Pengertian
Retrofen adalah obat yang mengandung Ketoprofen, diproduksi oleh PT. Sampharindo Perdana. Retrofen digunakan untuk meredakan rasa sakit dan peradangan akibat penyakit rematik, serta masalah pada otot dan persendian, seperti penyakit rematik, asam urat atau gout, otot tegang atau keseleo, dan artritis. Ketoprofen juga dapat digunakan untuk meredakan rasa sakit setelah operasi dan bagi wanita untuk meringankan rasa sakit hebat akibat menstruasi.
Keterangan
- Golongan: Obat keras
- Kelas Terapi: Obat Antiinflamasi Non Steroid (OAINS)
- Kandungan: Ketoprofen 100 mg
- Bentuk: Kapsul
- Satuan Penjualan: Strip
- Kemasan: Box, 5 Strip @ 10 Kapsul
- Farmasi: Sampharindo Perdana.
Kegunaan
Retrofen digunakan untuk membantu meringankan rasa nyeri ringan sampai berat.
Dosis & Cara Penggunaan
Retrofen merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan Retrofen juga harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu.
- Nyeri sendi, nyeri otot, atau nyeri pasca operasi ortopedi
Dewasa: 12.5 mg setiap 4-6 jam atau 25 mg setiap 8 jam.
Maksimal: 75 mg/hari.
Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu di bawah 25°C.
Efek Samping
Efek Samping yang mungkin terjadi adalah:
- Pembengkakan kedua tungkai.
- Mual.
- Perut kembung.
- Mag.
- Diare.
- Sembelit.
- Insomnia (sulit tidur).
- Sakit kepala.
- Sakit perut.
- Pusing.
- Sariawan.
- Ruam kulit.
- Gangguan fungsi ginjal.
- Sesak napas.
- Serangan jantung.
Kontraindikasi:
Hindari pemberian kepada pasien yang memiliki stroke, jantung, gangguan lambung, dan pendarahan saluran cerna.
Interaksi obat:
- Mengurangi efektivitas obat antihipertensi.
- Meningkatkan risiko perdarahan pada saluran pencernaan jika dikombinasikan dengan kortikosteroid dan warfarin.
- Meningkatkan risiko gagal ginjal jika digunakan dengan obat diuretik.
Kategori kehamilan:
- Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Retrofen ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin. - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Retrofen ke dalam Kategori D (Untuk kehamilan trimester 3):
Ada bukti positif risiko pada janin manusia, tetapi manfaat obat jika digunakan pada wanita hamil dapat diterima meskipun ada risiko (misalnya, jika obat tersebut diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius dimana obat-obatan yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).