Pengertian
Fleroxi adalah sediaan obat dengan kandungan zat aktif Piroxicam, obat ini diproduksi oleh Pharos Indonesia. Fleroxi memiliki sifat analgesik (meredakan nyeri), anti-inflamasi (meredakan peradangan) dan antipiretik (menurunkan demam). Piroxicam adalah turunan oksikam Anti inflamsi Non Steroid (AINS), Fleroxi bekerja menghambat reversibel enzim siklooksigenase-1 dan -2 mengakibatkan penurunan pembentukan prekursor prostaglandin. Fleroxi memiliki sifat analgesik (pereda nyeri), anti-inflamasi (anti peradangan) dan antipiretik (penurun demam).
Keterangan
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Obat Anti Inflamasi Non Steroid
- Kandungan: Piroxicam 20 mg
- Bentuk: Tablet Cepat Larut
- Satuan Penjualan: Strip
- Kemasan: Box, 3 Strip @ 10 Tablet
- Farmasi: Pharos Indonesia
Kegunaan
Fleroxi digunakan untuk mengobati ankylosing spondylitis atau arthritis (radang sendi), osteoarthritis, artritis reumatoid (nyeri sendi akibat reumatik).
Dosis & Cara Penggunaan
Fleroxi termasuk dalam golongan Obat Keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus dengan anjuran resep dokter:
- Dewasa: dosis maksimal: 20 mg setiap hari sebagai dosis tunggal, atau dalam dosis terbagi jika perlu. Tinjau manfaat dan tolerabilitas pengobatan dalam waktu 14 hari.
- Lansia: Gunakan dosis efektif terendah untuk durasi sesingkat mungkin.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 20-25 ° C.
Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Fleroxi, antara lain:
- Pembengkakan
- Muntah
- Mulut kering
- Kerongkongan kering
- Gagal ginjal
- Pusing, sakit kepala
- Gelisah
- Gagal jantung kongestif
- Hipertensi
- Gangguan makan
- Sakit perut, sembelit, diare
- Pencernaan yang terganggu
- Perut kembung
- Mulas
Kontraindikasi
Hindari penggunaan Fleroxi pada pasien yang memiliki indikasi:
- Hipersensitivitas atau reaksi tipe asma terhadap piroksikam, aspirin, atau obat anti inflamasi non steroid lainnya.
- Riwayat atau ulserasi saluran pencernaan
- Riwayat gangguan saluran pencernaan yang merupakan predisposisi gangguan perdarahan (misalnya: kolitis ulserativa, penyakit Crohn, kanker saluran pencernaan atau divertikulitis).
- Pengobatan nyeri perioperatif dalam pengaturan operasi CABG.
- Penggunaan bersamaan dengan aspirin, obat anti inflamasi non steroid lain dan antikoagulan.
Interaksi Obat
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Fleroxi:
- Meningkatkan risiko perdarahan saluran pencernaan jika diberikan bersamaan dengan anti-trombosit dan SSRI.
- Dapat memperburuk gagal jantung, mengurangi GFR dan meningkatkan kadar glikosida plasma.
- Meningkatkan risiko nefrotoksisitas jika diberikan bersamaan dengan siklosporin dan tacrolimus.
- Meningkatan penyerapan jika diberikan bersamaan dengan simetidin.
- Meningkatkan risiko ulserasi saluran pencernaan jika diberikan bersamaan dengan kortikosteroid.
- Dapat mengganggu tindakan natriuretik diuretik.
- Dapat menggantikan obat yang sangat terikat protein lainnya.
- Dapat meningkatkan level lithium plasma dalam keadaan stabil.
- Dapat mengurangi ekskresi metotreksat, yang menyebabkan toksisitas akut.
- Meningkatkan risiko kejang jika diberikan bersamaan dengan kuinolon.
Kategori Kehamilan
- Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Fleroxi ke dalam Kategori C (Sebelum usia kehamilan 30 minggu):
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin. - Kategori D (mulai usia kehamilan 30 minggu):
Ada bukti positif risiko pada janin manusia, tetapi manfaat obat jika digunakan pada wanita hamil dapat diterima meskipun ada risiko (misalnya, jika obat tersebut diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius dimana obat-obatan yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).
Overdosis
- Pemberian Fleroxi yang melebihi dosis yang dianjurkan akan menimbulkan gejala, seperti kelesuan, mengantuk, mual, muntah, nyeri ulu hati, demam ringan, sinus takikardia. Jarang, hipertensi, perdarahan gastrointestinal, insufisiensi ginjal akut, depresi pernafasan dan koma.
- Jika terjadi overdosis, segera lakukan pengobatan simtomatik dan suportif (dibantu oleh tenaga medis profesional). Dapat dipertimbangkan untuk diberikan arang aktif dalam waktu 1 jam setelah terjadinya overdosis atau katarsik osmotik dalam waktu 4 jam setelah terjadinya overdosis.