Pengertian
Ditrium adalah salah satu nama dagang dari sediaan tablet yang mengandung Acarbose, obat ini tersedia dalam 2 kekuatan dosis yaitu (Ditrium 100 mg dan 50 mg). Obat ini digunakan bersama dengan program diet dan latihan yang tepat untuk mengontrol kadar gula darah tinggi pada penderita diabetes melitus tipe 2. Ditrium bekerja dengan memperlambat pemecahan pati (karbohidrat) dari makanan menjadi gula, sehingga kadar gula darah tidak terlalu naik setelah makan. Ditrium juga dapat dikombinasikan dengan obat lain untuk mengontrol diabetes karena kombinasi obat tersebut bekerja dengan cara yang berbeda untuk mengontrol gula darah.
Keterangan
- Golongan: Obat Keras.
- Kelas Terapi: Agen Antidiabetes.
- Kandungan: Acarbose 50 mg; Acarbose 100 mg.
- Bentuk: Tablet.
- Satuan Penjualan: Strip.
- Kemasan: Strip @10 Tablet.
- Farmasi: PT Pharos Indonesia.
Kegunaan
Ditrium digunakan untuk mengontrol kadar gula darah yang tinggi pada pasien Diabetes Melitus tipe 2.
Dosis & Cara Penggunaan
Ditrium termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan berdasarkan resep dokter.
Dewasa sebagai dosis awal: diminum 50 mg setiap hari. Dosis dapat ditingkatkan sampai 50 mg diminum 3 kali sehari, lalu bila perlu setelah 6-8 minggu dosis dapat ditingkatkan kembali hingga 100 mg diminum 3 kali sehari. Maksimal dosis: 200 mg diminum 3 kali sehari.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 25 derajat Celcius, lindungi dari kelembaban.
Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Ditrium, antara lain:
- Perut kembung
- Sakit perut
- Distensi (penumpukan cairan pada bagian perut)
- Diare, mual dan muntah
- Trombositopenia (penurunan jumlah platelet darah)
- Ileus (berhentinya pergerakan kontraksi usus)
- Penyakit kuning, hepatitis
- Reaksi kulit
- Edema (pembengkakkan karena penumpukan cairan tubuh pada bagian tertentu)
Kontraindikasi
Hindari penggunaan Ditrium pada pasien yang memiliki indikasi:
- Radang usus, ketoasidosis (kondisi pada penderita diabetes ketika tubuh memproduksi asam darah berlebih) atau sirosis diabetik (kondisi rusaknya organ hati akibat terbentuknya jaringan parut pada pasien diabetes)
- Ulserasi kolon (peradangan kronis yang terjadi pada usus besar (kolon) dan rektum)
- Obstruksi usus parsial (penyumbatan usus parsial)
- Penyakit usus kronis yang berhubungan dengan gangguan pencernaan atau penyerapan dan keadaan yang dapat memburuk akibat peningkatan pembentukan gas di usus, seperti hernia.
- Gangguan hati dan ginjal berat
Interaksi Obat
Interaksi obat Ditrium antara lain:
- Dapat meningkatkan efek antidiabetik lainnya termasuk insulin.
- Efek berkurang dengan adsorben saluran cerna (arang) dan persiapan enzim pencernaan yang mengandung enzim membelah karbohidrat (amilase, pancreatin).
- Neomycin dan kolestiramin dapat meningkatkan efek akarbosa .
- Dapat menghambat penyerapan digoxin.
Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Ditrium ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).