Pengertian
Microlut adalah salah satu sediaan tablet salut yang mengandung Levonogestrel dan diproduksi oleh Bayer Indonesia. Microlut digunakan untuk mencegah kehamilan jika digunakan dalam 72 jam (3 hari) setelah hubungan seksual tanpa perlindungan atau kegagalan alat kontrasepsi. Microlut bekerja dengan menghentikan ovarium dari pelepasan telur, meningkatkan cairan pada leher vagina, sehingga sperma susah masuk dan menghambat proses penempelan telur pada dinding rahim.
Keterangan
- Golongan: Obat Keras.
- Kelas Terapi: Kontrasepsi Oral.
- Kandungan: Levonorgestrel 0.03 mg
- Bentuk: Tablet Salut Gula.
- Satuan Penjualan: Strip.
- Kemasan: Box, 1 Calender Pack @ 35 Tablet.
- Farmasi: Bayer Indonesia.
- Harga: Rp. 31.500 - Rp. 67.500/ Box
Kegunaan
Microlut digunakan untuk mencegah kehamilan.
Dosis & Cara Penggunaan
Microlut merupakan golongan obat keras. Obat ini memerlukan resep dokter untuk pembelian serta penggunaannya.
Dosis: 1 tablet perhari dimulai dari hari pertama menstruasi. Penggunaan obat ini harus dengan anjuran dokter.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 20-25 derajat Celcius.
Efek Samping
Efek samping penggunaan Microlut yang mungkin terjadi adalah:
- Nyeri payudara.
- Mual, muntah.
- Nyeri perut yang hebat.
- Nyeri perut.
- Sakit kepala.
- Perubahan mental atau suasana perasaan.
- Perdarahan vagina yang tidak biasa (seperti bercak terus menerus, perdarahan berat tiba-tiba).
- Urin gelap, mata dan kulit menguning.
Kontraindikasi
Hindari penggunaan Microlut pada pasien yang memiliki indikasi:
- Kehamilan
- Perdarahan vagina yang tidak terdiagnosis
- Penyakit arteri berat
- Adenoma hati, porfiria
- Setelah evakuasi mola hidatidosa baru-baru ini
- Riwayat kanker payudara; gangguan hati
Interaksi Obat
Berikut adalah beberapa interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Microlut:
- Aminoglutethimide.
- Carbamazepine.
- Dicoumarol.
- Hydrocortisone.
- Phenobarbital.
- Prednisolone.
Perhatian Menyusui
Microlut terserap kedalam ASI. Manfaat perkembangan dan kesehatan menyusui harus dipertimbangkan bersama dengan kebutuhan klinis ibu untuk terapi dan potensi efek samping pada terapi anak yang disusui atau dari kondisi ibu yang mendasarinya.