Procolic
Golongan |
Obat keras |
Kategori obat |
Analgesik dan antispasmodik |
Dikonsumsi oleh |
Dewasa |
Bentuk obat |
Tablet salut selaput |
Procolic untuk ibu hamil dan menyusui |
Kategori C: Studi reproduksi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tidak ada studi pada manusia, dan manfaat penggunaan obat pada wanita hamil mungkin dapat diterima meskipun ada risiko potensial. Peringatan menyusui: Salah satu kandungan obat dapat terekskresi ke dalam ASI. Konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter, sebelum menggunakan obat ini. |
Pengertian Procolic
Procolic adalah obat dengan kandungan Paracetamol dan Hyoscine N-butylbromide. Procolic diresepkan dokter untuk mengatasi nyeri akibat kram atau kejang otot pada saluran pencernaan, saluran empedu, saluran kemih, serta organ reproduksi wanita, seperti nyeri haid (dismenore).
Paracetamol adalah analgesik non-opioid yang juga memiliki sifat antipiretik, bekerja dengan cara menghambat enzim siklooksigenase di sistem saraf pusat, sehingga mengurangi produksi prostaglandin yang menjadi mediator utama nyeri.
Sementara, Hyoscine N-butylbromide merupakan antispasmodik yang bekerja dengan mengurangi kontraksi otot polos yang berlebihan (spasme).
Obat ini menghambat reseptor muskarinik pada otot polos saluran pencernaan, saluran empedu, dan saluran kemih, sehingga merelaksasi otot-otot tersebut dan mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh spasme.
Procolic diproduksi oleh PT Meprofarm dalam bentuk sediaan tablet salut selaput, dan termasuk kedalam golongan obat keras yang hanya didapatkan melalui resep dokter.
Artikel lainnya: 6 Penyebab Batu Empedu yang Perlu Diwaspada
Keterangan Obat Procolic
Procolic tablet salut selaput
- Golongan: Keras
- Kelas terapi: Analgesik, antispasmodik
- Kandungan: Paracetamol 500 mg dan Hyoscine-N-butylbromide 10 mg
- Kemasan: Dus, 10 strip @10 tablet salut selaput
- Produksi: PT Meprofarm
- Harga Procolic tablet salut selaput: Rp 14.000 - Rp 40.000/ Strip
Kegunaan Procolic
Secara umum Procolic digunakan untuk meredakan nyeri yang disebabkan oleh kejang otot dan peradangan ringan. Pilihan efektif untuk mengatasi nyeri perut yang lebih kuat akibat kram dan spasme, pada kondisi berikut:
- Nyeri mendadak dan berulang atau paroksismal pada penyakit saluran cerna.
- Nyeri akibat kejang otot pada saluran empedu dan saluran kemih.
- Gangguan fungsi empedu, saluran cerna, atau saluran kemih.
- Nyeri akibat kram otot pada organ reproduksi wanita, seperti nyeri haid (dismenore).
Dosis dan Aturan Pakai Procolic
Procolic termasuk obat keras yang penggunaannya harus menggunakan resep dokter. Berikut adalah aturan minum dan dosis penggunaan obat Procolic tablet salut selaput secara umum:
Tujuan: Meredakan nyeri yang disebabkan oleh kejang otot dan peradangan ringan.
Bentuk: Procolic tablet salut selaput.
Dosis yang direkomendasikan:
- Dewasa: 1-2 tablet diberikan 3 kali sehari.
Cara Menggunakan
Gunakan Procolic sesuai dengan anjuran dan resep dokter agar fungsi obat optimal. Baca juga petunjuk pemakaian pada kemasan obat. Berikut adalah aturan pakai Procolic yang perlu Kamu patuhi:
- Procolic tablet dapat diminum utuh dengan segelas air putih setelah makan.
- Jangan mengunyah, membelah, menghancurkan obat.
- Obat ini tidak boleh digunakan lebih dari 3 hari berturut-turut tanpa konsultasi dengan dokter.
Apabila Kamu lupa menggunakan obat, segera pakai obat jika jeda dengan waktu selanjutnya masih lama. Jika jedanya singkat, lupakan dosis yang tertinggal. Jangan menggandakan dosis pada waktu bersamaan.
