Pengertian
Stazol merupakan obat yang diproduksi oleh Bernofarm dan mengandung cilostazol.
Stazol berfungsi untuk mengatasi klaudikasio intermiten (gejala yang paling sering muncul pada penyakit arteri perifer).
Cara bekerjanya adalah dengan menghambat saling menempelnya trombosit sehingga mencegah penggumpalan darah, serta bekerja dengan memperlebar pembuluh darah.
Artikel Lainnya: 5 Makanan untuk Menghindari Penyumbatan Arteri
Keterangan
Berikut ini adalah keterangan Stazol, mulai dari golongan obat hingga estimasi harga:
- Golongan: Obat Keras.
- Kelas Terapi: Antikoagulan, Antiplatelet, dan Fibrinolitik (Trombolitik).
- Kandungan: Cilostazol 100 mg.
- Bentuk: Tablet.
- Satuan Penjualan: Strip.
- Kemasan: Box, 10 Strip @ 10 Tablet.
- Farmasi: Bernofarm.
- Harga: Rp 150.000 - Rp 170.000/ Strip.
Kegunaan
Stazol diindikasikan untuk menangani klaudikasio intermiten.
Artikel Lainnya: 8 Cara Meningkatkan Sirkulasi Darah Tubuh
Dosis & Cara Penggunaan
Stazol adalah obat keras yang harus sesuai dengan resep dokter.
Aturan penggunaan obat ini secara umum adalah sebagai berikut:
- Dewasa: 2x sehari 100 mg.
- Hentikan jika tidak ada perbaikan klinis setelah 3 bulan.
Cara Penyimpanan
Simpan di bawah 30 derajat Celsius
Efek Samping
Sejumlah efek samping yang dapat timbul selama penggunaan Stazol adalah:
- Pusing.
- Sakit kepala.
- Jantung berdebar.
- Diare.
- Mual muntah.
- Bengkak.
- Aritmia.
- Nyeri dada.
- Memar.
- Ruam.
- Perdarahan.
Jarang: kelainan hematologis termasuk agranulositosis (sumsum tulang gagal membentuk granulosit), leukopoenia (penurunan jumlah leukosit), trombositopenia (penurunan jumlah trombosit).
Berpotensi fatal: pansitopenia, anemia aplastik.
Artikel Lainnya: Ini Kebutuhan Vitamin untuk Lancarkan Peredaran Darah
Kontraindikasi
Hindari penggunaan Stazol jika punya kondisi medis berikut:
- Gagal jantung kongesif dari segala tingkat keparahan.
- Kecenderungan untuk perdarahan (misalnya retinopati diabetik proliferatif, stroke hemoragik dalam 6 bulan terakhir, dsb).
- Hipertensi yang tidak terkontrol.
- Angina pektoris yang tidak stabil.
- Serangan jantung dalam 6 bulan terakhir.
- Riwayat takikardia ventrikel.
- Gangguan hati sedang hingga berat.
- Gangguan ginjal berat.
Interaksi Obat
Obat Stazol tidak boleh digunakan bersamaan dengan beberapa obat berikut:
- Obat penghambat CYP3A4 dan CYP2C19 (misalnya ketoconazole, omeprazole), dapat meningkatkan konsentrasi plasma.
- ≥ 2 antiplatelet atau obat antikoagulan tambahan (misalnya aspirin, clopidogrel, heparin), dapat meningkatkan risiko perdarahan.
Kategori Kehamilan
Kategori C: Penelitian pada binatang telah menunjukkan efek samping pada janin. Namun, belum ada penelitian terkontrol pada wanita hamil.
Peringatan Menyusui
Belum diketahui apakah cilostazol terserap ke dalam ASI atau tidak. Hindari menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter.