Combivent
Golongan | Obat keras |
Kategori obat | Bronkodilator |
Dikonsumsi oleh | Anak di atas 12 tahun dan dewasa |
Bentuk obat | Cairan inhalasi (unit dose vial) |
Combivent untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori C: Studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya risiko pada janin, tapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. Peringatan Menyusui: Combivent belum diketahui dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Konsultasikan dahulu dengan dokter. |
Pengertian
Combivent adalah cairan inhalasi yang mengandung kombinasi salbutamol dan ipratropium.
Obat Combivent adalah bronkodilator yang bekerja melebarkan otot-otot di saluran pernapasan dan meningkatkan aliran udara ke paru-paru.
Simak lebih dalam informasi seputar obat Combivent di dalam artikel berikut.
Keterangan
- Golongan: obat keras
- Kelas terapi: bronkodilator
- Kandungan: ipatropium bromide 500 mcg, salbutamol sulfate 2.5m
- Kemasan: boks, 20 vial @2.5 ml
- Produksi: PT Boehringer Ingelheim
- Harga Combivent: Rp25.000-30.000/pcs
Kegunaan
Obat Combivent digunakan untuk:
- Mencegah bronkospasme (pengencangan dan penyempitan saluran udara) pada pasien asma
- Penyempitan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
Dosis dan Aturan Pakai
Tujuan: mencegah bronkospasme atau penyempitan akibat PPOK
Bentuk: cairan inhalasi
- Pada serangan akut, bisa digunakan 1 unit dosis vial. Apabila tidak ada perubahan, dosis dapat ditingkatkan menjadi 2 unit dosis vial.
- Dosis Pemeliharaan: 1 unit dosis vial 3-4 kali sehari.
Artikel lainnya: Penyebab PPOK yang Mesti Anda Ketahui dan Waspadai
Cara Menggunakan
Ikuti anjuran dokter terkait penggunaan Combivent. Sebelum menggunakan Combivent, bacalah dulu instruksi aturan penggunaan yang tertera pada kemasan.
Disarankan, sebelum dan sesudah menggunakan Combivent Anda mencuci tangan.
Vial yang dimaksudkan untuk inhalasi hanya digunakan ke dalam perangkat alat nebulisasi yang sesuai.
Hal lain yang perlu diketahui, obat ini tidak boleh diminum atau diberikan secara parenteral (melalui pembuluh darah).
Berikut adalah cara penggunaan Combivent.
- Siapkan nebulizer, buka foil kantong dan sobek satu botol dosis unit dari strip
- Buka vial dengan memutar bagian atas dengan kuat
- Peras isi botol vial ke dalam reservoir nebulizer
- Pasang nebulizer dan gunakan sesuai petunjuk
- Penghirupan uap disarankan menggunakan mouthpiece untuk menghindari paparan uap Combivent pada mata
- Setelah digunakan, buang larutan yang tersisa di reservoir dan bersihkan nebulizer, sesuai instruksi dari pabrik
Karena vial dosis unit tidak mengandung pengawet, obat harus digunakan segera setelah dibuka.
Selalu gunakan vial yang baru untuk setiap pemberian agar terhindar dari kontaminasi mikroba.
Botol vial yang digunakan sebagian, sudah dibuka atau rusak harus segera dibuang.
Disarankan untuk tidak mencampur larutan Combivent untuk inhalasi dengan obat lain dalam nebulizer yang sama.
Cara Penyimpanan
Simpan obat Combivent pada suhu ruang, di tempat yang kering, dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan pula dari jangkauan anak-anak.
Efek Samping
Efek samping Combivent yang umum terjadi antara lain:
- Sakit kepala
- Kesulitan bernapas
- Gejala pilek, seperti hidung tersumbat, bersin, batuk, atau sakit tenggorokan.
