Obat Gangguan Pencernaan

Ranitidine

Apt. Maria Dyah Kartika L.S., S.Farm, 28 Des 2022

Ditinjau Oleh apt. Evita Fitriani., S. Farm

Ranitidine dapat mengatasi masalah di saluran pencernaan seperti tukak lambung dan duodenum. Berikut penjelasan lengkap mengenai Ranitidine.

Ranitidine

Ranitidine

Golongan

Obat keras (perlu resep dokter)

Kategori obat

Antasida, antirefluks, antiulserasi

Dikonsumsi oleh

Dewasa dan anak

Bentuk obat

Tablet, injeksi, sirup

Ranitidine untuk ibu hamil dan menyusui

Kategori B: Penelitian pada reproduksi hewan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin. 

Akan tetapi, tidak ada penelitian pada wanita hamil sehingga belum diketahui pasti keamanannya bagi ibu hamil.

Peringatan menyusui: Ranitidine dapat terserap ke dalam ASI. Konsultasikan dahulu kepada dokter.


Merek Dagang Ranitidine

Tablet/kaplet: Rantin, Bloxer, Radin, Gasela, Ratinal, Graseric, Hufadine, Titan, Zantifar, Gastridin, Tricker, Rancus, Xeradin, Aciblock, Omeranin, Ranivel, Zenti, Wiacid, Renatac, Fordin, Tyran, Rantamid, Raniphil, Limaag

Injeksi: Rantin, Ulceranin, Anitid, Radin, Ratinal, Getidin, Gastridin, Tricker, Ranivel

Sirup: Ranicho, Ranivel, Wiacid, Fordin, Tyran

Pengertian Ranitidine

Ranitidine (ranitidin) sempat ditarik peredarannya oleh BPOM beberapa waktu lalu.

Hal tersebut karena dugaan adanya kontaminan N-Nitrosodimethylamine (NDMA) di dalam ranitidine. Kontaminan itu diketahui bisa memicu sel kanker.

Namun, setelah dilakukan kajian dan penelitian lebih lanjut oleh BPOM, beberapa produk dinyatakan aman dan dapat beredar kembali di pasaran.

Nah, tahukah Anda apa itu ranitidine? Apa kandungan, efek samping, dan fungsi obat ranitidine?

Ranitidine adalah obat untuk mengatasi berbagai kondisi yang berhubungan dengan asam berlebih di dalam lambung.

Obat tersebut dapat pula mengatasi tukak lambung, tukak duodenum, hiperasiditas lambung, erosif esofaginitis, serta infeksi akibat bakteri H. pylori.

Tak berhenti di sana, obat ini bisa digunakan untuk terapi tukak lambung akibat penggunaan obat golongan antiinflamasi nonsteroid (AINS).

Keterangan

1. Ranitidine Tablet

  • Golongan: Obat keras
  • Kelas Terapi: Antasida, antirefluks, antiulserasi
  • Kandungan: Ranitidine tablet 150 mg
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Strip @10 tablet
  • Farmasi: Novapharin, Erela, Pertiwi Agung, Graha Farma, Errita Pharma, Sejahtera Lestari Farma, Dexa Medica
  • Harga Ranitidine Tablet: Rp2.000 - Rp20.000/strip

2. Ranitidine Injeksi

  • Golongan: Obat keras
  • Kelas Terapi: Antasida, antirefluks, antiulserasi
  • Kandungan: Ranitidine injeksi 25 mg
  • Satuan Penjualan: Boks; ampul
  • Kemasan: Ampul @2 ml
  • Farmasi: Hexpharm Jaya, Dexa Medica, Phapros, Novell, Meprofarm, Natura Laboratoria Prima, Soho, Indofarma, 
  • Harga Ranitidine Injeksi: Rp30.000 - Rp70.675/boks

Artikel Lainnya: Lakukan Cara Ini untuk Mencegah Tukak Lambung

Kegunaan Ranitidine

Obat Ranitidine digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi, seperti:

  • tukak lambung
  • tukak duodenum
  • tukak akibat penggunaan OAINS (obat anti inflamasi nonsteroid)
  • hiperasiditas
  • mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri H. pylori
  • refluks esofagitis.

Dosis dan Aturan Pakai Ranitidine

Tujuan: tukak duodenum

Bentuk: tablet

  • Dewasa:150 mg 2 kali sehari atau 300 mg 1 kali sehari selama 4-8 minggu.

Tujuan: tukak lambung

Bentuk: tablet

  • Dewasa: 150 mg 2 kali sehari selama 2 minggu.

Tujuan: Tukak Gaster dan Duodenum

Bentuk: tablet

  • Terapi pemeliharaan: 150 mg pada malam hari sebelum tidur.
  • Pengobatan kondisi hipersekresi patologis: 150 mg, 2 kali sehari.
  • Penyakit berat: hingga 6 g/hari.
  • Esofagitis erosif: 150 mg, 4 kali sehari.

