Pengertian
Dopepsa adalah obat yang mengandung sucralfat. Dopepsa merupakan obat yang digunakan untuk mengobati tukak lambung dan menyembuhkan tukak atau luka pada lambung. Dopepsa bekerja dengan cara melindungi lapisan saluran cerna terhadap asam peptik, pepsin, dan garam empedu dengan mengikat protein bermuatan positif dalam eksudat membentuk zat perekat seperti pasta kental sehingga membentuk lapisan pelindung.
Keterangan
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Antasida, Agen Antireflux dan Antiulceran
- Kandungan: Sucralfate 500 mg/5 ml
- Bentuk: Suspensi
- Satuan Penjualan: Botol
- Kemasan: Dus, Botol @ 100 ml.
- Farmasi: Yarindo Farmatama
Kegunaan
Dopepsa digunakan untuk mengobati tukak lambung dan menyembuhkan tukak atau luka pada lambung.
Dosis & Cara Penggunaan
Dopepsa merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembelian nya harus menggunakan resep Dokter. Selain itu, dosis penggunaan Dopepsa juga harus dikonsultasikan dengan Dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaan nya berbeda-beda setiap individu tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita.
- Dosis: 2 sendok takar (10 mL), diminum 4 kali sehari.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 20-25 derajat Celcius.
Efek Samping
Efek samping penggunaan Dopepsa yang mungkin terjadi adalah:
- Sakit kepala, pusing
- Susah tidur
- Mengantuk
- Vertigo
- Perut kembung
- Sembelit
- Gangguan pencernaan
- Diare
- Mual, muntah
- Ketidaknyamanan lambung
- Mulut kering
- Nyeri punggung
- Gatal, ruam kulit
Kontraindikasi
Tidak boleh di berikan pada pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap surclafat.
Interaksi Obat
Dopepsa tidak boleh diberikan bersamaan dengan obat-obat sebagai berikut:
- Cimetidine
- Ciprofloxacin
- Digoxin
- Ketoconazole
- Norfloxacin
- Phenytoin
- Ranitidine
- Tetracycline
- Theophylline
Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Dopepsa ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).