Pengertian
Xeradin adalah obat yang mengandung Ranitidine HCl. Ranitidine HCl merupakan obat yang digunakan untuk mengobati masalah lambung. Ranitidine bekerja sebagai H2 bloker yaitu menghambat sekresi asam lambung yang dapat melukai dinding lambung.
Keterangan
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Antasid, Antirefluks, Antiulceran
- Kandungan: Ranitidine HCl 150 mg
- Bentuk: Tablet
- Satuan Penjualan: Strip
- Kemasan: Strip @10 Tablet
- Farmasi: Metiska Pharma.
Kegunaan
Xeradin digunakan pada pasien yang mengalami maag, rasa panas perut (heartburn), dan sakit perut yang disebabkan oleh tukak lambung dapat juga digunakan untuk mengobati dan mencegah berbagai penyakit perut dan kerongkongan yang disebabkan oleh terlalu banyak asam lambung, misalnya erosive esophagitis dan refluks asam lambung (gastroesophageal reflux disease, GERD).
Dosis & Cara Penggunaan
Xeradin merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep Dokter. Selain itu, dosis penggunaan Xeradin juga harus dikonsultasikan dengan Dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita.
- Dewasa: Awalnya, 300 mg setiap hari sebelum tidur atau 150 mg 2 x sehari untuk 4-8 minggu, 300 mg 2 x sehari, untuk 4 minggu dapat digunakan dalam ulkus duodenum untuk meningkatkan penyembuhan.
Dosis pemeliharaan: 150 mg setiap hari sebelum tidur. Maksimal: 300 mg - Anak usia 1 bulan sampai 16 tahun: 4-8 mg / kgBB setiap hari dalam 2 dosis terbagi. Maksimal: 300 mg / hari. Durasi pengobatan: 4-8 minggu. Dosis pemeliharaan: 2-4 mg / kgBB sekali sehari. Maksimal: 150 mg / hari.
Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Xeradin, yaitu:
- Sakit kepala
- Ruam (urtikaria, makulopapular, dan / atau pruritus)
- Vertigo
- Kebingungan mental reversibel
- Halusinasi
- Sembelit, mual, muntah, ketidaknyamanan perut atau nyeri
- Malaise (lemas)
- Pusing.
Kontraindikasi:
Hindari penggunaan xeradin pada pasien yang memiliki indikasi:
Porfiria (kelainan genetik).
Interaksi Obat:
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Xeradin:
- Penyerapan tertunda dan peningkatan konsentrasi serum puncak jika di berikan bersamaan dengan propantheline bromide.
- Dapat mengurangi bioavailabilitas jika di berikan bersamaan dengan antasid.
- Dapat mengubah absorpsi obat yang tergantung pH (Ketoconazole, midazolam, glipizide).
- Ranitidine secara minimal menghambat metabolisme hati antikoagulan kumarin, teofilin, diazepam, dan propanolol.
Kategori Kehamilan:
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Xeradin ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).