Pengertian
Zoladex merupakan obat berbentuk cairan injeksi yang di produksi oleh Astra Zeneca Indonesia. Zoladex mengandung Goserelin acetate yang diindikasikan untuk terapi endokrin. Mekanisme kerja obat Zoladex adalah sebagai penghambat kuat sekresi gonadotropin hipofisis. Awalnya, menyebabkan peningkatan kadar serum FSH dan LH tetapi admin kronis akan menyebabkan penekanan berkelanjutan pada pelepasan gonadotrophin hipofisis yang menyebabkan regresi organ seks.
Keterangan
- Golongan : Obat Keras
- Kelas Terapi : Terapi Hormon Kanker atau Hormon Trofik dan Obat Sintetis Terkait
- Kandungan : Goserelin acetate 3.6 mg/depot
- Bentuk : Cairan Injeksi
- Satuan Penjualan : Syringe
- Kemasan : Dus, 1 Syringe @ 3,6 mg
- Farmasi : Astra Zeneca Indonesia
Kegunaan
Zoladex diindikasikan untuk memanupulasi hormon untuk penderita kanker prostat. Penatalaksanaan kanker payudara pada wanita pre-menopause dan pasca menopause yang cocok untuk manipulasi hormon. Endometriosis (jaringan yang seharusnya melapisi dinding rahim (endometrium) tumbuh dan menumpuk di luar rahim).
Dosis & Cara Penggunaan
Obat Keras. Harus dengan Resep Dokter.
- 1 depot di injeksikan secara subkutan ke dinding perut anterior setiap 28 hari. Endometriosis Durasi pengobatan: 6 bulan.
Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Zoladex, antara lain:
- Penurunan libido.
- Hiperhidrosis.
- Reaksi pada area injeksi.
- Kesemutan.
- Tekanan darah abnormal.
- Ruam.
- Penurunan kepadatan tulang, peningkatan berat.
- Pembesaran payudara.
- Suasana hati yang berubah.
- Depresi.
- Sakit kepala.
- Kebotakan.
- Nyeri sendi.
Kontraindikasi:
Tidak boleh diberikan pada pasien yang hipersensitif terhadap goserelin atau analog LHRH lainnya. Tidak boleh diberikan pada wanita hil dan menyusui.
Interaksi Obat:
Tdak boleh diberikan bersamaan dengan produk obat yang dikenal untuk memperpanjang interval QT atau menginduksi Torsades de Pointes.
Kategori Kehamilan:
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Zoladex ke dalam Kategori D:
Ada bukti positif risiko pada janin manusia, tetapi manfaat obat jika digunakan pada wanita hamil dapat diterima meskipun ada risiko (misalnya, jika obat tersebut diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius dimana obat-obatan yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).