Pengertian
Molafate merupakan sediaan suspensi yang mengandung Sucralfate sebagai zat aktifnya. Molafate digunakan untuk menangani tukak duodenum (bagian pertama usus halus). Molafate memliki mekanisme kerja dengan membentuk lapisan pelindung pada dinding duodenum, sehingga dapat melindungi tukak dari asam lambung. Membentuk lapisan pelindung tersebut, Sucralfate akan mencegah kerusakan tidak bertambah parah, meredakan rasa sakit, dan membantu penyembuhan tukak (luka pada lambung). Molafate umumnya dikonsumsi untuk jangka pendek, yaitu selama empat hingga delapan minggu.
Keterangan
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Antasida, Antirefluks, dan Antiulserasi
- Kandungan: Sucralfate 500 mg/5 mL
- Bentuk: Suspensi
- Satuan Penjualan: Botol
- Kemasan: Botol100 mL dan 60 mL
- Farmasi: Molex Ayus.
Kegunaan
Molafate digunakan untuk mengatasi mag akut (tukak duodenum dan lambung, gastritis kronis).
Dosis & Cara Penggunaan
Molafate merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan Molafate juga harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu.
Cara penggunaan: Dewasa 2 sendok teh, 4 kali sehari. Atau sesuai petunjuk dokter. Diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.
Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu antara 20-25°C.
Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Molafate, yaitu konstipasi (sembelit) dan mulut kering.
Interaksi obat:
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Molafate:
Dapat mengurangi absorpsi simetidin, siprofloksasin, digoksin, ketokonazol, norfloksasin, fenitoin, ranitidin, tetrasiklin dan teofilin.
Kategori kehamilan:
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Molafate ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).