Pengertian
Flutias adalah sediaan inhaler dan aerosol yang di produksi oleh Dankos Farma. Obat ini mengandung Salmeterol dan fluticasone propionate yang digunakan untuk terapi reguler pada penderita asma yang memerlukan penggunaan kombinasi bronkodilator (memperlebar bronkus) dan kortikosteroid (anti peradangan) inhalasi. Flutias inhaler adalah obat inhalasi (menghirup udara ke paru-paru) yang dapat digunakan untuk mengatasi sesak nafas.
Keterangan
- Flutias 50 mcg
- Golongan: Obat Keras.
- Kelas Terapi: Preparat - Antiasma dan PPOK.
- Kandungan: Salmeterol 25 mcg, Fluticasone 50 mcg.
- Bentuk: Aerosol.
- Satuan Penjualan: Box.
- Kemasan: Box @ 1 kaleng aerosol 14 mL, 120 metered dose.
- Farmasi: PT Dankos Farma.
- Flutias 125 mcg
- Golongan: Obat Keras.
- Kelas Terapi: Preparat - Antiasma dan PPOK.
- Kandungan: Salmeterol 25 mcg, Fluticasone propionate BP 125 mcg.
- Bentuk: Inhaler.
- Satuan Penjualan: Box.
- Kemasan: Box @ 1 kaleng aerosol 14 mL, 120 metered dose.
- Farmasi: PT Dankos Farma.
Kegunaan
Flutias digunakan untuk mengatasi asma.
Dosis & Cara Penggunaan
Flutias termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan berdasarkan resep dokter.
Dewasa dan anak usia ≥12 tahun: 2 semprotan, di berikan dua kali sehari. Atau sesuai petunjuk Dokter.
Cara Penyimpanan
Jangan disimpan pada suhu diatas 30 derajat Celcius.
Efek Samping
Efek samping yang mungkin muncul selama penggunaan Flutias, antara lain:
- Sakit kepala
- Aritmia jantung (gangguan irama jantung)
- Artralgia (nyeri sendi)
- Mialgia (nyeri otot)
- Kram otot
- Reaksi hipersensitif misalnya: ruam, bengkak; suara serak, sariawan
Kontraindikasi
Tidak boleh di berikan pada pasien yang hipersensitif
Interaksi Obat
- Penggunaan bersamaan dengan obat yang mengandung β-adrenergik memiliki efek aditif potensial.
- Tidak boleh di berikan bersamaan dengan substrat atau inhibitor CYP3A4.
Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Flutias ke dalam Kategori C: Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.