Asabium
Golongan |
Obat Keras |
Kategori obat |
Obat Gangguan Saraf Pusat |
Dikonsumsi oleh |
Dewasa |
Bentuk obat |
Tablet |
Asabium untuk ibu hamil dan menyusui |
Kategori C: Studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya risiko pada janin, tapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. Peringatan Menyusui: Asabium diketahui dapat terserap ke dalam ASI. Jangan gunakan Asabium sebelum berkonsultasi dengan dokter. |
Pengertian
Asabium adalah obat bermerek yang mengandung clobazam. Clobazam merupakan obat golongan benzodiazepine yang biasa digunakan untuk mengatasi epilepsi (kejang) dan gangguan kecemasan.
Untuk penderita epilepsi, penggunaan Asabium biasanya dikombinasi dengan obat lain. Asabium mengontrol kejang dengan cara menyeimbangkan aliran listrik yang ada di dalam otak dan melemaskan otot-otot yang tegang sehingga kejang pada pasien epilepsi dapat teratasi.
Asabium bekerja pada sel saraf di otak, saraf tulang belakang dan otot. Asabium merupakan obat keras berbentuk tablet yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Ketahui informasi mengenai Asabium lebih lanjut di sini.
Artikel lainnya: Sering Kejang Saat Demam Bisa Berdampak Turunkan Kecerdasan Anak?
Keterangan
Asabium Tablet
- Golongan: Obat Keras
- Kelas terapi: Obat Gangguan Saraf Pusat
- Kandungan: Clobazam 10 mg
- Kemasan : Dus, 10 strip @ 10 tablet
- Produksi: PT Otto Pharmaceutical Laboratories
- Harga: Rp 17.710/Strip
Kegunaan
Asabium digunakan untuk mengatasi kejang dan gangguan kecemasan.
Dosis dan Aturan Pakai
Asabium merupakan golongan obat keras. Obat ini memerlukan resep dokter untuk pembelian serta penggunaannya.
Tujuan: Mengobati gangguan kecemasan
Bentuk: Tablet
- Dewasa: Diberikan 2 - 3 tablet perhari dalam dosis terbagi atau sebagai dosis tunggal sebaiknya diminum sebelum tidur. Jika perlu, dapat ditingkatkan dosis hingga 6 tablet setiap hari pada pasien dengan kecemasan berat. Lama pengobatan: Tidak lebih dari 4 minggu dan pasien harus ditinjau ulang setelahnya. Gunakan dosis serendah mungkin untuk waktu sesingkat mungkin.
- Lansia: Dosis 1 - 2 tablet setiap hari. Pantau kondisi pasien selama penambahan dosis dilakukan secara bertahap.
Tujuan: Mengobati kejang
Bentuk: Tablet
- Dewasa: Dosis awal: 2 - 3 tablet per hari. Maksimal: 6 tablet setiap hari
- Anak usia ≥6 tahun: ½ tablet per hari. Dosis pemeliharaan: 0,3 - 1 mg/kg berat badan/hari. Maksimal dosis: 6 tablet setiap hari. Mulailah dengan dosis rendah dan amati dengan hati-hati selama peningkatan dosis dilakukan
- Lansia: Mulailah dengan dosis rendah dan amati dengan cermat selama peningkatan dosis
Cara Menggunakan
- Bacalah instruksi aturan penggunaan yang tertera pada kemasan atau ikuti petunjuk dokter
- Asabium tablet dapat diminum sebelum atau sesudah makan. Asabium tablet dapat ditelan langsung, jangan dikunyah, atau dihancurkan. Telan dengan meminum segelas air putih
- Dianjurkan meminum Asabium secara teratur pada jam yang sama setiap harinya. Bila lupa meminum obat, segera minum jika jeda jadwal minum obat berikutnya belum terlalu dekat, jika sudah dekat, maka abaikan jangan menggandakan dosis
Artikel lainnya: Kenali Tanda-Tanda Social Anxiety Disorder
Cara Penyimpanan
Simpan Asabium pada suhu ruang, di tempat yang kering dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Efek Samping
Efek Samping yan dapat timbul dari penggunaan obat Asabium yaitu :
- Mengantuk
- Demam
- Infeksi saluran pernapasan bagian atas
- Batuk
- Gelisah
- Muntah
- Insomnia
- Gangguan keseimbangan
- Konstipasi
