif.
Perhatian Menyusui
Diklofenak terserap ke dalam ASI dalam jumlah yang sedikit. Tidak ada data tentang efek pada bayi yang disusui, atau pada produksi ASI. Semua risiko dan manfaat harus dibicarakan dengan dokter sebelum minum obat ini.