Cara Penyimpanan
Simpan Procolic pada suhu di bawah 30° Celsius, ditempat yang kering dan lembab serta hindarkan dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Procolic yang belum dibuka dari kemasan primernya dapat digunakan hingga batas waktu kedaluwarsa berakhir. Sementara Procolic dalam bentuk tablet kunyah yang memiliki waktu kedaluwarsa ≥ 1 tahun, maka obat hanya dapat dikonsumsi selama 1 tahun.
Kamu dapat disesuaikan dengan informasi yang tersedia pada kemasan obat. Namun, segera hentikan penggunaan obat bila kondisi fisik mengalami perubahan dari segi bentuk, warna, dan bau.
Apabila obat berlebih dan tidak dikonsumsi lagi, jangan buang limbahnya sembarangan. Pisahkan obat dari produk lainnya dan musnahkan dengan prosedur yang tepat atau dapat Kamu tanyakan pada apoteker.
Artikel lainnya: 10 Cara Alami Mengatasi Nyeri Haid yang Mudah Dilakukan
Efek Samping Procolic
Penggunaan obat pernah dilaporkan menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan tubuh, seperti:
- Ruam kulit
- Keringat yang berlebihan atau tidak biasa.
- Penurunan tekanan darah yang signifikan.
- Syok anafilaksis (reaksi alergi berat yang berpotensi mengancam jiwa).
Selain itu, gangguan sistem darah dan limfatik juga ditemukan pada beberapa kasus pasien seperti:
- Penurunan jumlah semua jenis sel darah (pansitopenia).
- Penurunan jumlah neutrofil (neutropenia), trombosit (trombositopenia), atau sel darah putih (leukopenia).
- Anemia hemolitik (penghancuran sel darah merah yang lebih cepat dari pembentukannya).
Overdosis
Apabila digunakan berlebihan, overdosis Procolic bisa memicu berbagai gejala, bila diuraikan berdasarkan kandungan obat, Hyoscine-N-Butylbromide dapat menyebabkan efek samping antikolinergik, seperti:
- Mulut kering
- Penglihatan kabur
- Pupil melebar (midriasis)
- Jantung berdebar (takikardia)
- Kesulitan buang air kecil (retensi urine)
- Gangguan saluran cerna, seperti sembelit
Sementara itu, Paracetamol dapat menimbulkan gejala dan tanda kelebihan dosis sebagai berikut:
- Pucat
- Mual dan muntah
- Kehilangan nafsu makan (anoreksia)
- Nyeri perut
Segera hubungi bantuan tim medis darurat ke nomor 112/119 apabila ditemukan gejala-gejala di atas atau segeralah ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat.
Interaksi Procolic dengan Obat Lain
Procolic dapat menimbulkan reaksi interaksi obat jika dikonsumsi bersamaan dengan zat aktif lainnya, seperti:
- Penggunaan Procolic bersama obat yang menginduksi enzim hati (seperti glutethimide,fenobarbital, fenitoin, karbamazepin, dan rifampisin) atau zat hepatotoksik lainnya, termasuk alkohol, dapat meningkatkan risiko kerusakan hati.
- Dapat meningkatkan efek antikolinergik dari obat-obatan seperti antidepresan trisiklik, antihistamin, antipsikotik, kinidin, amantadin, dan antikolinergik lain (misalnya tiotropium dan atropin), karena kandungan Hyoscine-N-butylbromide.
- Kombinasi obat dengan kloramfenikol dapat memperpanjang waktu paruh kloramfenikol, sehingga meningkatkan risiko toksisitasnya.
- Peningkatan detak jantung dari obat adrenergik-beta dapat meningkat jika diberikan bersama dengan obat Procolic.
- Penggunaan obat jangka panjang dengan warfarin dapat meningkatkan risiko perdarahan. Pemantauan ketat diperlukan jika digunakan bersamaan.
- Dapat meningkatkan risiko neutropenia (penurunan leukosit) bila digunakan bersama dengan zidovudine (AZT). Penggunaan bersama harus dilakukan di bawah pengawasan dokter.
Peringatan dan Perhatian
Jika nyeri tidak membaik, semakin parah, atau muncul gejala baru seperti kemerahan dan pembengkakan, segera konsultasikan dengan dokter karena bisa menjadi tanda kondisi serius.
