Pengertian
Topamax adalah sediaan obat yang mengandung Topiramate. Topiramate digunakan secara tersendiri atau dikombinasikan dengan obat lain untuk membantu mencegah dan mengontrol kejang pada penyakit epilepsi. Topamax juga digunakan untuk mencegah sakit kepala migrain dan menurunkan frekuensi nya. Topamax tidak akan membantu mengobati migrain setelah terjadi, karena Topamax hanya bekerja sebagai pencegahan. Hindari penggunaan Topamax pada ibu hamil dan menyusui.
Pengertian
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Antikolvusan.
- Kandungan: Topiramate 25 mg; Topiramate 50 mg; Topiramate 100 mg
- Bentuk: Tablet dan Kapsul
- Satuan Penjualan: Strip dan botol
- Kemasan: Box, 6 Strip @ 10 Tablet; Botol @ 60 Kapsul
- Farmasi: Johnson & Johnson Indonesia
Kegunaan
Topamax digunakan sebagai monoterapi pada pasien dengan epilepsi yang baru didiagnosis atau untuk konversi ke monoterapi pada pasien dengan epilepsi. Terapi tambahan untuk orang dewasa dan anak-anak (≥ 2 tahun) dengan kejang onset parsial atau kejang tonik-klonik umum. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai Profilaksis sakit kepala migrain pada orang dewasa.
Dosis & Cara Penggunaan
Topamax merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras, harus digunakan berdasarkan resep dokter. Aturan penggunaannya secara umum adalah:
- Epilepsi (monoterapi) Dewasa Awalnya 25 mg setiap malam selama 1 minggu.
Anak ≥2 tahun Awalnya 0.5-1 mg / kg malam untuk minggu pertama. Tingkatkan dosis dengan peningkatan 0.5-1 mg / kg setiap hari dalam 2 dosis terbagi pada interval 1-2 minggu. - Pasien dg gangguan ginjal, CrCl
Anak ≥2 tahun Awalnya 25 mg (atau kurang, berdasarkan kisaran 1-3 mg / kg setiap hari) setiap malam untuk minggu pertama. - Pencegahan sakit kepala migrain Dewasa 25 mg setiap malam selama 1 minggu, dapat ditingkatkan dalam peningkatan 25 mg setiap hari dengan interval 1 minggu. Total dosis harian: 100 mg dalam 2 dosis terbagi.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celcius.
Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Topamax, yaitu, Penurunan / peningkatan berat, pusing, kelelahan, mual, lesu, anoreksia, disartria, penglihatan kabur, nafsu makan berkurang, gangguan daya ingat, diare, gangguan perhatian.
Overdosis
Penggunaan Topiramate yang melebihi dosis dapat menimbulkan gejala mengantuk, gangguan bicara, kejang, penglihatan kabur, diplopia, gangguan status mental, lesu, koordinasi abnormal, hipotensi, sakit perut, pingsan, agitasi, pusing, depresi
Kontraindikasi
Hindari penggunaan Topamax pada pasien yang memiliki indikasi hipertensi atau alergi.
Interaksi Obat
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Topamax:
- Penurunan konsentrasi plasma dengan fenitoin dan carbamazepine. Dapat menurunkan kadar serum digoxin.
- Jangan gunakan bersamaan dengan alkohol atau depresan SSP lainnya. Kemungkinan penurunan efikasi OC.
- Pengurangan glyburide AUC.
- Meningkatnya risiko nefrolitiasis bersama agen predisposisi nefrolitiasis.
- Penggunaan bersamaan dengan asam valproik telah dikaitkan dengan hiperamonemia tanpa atau tanpa ensefalopati dan hipotermia.
Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Topamax ke dalam Kategori D:
Ada bukti positif risiko pada janin manusia, tetapi manfaat obat jika digunakan pada wanita hamil dapat diterima meskipun ada risiko (misalnya, jika obat tersebut diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius dimana obat-obatan yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).
Perhatian Menyusui
Topiramate masuk ke dalam ASI. Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum digunakan.