Pengertian
Torasic adalah obat yang mengandung zat aktif Ketorolac tromethamine. Ketorolac tromethamine merupakan suatu analgesik non-narkotik. Obat ini merupakan obat anti-inflamasi nonsteroid yang menunjukkan aktivitas antipiretik (obat dapat menurunkan demam) dan anti-inflamasi (anti peradangan). Ketorolac tromethamine menghambat sintesis prostaglandin dan dapat dianggap sebagai analgesik yang bekerja perifer karena tidak mempunyai efek terhadap reseptor opiat. Torasic tersedia dalam sediaan Injeksi dan Tablet yang diproduksi oleh Kalbe Farma.
Keterangan
- Torasic Injeksi:
- Golongan: Obat Keras.
- Kelas Terapi: Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS).
- Kandungan: Ketorolac tromethamine 10 mg; Ketorolac tromethamine 30 mg.
- Bentuk: Cairan Injeksi.
- Satuan Penjualan: Ampul.
- Kemasan: Box, 1 Blister @ 6 Ampul @ 1 mL
- Farmasi: Dankos Farma
- Harga: Rp 30.000 - Rp 46.000 / Ampul.
- Torasic Tablet:
- Golongan: Obat Keras.
- Kelas Terapi: Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS).
- Kandungan: Ketorolac tromethamine 10 mg.
- Bentuk: Tablet.
- Satuan Penjualan: Strip.
- Kemasan: Box, 2 Strip @ 10 Tablet.
- Farmasi: Dankos Farma/Kalbe Farma.
- Harga: Rp 54.000 - Rp 80.000 / Strip.
Kegunaan
Torasic dapat digunakan seabagai pengobatan jangka pendek terhadap nyeri akut sedang sampai berat setelah prosedur bedah.
Dosis & Cara Penggunaan
Ketorolac merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras, harus digunakan berdasarkan resep dokter. Penggunaan ketorolac injeksi harus dibantu oleh tenaga ahli medis.
Dosis oral yang dianjurkan adalah 10 mg tiap 4 - 6 jam untuk nyeri sesuai yang dibutuhkan, dosis melebihi 40 mg/hari tidak dianjurkan.
Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi yaitu:
- Saluran cerna : diare, dispepsia, nyeri gastrointestinal, nausea.
- Susunan Saraf Pusat : sakit kepala, pusing, mengantuk, berkeringat (insiden 1% atau kurang), depresi, mulut kering, euforia, haus berlebihan, parestesia, stimulasi, vertigo.
- Gastrointestinal : konstipasi, rasa penuh, kelainan fungsi hati, melena, ulkus peptikum, perdarahan rektal, stomatitis, muntah, flatus.
- Respirasi : asma, dispnea.
- Dermatologik : pruritus, urtikaria.
- Kardiovaskular : vasodilatasi, pucat.
Overdosis
Penggunaan Ketorolac yang melebihi dosis dapat menimbulkan gejala mual, muntah, sakit kepala, nyeri epigastrium, perdarahan gastrointestinal, lesu, mengantuk, reaksi anafilaktoid.
Kontraindikasi
- Penderita yang hipersensitif terhadap ketorolak, aspirin, atau NSAID lainnya.
- Pasien dengan riwayat asma, aktif atau riwayat penyakit ulkus peptikum, baru-baru ini atau riwayat perdarahan atau perforasi GI.
- Pasien berisiko gagal ginjal karena penipisan atau dehidrasi.
- Pengobatan nyeri perioperatif dalam pengaturan operasi CABG.
- Gangguan ginjal sedang sampai berat.
- Penggunaan bersamaan dengan probenecid, litium, pentoksifilin, antikoagulan, NSAID atau aspirin lainnya.
Interaksi Obat
- Peningkatan risiko ulserasi GI atau perdarahan dengan kortikosteroid, SSRI atau agen antiplatelet.
- Dapat meningkatkan toksisitas metotreksat.
- Peningkatan risiko nefrotoksisitas dengan diuretik, siklosporin, tacrolimus, penghambat ACE atau antagonis reseptor angiotensin II.
- Halusinasi dapat terjadi ketika digunakan dengan obat psikoaktif (fluoxetine, thiothixene, alprazolam).
- Penggunaan bersamaan dengan terapi antikonvulsan (fenitoin, karbamazepin) jarang menyebabkan kejang.
Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Torasic ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.
Perhatian Menyusui
Ketorolac masuk ke dalam ASI dalam jumlah kecil. Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan obat ini.