Pengertian
Urdahex merupakan obat mengandung ursodeoksilat sebagai zat aktif. Urdahex merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi batu empedu dan batu ginjal berdiameter > 20 mm. Usodeoksilat bekerja dengan menekan sintesa dan sekresi hepar/hati dan menghambat absorbsi dari kolesterol.
Keterangan
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Kolagoga
- Kandungan: Ursodeoksilat 250 mg
- Bentuk: Kapsul
- Satuan Penjualan: Strip
- Kemasan: Strip @ 10 Kapsul
- Farmasi: Kalbe Farma PT
Kegunaan
Urdahex merupakan obat yang digunakan untuk penderita batu empedu.
Dosis & Cara Penggunaan
Urdahex merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembelian nya harus menggunakan resep Dokter. Selain itu, dosis penggunaan Urdahex juga harus dikonsultasikan dengan Dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaan nya berbeda-beda setiap individu tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita.
Di berikan dosis 8-10 mg / kg berat badan dalam 2-3 dosis terbagi (biasanya 1 kapsul setiap pagi dan sore).
Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Urdafalk, seperti: diare, ruam kulit, berkeringat, keringat dingin, rambut rontok, nyeri lambung, pusing, letih, depresi, gangguan tidur, nyeri sendi, nyeri otot, dan nyeri punggung, cemas.
Kontraindikasi
- Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap salah satu komposisi dari Urdafalk.
- Pasien yang memiliki riwatat penyakit pembengkakan saluran kemih, kerusakan ginjal, dan gangguan saluran cerna
Interaksi Obat
- Meningkatkan absorbsi dari ciclosporin.
- Menurunkan absorbsi dengan obat yang mengandung alumunium seperti obat-obat antasida
Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Urdahex ke dalam Kategori B
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).