Hubungi dokter jika Anda juga memiliki gejala:
- Tersedak, mengi, ataupun masalah pernapasan lain usai menggunakan Combivent
- Nyeri dada
- Detak jantung cepat atau berdebar, berkibar di dada Anda
- Gemetar, gugup
- Pembengkakan pada pergelangan kaki
- Penglihatan kabur, sakit mata, atau juga melihat lingkaran cahaya di area sekitar lampu
- Sakit atau sulit saat buang air kecil
- Kalium rendah – detak jantung tidak teratur, berdebar, kram kaki, konstipasi, peningkatan rasa haus atau buang air kecil, kesemutan atau mati rasa, dan kelemahan otot ataupun perasaan lemas
Artikel lainnya: Cegah Penyakit Paru Obstruktif Kronis dengan Cara Ini
Overdosis
Ada beberapa gejala saat Anda berlebihan konsumsi Combivent, seperti:
- Nyeri dada
- Detak jantung cepat atau berdebar
- Tremor
- Mulut kering
- Rasa haus yang ekstrem
- Kelemahan otot atau perasaan lemas
- Sakit kepala parah
- Berdebar di leher atau telinga
- Merasa seperti akan pingsan
Jika Anda mengalami gejala overdosis di atas, segera datangi fasilitas kesehatan. Atau minta bantuan tim medis darurat ke nomor 112/119.
Kontraindikasi
Hindari konsumsi Combivent apabila Anda:
- Pasien dengan kardiomiopati obstruktif hipertrofik atau takiaritmia
- Hipersensitivitas pada kandungan Combivent
Interaksi Obat
Interaksi Combivent dengan obat lain yang dapat terjadi antara lain:
- Peningkatan risiko hipokalemia bila digunakan bersama obat golongan xanthin, seperti teofilin dan aminofilin, kortikosteroid, dan obat diuretik. Pada kondisi ini, pemantauan kadar kalium pasien sangat diperlukan
- Peningkatan efektivitas kerja Combivent jika diberikan bersamaan dengan obat golongan monoamine oxidase inhibitors (MAOI) atau antidepresan trisiklik
- Peningkatan risiko efek samping pada jantung bila diberikan bersamaan dengan inhalasi anestesi, seperti trikloretilen, halotan, dan enflurane
Peringatan dan Perhatian
- Hentikan pemakaian Combivent bila terjadi bronkospasme yang ditandai dengan kesulitan untuk bernapas serta batuk mengi
- Hati-hati penggunaan pada pasien dengan gangguan tekanan intraokuler, seperti glaukoma, karena dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler. Penggunaan obat ini harus diberikan di bawah pengawasan dokter
- Pemberian obat harus hati-hati jangan sampai mengenai mata. Disarankan Anda menggunakan mouthpiece
- Hati-hati penggunaan Combivent pada pasien diabetes mellitus tidak terkontrol, infark miokard, gangguan jantung, hipertiroidisme, hipertrofi prostat
- Pemberian pada pasien dengan gangguan jantung jika mengalami gejala seperti nyeri dada atau penyakit jantung memburuk, hentikan penggunaan obat. Segera temui dokter Anda
- Pada pasien dengan riwayat hipokalemia, pemantauan kadar kalium sangat diperlukan bila pasien rutin menggunakan obat ini
- Pasien dengan cystic fibrosis lebih rentan terhadap gangguan motilitas gastrointestinal
- Hentikan penggunaan obat bila pernapasan makin memburuk. Segera temui dokter Anda
- Jika mengalami gejala seperti pusing, gangguan akomodasi, penglihatan kabur saat sedang mengonsumsi Combivent, hentikan aktivitas segera mungkin
Artikel lainnya: Perbedaan Penyakit Paru Obstruktif dan Restriktif
Kategori Kehamilan
FDA Amerika Serikat mengategorikan Combivent UDV ke dalam Kategori C: Artinya, studi pada hewan menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya).
Sementara itu, tidak ada studi terkontrol pada wanita; atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia.
Peringatan Kehamilan
Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.
Diskusikan dulu dengan dokter Anda bila akan menggunakan Combivent saat hamil.
Peringatan Menyusui
Belum diketahui apakah Combivent bisa terserap ke dalam ASI. Jadi, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.
Penyakit Terkait
- Asma
- Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
- Sesak napas
Rekomendasi Obat Sejenis
- Duo Neb
Manfaatkan layanan konsultasi kesehatan langsung dengan dokter di konsultasi dokter online gratis.
[HNS/NM]
Terakhir diperbaharui: 25 Mei 2022
Diperbaharui: Apt. Yulia Hakimatun Adilah, S.Farm
Ditinjau: Apt. Evita Fitriani., S. Farm
Referensi
- Drugs.com.Diakses 10 Mei 2022. Combivent
- MIMS Indonesia. Diakses 10 Mei 2022. Combivent
- Medscape.com.Diakses 10 Mei 2022. Combivent
- Drug Information Handboook Edisi 21. Hlm 990. Combivent