Pengertian
Turpas adalah obat yang mengandung Paracetamol. Turpas digunakan untuk menurunkan demam, meringankan sakit kepala, meringankan sakit gigi. Paracetamol bekerja dengan menghambat zat dalam tubuh yang menyebabkan peradangan, sehingga demam dan nyeri dapat berkurang.
Keterangan
Berikut adalah beberapa keterangan mengenai Turpas yang perlu anda ketahui:
- Turpas Drops
- Golongan: Obat Bebas
- Kelas Terapi: Analgesik (Non opioid) dan Antipiretik
- Kandungan: Paracetamol 100 mg/ml
- Bentuk: Drops
- Satuan Penjualan: Botol
- Kemasan: Botol @ 15 ml
- Farmasi: Simex Pharmaceutical Indonesia.
- Turpas Suspensi
- Golongan: Obat Bebas
- Kelas Terapi: Analgesik (Non opioid) dan Antipiretik
- Kandungan: Paracetamol 120 mg
- Bentuk: Suspensi
- Satuan Penjualan: Botol
- Kemasan: Botol @ 60 ml
- Farmasi: Simex Pharmaceutical Indonesia.
- Turpas Forte
- Golongan: Obat Bebas
- Kelas Terapi: Analgesik (Non opioid) dan Antipiretik
- Kandungan: Paracetamol micronized 250 mg
- Bentuk: Suspensi
- Satuan Penjualan: Botol
- Kemasan: Botol @ 60 ml
- Farmasi: Simex Pharmaceutical Indonesia.
Kegunaan
Turpas digunakan untuk menurunkan demam, meringankan sakit gigi dan sakit kepala.
Dosis & Cara Penggunaan
Aturan penggunaan Turpas adalah:
- Turpas Drops
- Dosis untuk anak dibawah 1 tahun: dosis 60 mg (alat tetes 0,6 mL) diberikan 3 - 4 kali sehari
- Anak usia 1 - 2 tahun: dosis 60 - 120 mg (alat tetes 0,6 - 1,2 mL) diberikan 3 - 4 kali sehari.
- Atau sesuai petunjuk dokter.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celcius.
Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi adalah:
- Trombositopenia (jumlah trombosit kurang dari normal)
- Leukopenia (jumlah leukosit kurang dari normal)
- Nyeri dan sensasi terbakar diarea injeksi
- Mual, muntah
- Sembelit
- Sakit kepala
- Insomnia
- Ruam
- Kulit kemerahan
- Gatal.
Overdosis
Penggunaan Paracetamol yang melebihi dosis dapat menimbulkan gejala pucat, mual, muntah, gangguan makan, nyeri perut, asidosis metabolik, kelainan metabolisme glukosa. Setelah 12-48 jam overdosis: kerusakan hati dapat terlihat, yang dapat menyebabkan ensefalopati, perdarahan, hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari normal), tekanan darah rendah), edema serebral, gangguan irama jantung, dan pankreatitis.
Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:
- Hipersensitif terhadap paracetamol
- Gangguan hati berat atau penyakit hati.
Interaksi Obat
- Warfarin
- Carbamazepine (obat yang biasanya digunakan untuk mengobati epilepsi) efektifitas paracetamol dapat menurun
- Phenobarbital, phenytoin, atau primidone (obat-obatan yang biasanya digunakan untuk mengontrol kejang) dapat menurunkan kensentrasi serum
- Metoclopramide (obat yang biasanya digunakan untuk meredakan rasa mual dan muntah) dapat meningkatkan absorbsi paracetamol
- Colestyramine (obat yang biasanya digunakan untuk mengurangi rasa gatal pada gangguan ginjal) dapat menurunkan absorbsi obat.
Kategori Kehamilan
Menurut FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan Paracetamol ke dalam kategori B dengan penjelasan sebagai berikut:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Keamanan Menyusui
Paracetamol tergolong aman digunakan oleh ibu menyusui, namun perhatikan dosis anjuran.