- Kelelahan
Overdosis
- Jangan menggunakan obat melebihi dosis yang telah ditentukan
- Gejala overdosis Asabium yaitu depresi sistem saraf pusat yang berhubungan dengan kantuk, kebingungan, lesu, berkembang menjadi ataksia, hipotonia, hipotensi, depresi pernapasan, jarang, koma atau kematian
- Jika seseorang mengalami overdosis segera hubungi bantuan tim medis darurat ke nomor 112/119 atau segeralah ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat
- Penatalaksanaan dengan perawatan suportif bersama tenaga medis profesional. Lakukan pembilasan lambung dan/atau pemberian arang aktif, pengisian cairan melalui infus. Pantau tanda-tanda vital dan tingkat kesadaran. Hipotensi (tekanan darah rendah) dapat diobati dengan pengisian pengganti plasma dan dengan agen simpatomimetik jika perlu
Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:
- Riwayat ketergantungan obat atau alkohol, insufisiensi pernapasan berat, miastenia gravis, sindrom apnea tidur
- Penggunaan bersamaan dengan analgesik opioid
- Gangguan hati berat
- Kehamilan (trimester 1) dan menyusui
Interaksi Obat :
- Penggunaan bersamaan dengan opioid dapat menyebabkan sedasi, depresi pernapasan, dan koma
- Efek depresi SSP meningkat bila dikonsumsi berbarengan dengan antipsikotik (neuroleptik), hipnotik, anxiolitik/sedatif, agen antidepresan, antikonvulsan, anestesi, dan antihistamin sedatif
- Peningkatan konsentrasi serum fenitoin
- Peningkatan konsentrasi plasma bila dikonsumsi berbarengan dengan inhibitor CYP2C19 dan CYP3A (misalnya stiripentol) atau inhibitor CYP2C19 sedang hingga kuat (misalnya flukonazol, fluvoxamine, ticlopidine, omeprazole)
- Efek yang ditingkatkan dari pelemas otot, analgesik, dan dinitrogen oksida
- Penurunan konsentrasi serum kontrasepsi hormonal (misalnya estrogen)
- Beritahukan pada dokter atau apoteker, jika kamu sedang mengkonsumsi suplemen lain, produk herbal, atau obat lain
Peringatan dan Perhatian
- Informasikan pada dokter jika mengalami alergi terhadap Asabium
- Informasikan pada dokter jika sedang hamil atau menyusui
- Informasikan pada dokter jika memiliki riwayat masalah pada pernapasan atau penyakit paru, depresi, masalah pada suasana hati, perilaku ingin bunuh diri, kecanduan narkoba atau alkohol, gangguan hati, dan gangguan ginjal
- Penyalahgunaan Asabium dapat menyebabkan kecanduan, overdosis, atau kematian
- Segera temui dokter jika memiliki keinginan bunuh diri atau kejang setelah minum Asabium
- Jangan tiba-tiba berhenti menggunakan Asabium tanpa saran dari dokter kamu
- Segera temui dokter jika mengalami alergi, overdosis, atau efek samping yang serius setelah mengkonsumsi Asabium
Artikel lainnya: Tanda Serangan Epilepsi pada Bayi yang Wajib Diketahui
Kategori Kehamilan
Kategori C. Studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya risiko pada janin, tapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Peringatan Kehamilan
Informasikan pada dokter jika akan menggunakan Asabium saat hamil atau sedang menjalankan program kehamilan.
Peringatan Menyusui
Asabium dapat diketahui dapat terserap ke dalam ASI. Jangan gunakan Asabium sebelum berkonsultasi dengan dokter.
Penyakit Terkait
Rekomendasi Obat Sejenis
- Anxibloc
- Frisium
- Clofritis 10
- Proclozam
Jangan tunggu sakit. Manfaatkan layanan konsultasi kesehatan langsung dengan dokter di fitur Tanya Dokter online. Yuk, sama-sama #JagaSehatmu.
[LUF]
- Drugs.com. 03 Oktober 2022. Clobazam
- Medscape. 03 Oktober 2022. Clobazam
- MIMS Indonesia. 03 Oktober 2022. Clobazam
- MIMS Indonesia. 03 Oktober 2022. Asabium