Penghentian obat secara tiba-tiba setelah penggunaan dosis tinggi dalam waktu lama dapat menyebabkan gejala putus obat, seperti sakit kepala, kelelahan, atau gugup. Obat hanya boleh digunakan kembali sesuai anjuran dokter.
Perhatikan gejala serius pada kulit, seperti ruam yang menyebar, lepuh, atau luka pada mukosa yang merupakan tanda kelainan kulit seperti Sindrom Stevens-Johnson atau Toxic Epidermal Necrolysis. Jika ini terjadi, segera hentikan obat dan periksakan dirimu ke dokter.
Salah satu kandungan obat dapat menyebabkan kantuk, tidak dianjurkan mengendarai kendaraan atau mengoperasikan mesin selepas mengonsumsi obat. Penggunaan obat ini harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan:
- Kekurangan enzim glukosa-6-fosfat-dehidrogenase (G6PD).
- Penyakit liver termasuk akibat alkoholisme kronis, hepatitis, atau sindrom Gilbert.
- Cadangan glutathione rendah.
- Penyakit ginjal yang berat.
Kontraindikasi
Selain itu, perhatikan juga adanya kontraindikasi. Orang-orang dengan kondisi berikut tidak disarankan menggunakan Procolic:
- Pasien yang mengalami reaksi hipersensitivitas atau reaksi alergi, seperti gatal, pembengkakan, dan sesak napas.
- Gangguan motilitas seperti akalasia, ileus paralitik, atau atonia usus.
- Glaukoma (peningkatan tekanan dalam mata).
- Myasthenia gravis (kelemahan otot berat).
- Takiaritmia patologis (gangguan irama jantung yang cepat).
- Megakolon (pembesaran abnormal pada usus besar).
- Pembesaran prostat yang menyebabkan retensi urine.
- Gangguan fungsi hati berat atau penurunan fungsi hepatoselular (Child-Pugh C).
Artikel lainnya:Cara Alami Menjaga Kesehatan Pencernaan
Kategori Kehamilan dan Menyusui
Procolic masuk kategori C untuk keamanan ibu hamil. Ini artinya, studi pada hewan telah menunjukkan adanya efek buruk terhadap janin (misalnya, teratogenik atau efek yang merugikan perkembangan janin. Akan tetapi, belum ada studi yang memadai dan terkendali pada manusia.
Obat harus digunakan hati-hati dan pemilihan obat harus mempertimbangkan manfaat klinis obat pada ibu hamil dan risiko yang mungkin terjadi pada janin.
Pemberian obat dilakukan di bawah pengawasan dokter, terutama jika digunakan dalam jangka panjang atau pada trimester awal kehamilan. Salah satu kandungan obat diketahui dapat tersalur kepada bayi melalui ASI dalam jumlah yang sangat kecil.
Selama penggunaan obat diberikan pada dosis terapeutik, risiko yang dapat terjadi pada bayi dapat berkurang. Gunakan obat sesuai dengan instruksi oleh dokter pada saat menyusui atau masa laktasi.
Penyakit Terkait
- Sakit perut
- Kram perut
- Dismenore (nyeri haid)
Rekomendasi Obat Sejenis Procolic
Ingin tahu lebih banyak informasi seputar #JagaSehatmu dan keluarga di rumah? Dapatkan informasi lengkap seputar obat lainnya hanya di aplikasi media kesehatan KlikDokter!
Temukan tips kesehatan, dan info seputar penyakit terpercaya. Download aplikasinya sekarang juga dan jelajahi topik kesehatan menarik lainnya untuk hidup lebih sehat!
(APR)
Baca Juga
7 Tanda dan Gejala Batu Empedu yang Sering Disepelekan
Batu empedu merupakan suatu kondisi medis, yang ditandai dengan kondisi-kondisi yang kerap dianggap sepele. Apa saja gejala yang dimaksud? Simak di sini.
Kolesterol Tinggi Bisa Sebabkan Batu Empedu?
Dampak dari kolesterol tinggi tak cuma menyumbat pembuluh darah. Kondisi tersebut disebut-sebut bisa tingkatkan risiko terbentuknya batu empedu.
Benarkah Jus Seledri Bermanfaat Mencuci Ginjal?
Minum jus seledri dikatakan sebagai salah satu cara untuk atasi masalah pada ginjal. Benarkah demikian? Cari tahu di sini.