Pengertian
Spedifen adalah obat yang mengandung Ibuprofen sebagai zat aktifnya. Spedifen digunakan untuk meredakan nyeri berbagai kondisi, seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri haid, nyeri otot, atau arthritis (pembengkakan dan kekakuan sendi). Spedifen juga digunakan untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri ringan dan sakit akibat pilek atau flu.
Spedifen adalah golongan Non Steroidal Anti-Inflammatory Drug (NSAID) yang bekerja dengan menghalangi prostaglandin dan siklooksigenase-1-2, sehingga dapat meredakan peradangan.
Keterangan
- Spedifen Tablet
- Golongan: Obat keras
- Kelas Terapi: Analgetik-antipiretik
- Kandungan: Ibuprofen 400 mg
- Bentuk: Tablet
- Satuan Penjualan: Strip
- Kemasan: Strip @ 6 Tablet
- Farmasi: Zambon Indonesia PT
- Harga: Rp40.000 - Rp80.000/ Strip
- Spedifen Sachet
- Golongan: Obat keras
- Kelas Terapi: Analgetik-antipiretik
- Kandungan: Ibuprofen 400 mg
- Bentuk: Granula
- Satuan Penjualan: Sachet
- Kemasan: Sachet @ 600 mg
- Farmasi: Zambon Indonesia PT
- Harga: Rp10.000 - Rp20.000/ Sachet
Kegunaan
Spedifen merupakan obat yang digunakan untuk menangani beberapa kondisi, seperti:
- Nyeri sendi
- Nyeri sesudah cabut gigi
- Nyeri pasca operasi
- Meringankan gejala rematik tulang
- Meringankan nyeri pada dismenore primer atau nyeri haid
- Dapat menurunkan demam
Dosis & Cara Penggunaan
Spedifen merupakan obat yang termasuk ke dalam Golongan Obat Keras, sehingga pada setiap pembelian nya harus menggunakan resep Dokter.
- Dewasa: diberikan dosis 1.200 mg perhari dalam 3-4 dosis terbagi.
- Rheumatoid arthritis: Maksimal dosis: 2.400 mg setiap hari.
- Dismenore primer: dosis 400 mg diberikan 4 jam.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 25 derajat Celcius.
Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Spedifen, antara lain:
- Mual dan muntah
- Perut kembung
- Nyeri ulu hati
- Gangguan pencernaan
- Diare atau konstipasi
- Sakit kepala
- Tukak lambung
- Tinja berwarna hitam atau disertai darah
- Muntah darah
Overdosis
Overdosis Spedifen dapat menyebabkan beberapa gejala berikut:
- Pusing
- Kejang
- Tekanan darah rendah
- Penurunan kesadaran
Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:
- Pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap ibuprofen, aspirin atau NSAID lainnya.
- Tukak lambung aktif dan berulang atau risiko perdarahan saluran pencernaan, kolitis ulserativa, gagal hati &/atau ginjal serius.
- Memiliki riwayat asma, rinitis, urtikaria, polip hidung dan angioedema
Interaksi Obat
Berikut adalah beberapa obat yang dapat berinteraksi dengan Spedifen:
- Diuretik furosemide dan thiazide
- Antikoagulan oral
- β-blocker
- Kortikosteroid
- Digoksin
- Fenitoin
- Litium
- Metotreksat
- Asam asetilsalisilat
- Paracetamol
Kategori Kehamilan
Meskipun penelitian yang dilakukan pada hewan tidak menunjukkan bukti tindakan teratogenik, dianjurkan untuk menghindari pemberian ibuprofen selama bulan pertama kehamilan. Demikian pula, karena penghambatan sintesis prostaglandin dan beberapa kasus, efek kardiovaskular janin (penutupan duktus Botallo), dianjurkan untuk tidak memberikan ibuprofen selama bulan-bulan terakhir kehamilan, kecuali dalam kasus kebutuhan yang ketat.
Perhatian Menyusui
Ibuprofen terserap ke dalam ASI, pemberiannya tidak dianjurkan selama masa menyusui.