Tujuan: peradangan pada saluran pencernaan atas

Bentuk: injeksi

  • Dewasa: 50 mg yang diberikan melalui intravena sebagai dosis utama, dengan dosis lanjutan 0,125-0,25 mg/kg berat badan/jam melalui infus. Lalu, diberikan secara oral dengan dosis 150 mg, minum sebanyak dua kali per hari.
  • Anak: 1 mg/kg berat badan (maksimal 50 mg) melalui intravena. Lakukan setiap 6-8 jam.

Tujuan: produksi asam lambung yang berlebih

Bentuk: injeksi

  • Dewasa: Pemberian awal dengan dosis 1 mg/kg berat badan/jam. Jika dibutuhkan, dosis bisa dinaikkan 0,5 mg/kg berat badan/jam sesudah empat jam. 

Cara Menggunakan Ranitidine

Ikuti petunjuk penggunaan seperti yang sudah dijelaskan dokter atau apoteker. Jangan menambah atau mengurangi dosis yang telah ditentukan.

Ranitidine dapat digunakan tanpa atau bersama makanan, dan sebelum tidur.

Obat ini harus dikonsumsi rutin demi hasil yang efektif. Tidak disarankan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba, kecuali atas saran dokter.

Sebaiknya hindari alkohol selama Anda menggunakan Ranitidine.

Artikel Lainnya: Perbedaan Infeksi Lambung karena Bakteri atau Luka

Cara Penyimpanan

Obat ini dapat Anda simpan pada suhu ruangan, di tempat yang kering, terhindar dari cahaya langsung. Perhatikan juga tanggal kedaluwarsa obat.

Efek Samping Ranitidine

Efek Samping ranitidine yang mungkin timbul, antara lain sakit kepala, pusing, insomnia, halusinasi, sembelit, mual dan muntah, serta ruam.

Anda juga mungkin merasakan nyeri sendi dan otot, gelisah, rambut rontok, dan kehilangan libido.

Segera konsultasikan dengan dokter jika efek samping yang Anda rasakan tidak hilang atau bahkan bertambah parah.

Overdosis

Penggunaan Ranitidine yang melebihi dosis dapat menimbulkan hipotensi.

Kontraindikasi

Obat Ranitidine sebaiknya tidak diberikan kepada orang yang pernah mengalami keluhan porfiria akut.

Interaksi Obat Ranitidine dengan Obat Lain

Beritahu dokter obat-obatan yang sedang Anda konsumsi, baik obat resep, obat bebas, suplemen, maupun herbal.

Ingatlah juga kalau obat-obat ini dapat berinteraksi dengan Ranitidine:

  • obat antijamur (seperti ketoconazole)
  • obat pengencer darah (seperti warfarin)
  • obat penyakit jantung (seperti prokainamid)
  • obat untuk infeksi HIV (delavirdine, atazanavir)
  • obat untuk gangguan tidur (seperti triazolam dan midazolam)
  • obat untuk kanker (misalnya gefitinib)
  • glipizide

Peringatan dan Perhatian

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum diresepkan dan konsumsi Ranitidine.

  • Beritahu dokter jika Anda punya alergi Ranitidine.
  • Infokan dokter obat-obatan lain yang sedang Anda konsumsi. Hal ini diperlukan untuk mengetahui apakah ada risiko interaksi obat Ranitidine.
  • Beritahukan dokter kondisi kesehatan Anda, terutama jika memiliki penyakit lain pada perut yang serius, diabetes, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit jantung, dan penyakit paru-paru jangka panjang. 
  • Jika Anda sedang hamil, memiliki rencana untuk hamil, dan sedang menyusui, pastikan dokter tahu.

Artikel Lainnya: Kenali Penyakit yang Sering Menyerang Lambung

Kategori Kehamilan

Ranitidine termasuk dalam kategori B. Artinya, penelitian pada reproduksi hewan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin. 

Akan tetapi, tidak ada penelitian pada wanita hamil sehingga belum diketahui pasti keamanannya bagi ibu hamil.

Peringatan Kehamilan

Ibu hamil harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu sebelum menggunakan obat ini.

Peringatan Menyusui

Ranitidine dapat terserap ke dalam ASI. Penggunaan obat ini pada ibu menyusui sebaiknya atas persetujuan dokter.

Penyakit Terkait

  • Tukak lambung
  • Tukak duodenum

Rekomendasi Obat Sejenis Ranitidine

Dapatkan informasi lainnya gaya hidup, penyakit, obat, dan juga gaya hidup hanya di aplikasi KlikDokter.

(HNS/AYU)

  • MIMS Indonesia. Diakses 2022. Ranitidine.
  • Pusat Informasi Obat Nasional. Diakses 20222. Ranitidin.